Paduan Suara

Murid-Murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang saat menampilkan Paduan Suara dalam rangka Pentas Seni Dan Perpisahan

TK TA 41 Gelar Pentas Seni dan Perpisahan

murid -murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang sat pentas Tari dalam acara pentas Seni dan Perpisahan tahun ajaran 2016/2017

MANASIK HAJI

Pembelajaran Manasik Haji Kecil TKTA Tarbiyatul Athfal41 Semarang pada Tgl.8 Oktober 2015 di Islamic Center Semarang

Pentas Seni TK TA41 Semarang

murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang sat menghafal Asmaul Husna dalam acara pentas Seni dan Perpisahan tahun ajaran 2016/2017

Pelatihan Jurnalistik Muslimat NU

Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Semarang gelar pelatihan Jurnalistik Tangkal Berita HOAX

Sabtu, 14 Oktober 2017

Presiden Akan Perintahkan Kepala Daerah Alokasikan Anggaran Untuk Gaji Guru PAUD

Jakarta, PAUD dan Dikmas. "Kalau tidak ada, mana berani gubernur, bupati, dan wali kota memberikan. Tapi ini baru dua minggu yang lalu, nanti akan saya perintahkan setelah bertemu dengan gubernur, bupati, dan wali kota,” ujar Presiden Joko Widodo saat menutup pelatihan akbar guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Provinsi DKI Jakarta di Islamic Center Jakarta. Rabu (20/9) Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo terkait Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017, tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang diterbitkannya sekitar dua minggu lalu. Dengan harapan dapat dapat menjadi payung hukum untuk mengalokasikan dana bantuan bagi guru PAUD. Presiden juga menyampaikan mengenai dialog singkatnya saat berbisik-bisik dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, mengenai apakah ada tersedia alokasi dana untuk guru PAUD dan Mendikbud menjawab akan menghitung dulu, untuk ketersediaan anggaran bagi guru PAUD. Kalau ada saya perintahkan berikan segera'. Itu tahapannya seperti itu," kata Presiden Jokowi dalam acara yang juga dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan sejumlah istri anggota Kabinet Kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK). Selain berpidato Presiden juga melakukan dialog dengan para guru-guru PAUD yang hadir pada acara tersebut, beberapa guru pun antusias mencurahkan pengalaman dan nasib mereka yang kebanyakan bekerja secara sosial. Dengan imbalan yang mereka dapatkan berupa “sejuta” yang memiliki arti setia, jujur, dan takwa. (Tim Warta/MHF/KS)

Sumber:https://paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8941.html

Lomba Warnai Batik Tingkatkan Pendidikan Karakter Anak PAUD

Pekalongan, PAUD dan Dikmas - Dalam rangka mengenalkan budaya dan tradisi, sekaligus menanamkan pendidikan karakter kepada anak usia dini. Digelar lomba mewarnai batik buket yang diikuti 500 peserta dari PAUD dan TK di Kota Pekalongan. "Batik menjadi ikon dan warisan budaya Indonesia, yang telah diakui dunia. Maka dengan lomba ini kita melestarikan dan menanamkan sedini mungkin. Karena dari usia dini, akan tertanam hingga dewasa nanti," papar Djajeng, Kepala PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah, yang mewakili Dirjen PAUD dan Dikmas, pada acara pembukaan lomba mewarnai batik Buket di Kawasan Budaya Jetayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (5/10). Gelaran acara lomba mewarnai batik buket ini merupakan rangkaian acara Pekan Batik 2017. Agenda tahunan nasional dalam rangka menyambut dan memeriahkan hari batik nasional dan penetapan batik sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan Dikmas), kata Djajeng, menilai kegiatan ini menjadi momen yang sangat tepat dalam pendidikan karakter. Juga melesetarikan budaya dan tradisi khas Indonesia. "Alangkah bagusnya pendidikan dan pengenalan batik ini dimasukan sebagai bahan ajar bagi anak-anak dan pendidikan masyarakat," papar Djajeng yang juga membuka acara batik raksasa Batik di kawasan budaya Jetayu. Pekan batik ke-9 ini dimeriahkan berbagai kegiatan, dari pameran batik hingga festival batik, dalam meningkatkan promosi pariwisata, batik, kuliner dan seni budaya Indonesia.(Tim Warta/KS/TGH)


Sumber:https://paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8947.html

Dirjen PAUD dan Dikmas: Target SEAMEO CECCEP Wujudkan PAUD Universal

akarta, PAUD dan Dikmas - Kehadiran SEAMEO Ceccep sebagai lembaga pengembangan pendidikan anak usia dini dan pendidikan keluarga sangat diharapkan peran aktifnya dalam penuntasan pendidikan anak usia dini di Indonesia khususnya, umumnya di ASEAN. Pasalnya, SEAMEO Ceccep merupakan center atau pusat kajian dan pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Keluarga untuk kawasan ASEAN. “SEAMEO CECCEP dibentuk untuk merealisasikan program pertama dari 7 (tujuh) program prioritas SEAMEO, yaitu tercapainya pendidikan universal pendidikan anak usia dini (PAUD) dengan target anak-anak dari keluarga miskin, anak-anak yang tinggal di pedesaan, etnis yang termarjinalkan, serta anak-anak berkebutuhan khusus,” papar Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud, Harris Iskandar. Harris menegaskan bahwa untuk pelaksanaan SEAMEO CECCEP maka tanggal 14 September 2017 yang lalu, telah dilaksanakan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikuasakan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat dengan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan dengan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) khusus untuk bersama-sama mengelola SEAMEO CECCEP. Dengan telah diakuinya SEAMEO CECCEP, kata Harris, sebagai sebuah organisasi baru di kawasan Asia Tenggara, keberadaan Centre ini akan menjadi kebanggaan sekaligus tantangan bagi kita semua. Kebanggaan tersebut akan terwujud apabila seluruh stakeholders PAUD dan Pendidikan Keluarga dapat menjalin kerja sama untuk sama-sama menjadikan SEAMEO CECCEP besar dan berguna bagi bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara. “Diharapkan seluruh mitra PAUD dan Pendidikan Keluarga berkenan melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman seperti yang telah dilaksanakan dengan kedua perguruan tinggi tersebut. Sehingga pendidikan anak usia dini berkualitas serta pendidikan keluarga dapat terwujud di Indonesia, dan kawasan ASEAN,” harapnya. (Tim Warta/KS/Pri)

Sumber:https://paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8950.html

Senin, 05 Juni 2017

Dirjen PAUD dan Dikmas: Perempuan Penentu Arah dan Corak Negara

Jakarta, PAUD dan Dikmas - Perempuan tiang negara. Perempuan sangat menentukan corak dan mutu generasi akan datang. Perempuan memiliki peluang dan tantangan yang sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dunia dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar dalam seminar bertema "Wanita Cerdas, Negara Kuat' yang digelar oleh KOWANI dalam KOWANI Fair 2017 di Gedung Smesco Jumat (2/6).

"Untuk itu perempuan harus diberikan peranan yang tinggi dalam semua sektor pendidikan. Juga diberi kesempatan mendapat layanan pendidikan hingga perguruan tinggi," ujar Harris.

Perempuan, kata Harris, mengutip hasil survey Booz dan Company menemukan bahwa memperluas lapangan kerja bagi perempuan bisa memberi dampak langsung terhadap produk domestik bruto (PDB). Dari survei itu disebutkan, perempuan mampu memberi kontribusi peningkatan PDB hingga 5% di Amerika Serikat, bahkan dapat mencapai 9% di Jepang, 12% di Uni Emirat Arab, dan 34% di Mesir.

"Artinya, jika perempuan diberi kesempatan dan diberdayakan. Maka akan meningkatkan pendapatan negara," papar Harris.

Untuk itu, kata Harris, Ditjen PAUD dan Dikmas yang dipimpinnya harus memberi peluang besar dalam setiap program dan kegiatan. Selain karena bergerak dalam pendidikan anak usia dini, perempuan juga menjadi guru dan penentu kehidupan anak kelak.

Sementara anggota DPR RI Ceu Popong Otje Djunjunan menegaskan bahwa pendidikan bagi perempuan itu akan lebih berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bangsa ke depan.

"Memberikan pendidikan kepada perempuan itu bagai membangun sekolah. Jadi mari kita perkuat bangsa ini dengan mengasah IQ atau pendidikan kaum perempuan," pungkas politisi yang khas berbahasa Sunda itu. (Tim Warta/RSM/KS)

Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8879.html

Suryan Widati Muhadjir Effendy: Pentingnya Sinergitas Ditjen PAUD dan Dikmas dengan KOWANI Ibu Suryan Widati Muhadjir Effendy Foto Bersama di Stand Pameran Ditjen PAUD dan Dikmas dalam acara Kowani Fair 2017

Jakarta, PAUD dan Dikmas - Suryan Widati Muhadjir Effendy, mengapresiasi kegiatan KOWANI Fair. Pasalnya menegaskan peran perempuan dalam setiap lintasan perjalanan bangsa.

"71 tahun kiprah organisasi wanita ini dalam mengisi kemerdekaan menunjukkan eksistensinya. Setiap babak sejarah tak lepas dari kiprah dan partisipasi aktif kaum perempuan," ujar istri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kamis (1/6).

Terkait keterlibatan jajaran Ditjen PAUD dan Dikmas, Kemendikbud dalam acara pameran KOWANI Fair 2017. Widati menegaskan bahwa KOWANI adalah organisasi yang memiliki anggota para pengusaha dan pegiat sosial. Sehingga Ditjen PAUD dan Dikmas yang membawahi pendidikan anak usia dini dan pendidioan masyarakat ini terlibat dan ikut menyosialisasikan programnya dalam agenda nasional kaum perempuan pengusaha tersebut.

"KOWANI adalah organisasi yang sudah mapan. Bahkan di antara anggotanya memiliki dan mengelola PAUD serta pendidikan nonformal semacam kursus. Sehingga bisa semakin sinergis antara kaum perempuan atau KOWANI dengan Ditjen PAUD dan Dikmas, hal ini bisa mempercepat pelayanan pendidikan sebagaimana tema Hardiknas kemarin percepat pendidikan bermartabat dan berkualitas," papar Widati.

Bahkan menurut Widati, Ketua KOWANI Pusat Giwo Rubianto pada tahun 2016 terpilih sebagai Bunda PAUD Nasional, karena peran dan partisipasinya dalam perkembangan dan pertumbuhan Pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Seperti diketahui KOWANI Fair 2017 berlangsung selama empat hari (1-4 Juni), menggelar berbagai acara mulai pameran dan talkshow. Rencananya Dirjen PAUD dan Dikmas, Harris Iskandar akan menjadi pembicara dalam KOWANI Fair ini dengan  tema "wanita cerdas, negara kuat" bersama anggota DPR RI Ceu Popong Otje Djunjunan dan Hetifah Saefuddin pada Jumat (2/6). (Tim Warta/SBH/KS)

sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8878.html

Seditjen PAUD dan Dikmas: SPK PAUD harus terakreditasi dan Mengajukan Izin Belajar Peserta Didik Asing

Batam-PAUD dan Dikmas - Masih adanya Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) yang belum terakreditasi dan melengkapi syarat-syarat administrasi, menjadi perhatian serius Ditjen PAUD dan Dikmas. Sekretaris Jenderal PAUD dan Dikmas, Wartanto, menegaskan agar semua penyelenggara pendidikan asing atau SPK harus segera memenuhi peraturan dan perundangan, yakni terakreditasi dan terdaftar peserta didiknya pada Juli tahun 2017.

"Sesuai aturan, tolong semua penyelenggara harus memiliki izin. Coba bandingkan dengan negara lain semua harus terdaftar dan memiliki izin. Tolong semua penyelenggara mendaftarkan anak-anaknya dalam Dapodik. Saya minta pada Juli sudah clear, dan semua terdaftar dan terakreditasi," tegas Wartanto.

Wartanto juga menegaskan bahwa sebenarnya tidak ada kesulitan dalam semua proses dan tidak ada pungutan biaya.

"Kami hanya melayani dan mendata. Toh itu pun untuk kebaikan anak didik dan SPK itu sendiri karena diakui oleh kementerian. Kan kalau sudah terakreditasi, yang bangga SPK dan orang  tua siswanya," papar Wartanto.

Mantan Kepala BP PAUD dan Dikmas Semarang ini menghimbau semua penyelenggara pendidikan juga memenuhi persyaratan termasuk data pendidik. Karena terindikasi ada juga tenaga pendidik asing yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan.

"Segera laporkan, dan tidak ada biaya apa pun. Mohon hargai dan laksanakan regulasi pendidikan, toh buat kebaikan semua. Anak didik, tenaga pendidik dan penyelenggara pendidikan," pungkas Wartanto.

Untuk pengawasan dan pembinaan di daerah, maka pihak penyelenggara bisa memanfaatkan atau mendatangi semua UPT PAUD dan Dikmas dan dinas pendidikan kab/kota di daerah masing-masing.(Tim Warta/ARF/KS)


Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8874.html

Rabu, 10 Mei 2017

TK.TA.41 Gelar Pentas Seni Dan Perpisahan Di Hadiri Ketua NU Semarang

 Semarang.-Pendidikan Taman Kanak- Kanak (TK) Tarbiyatul Athfal 41 Semarang menggelar acara perpisahan bagi anak- anak didiknya tahun ajaran 2016 / 2017 di balai  Kelurahan Gemah ,Kec,Pedurungan Semarang Sabtu (6/5/17) lalu.
Acara yang diikuti puluhan anak, orang tua murid,Guru,serta segenap pengurus yayasan sekolah ini, diisi dengan berbagai acara hiburan. diantaranya, menyanyikan lagu Mars NU Hubbul Wathon bersama, dan  pentas seni  tari  yang di ikuti seluruh siswa TK secara bergantian .
Turut hadir dalam acara tersebut yakni,Ketua NU Semarang Drs.H Anasom ,M.Hum ,Ketua IGTKM NU Semarang Hj. Abu Hanifah S Pd ,Ketua Yayasan TK Tarbiyatul Athfal 41 Hj,Rohmatun, serta penyelenggara Hj ,Dra Fatonah dan  para tamu undangan .
Alif Wahdah S.Ag, selaku Kepala Sekolah TK Tarbiayatul Athfal 41 Semarang dalam sambutannya menyampaikan,acara perpisahan dan  pentas seni ini di selenggarakan dalam rangka bersilaturrohmi kepada seluruh orang tua murid dan sebagai pelepasan murid TK B kepada orang tua untuk kemudian nantinya melanjutkan ke pendidikan di jenjang selamjutnya. 
Di katakanya ,sedianya acara perpisahan akan diselenggarakan pada  bulan  Juni namun dikarenakan bulan tersebut  bertepatan  dengan  bulan Suci  Ramadhan  sehinga acara di majukan.
Meski demikian lanjut Alif mengingatkan ,setelah acara perpisahan ini di gelar anak didiknya tetap di anjurkan untuk masuk  mengikuti pejelajaran seperti biasannya  mengingat pembagian Ijasah maupun Raport  Semester baru akan di bagikan pada  17 juni 2017 mendatang.
“selanjutnya kami para  Guru ,pengasuh TK TA 41  Semarang mohon maaf sebesar besarnya  jika  dalam mengasuh ,mendidik  masih kurang memenuhi harapan bapak ibu semua “jelasnya.
Selain itu  Alif menambahkan, TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang  baru-baru ini juga berhasil  memperoleh juara harapan dua terkait pentas Seni  yang di selenggarakan oleh  IGTKM  muslimat NU se- Kota Semarang.”prestasi  ini perlu kami syukuri mengigat sudah 10 thn tidak juara,harapan kami ini semoga bisa menjadi semangat  kedepan agar lebih bak lagi “pungkasnya.
Di tempat yang sama Ketua IGTKM NU Semarang Hj. Abu Hanifah S.Pd mengucapkan ucapan selamat  kepada segenap jajaran pengurus TK TA 41 Semarang  yang telah mengikuti pentas seni   yang di selenggarakan  IGTKM Semarang  beberpa waktu lalu sehingga bisa memperoleh Juara ,walaupun menurutnya di TK NU juga telah mengembagkan pentas seni lewat tari  dan sebagainya  kata dia pentas seni  saat ini merupakan sebagai kebutuhan.
Selain itu ,Hanifah  juga menyampaikan kepada semua wali murid  yang hadir agar  tidak  hawatir  menyekolahkan putra putrinya di TK muslimat NU dikarenakan  kata dia di NU selain  pendidikan Nasional juga di terapkan pendidikan Agama ,mendidik secara Ahlakul karimah,berbudi pekerti  yang baik sesuai  ajaran  Islam sebenarnya .
“kami sampaikan kepada bapak ibu wali murid semuanya  jangan hawatir putra  putrinya sekolah di taman pendidikan muslimat NU ,karena sudah terbukti  di sisini mempunyai ke unggulan-keggulan  yang tidak di miliki oleh sekolah lainyanya . selain pendidikan Nasional di sini juga  ada pendidikan Agama “. Jelas Hanifah .
Sementara itu Ketua NU semarang Drs, H. Anasom M.Hum yang juga berkesempatan hadir dalam acara tersebut menyampaikan ,Bahwa TK Tarbiyatul Aftal  Muslimat NU di Kota semarang jumlahnya ada 61 dan semuanya hebat ,namun menurutnya yang paling hebat  adalah TK Tarbiyatul Athfal 41 yang berada di kelurahan Gemah. “karena acarannya di hadiri oleh Ketua NU”Guraunya .
untuk itu  Ia  mendorong pada semua wali murid agar memasukan putra putrinya di TK TA 41 Semarang
“ tadi kami  menyaksikan  pentas seni  anak -anak ini sangat hebat dan luar biasa sekali tidak ada di tempat lain  yang ada hanya di TK TA 41 Gemah Semarang ,untuk itu mari bapak ibu anak ,cucu  panjenengan semua di masukan ke TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang “,kata  Anasom.
Menurut Anasom,TK Tarbiyatul Atfal  itu di kelola oleh muslimat NU  dan untuk kurikulumnya kata dia memadukan  antara   anak-anak  nanti supaya semangat beragama  akan tetapi juga semangat berkreatifitas .
“jadi kurikulumnya menyatukan semua itu, dan tadi sudah kita saksikan bersama bahwa anak –anak kita pintar menari tetapi sekaligus juga bisa hafalan Jus Amma ,bisa hafal  Asmaul Husna ,dan lain sebagainya,ini harus  menjadi sasaran dan tujuan utama  bagi para orang tua untuk mendidik anak –anak kita jangan sampai anak kita tidak seimbang di dalam pendiikanya sehinggga ,harus ada Visi   pendidikan Agama akan tetapi juga Visi yang mendidik Anak menjadi seorang kreatif “. urainya.
Di masa depan tambah Aanasom ,nantinya anak –anak yang punya kemampuan Agama serta kemampuan kreatifitaslah  yang akan bisa hidup dan eksis di masyarkat .karena  kata dia dunia persaingan  nanti akan sangat luar biasa sehingga sejak dini  pendidikan mulai dari Paud maupun TK  sudah harus di dasari pendidian baik agama mupun pendidikan Non Agama.
“kratifitas itu akan memupuk,dan menyasar pada otak anak-anak supaya di masa depan nantinya menjadi anak –anak yang kreatif  karena di masa depan hidup bersaing bersama generasi –generasi yang lain ‘Pungkasnya .**





Rabu, 26 April 2017

Anak TK Cukup Minum 2 Gelas Susu per Hari

Banyak orangtua yang merasa puas ketika buah hatinya bisa menghabiskan bergelas-gelas susu. Namun, minum susu ada batasannya lho. Menurut penelitian terbaru di Amerika Serikat, anak usia empat tahun yang minum tiga atau lebih gelas susu per hari bisa sedikit mendorong tinggi badan namun cenderung membuatnya kelebihan berat badan alias obesitas.

Menurut para peneliti yang terlibat dalam studi terhadap 9000 anak-anak ini, dua gelas susu per hari sudah cukup bagi anak usia empat tahun.

"Kami sangat terkejut dengan indeks massa tubuh anak-anak usia empat tahun yang minum susu dengan jumlah banyak," terang pemimpin penelitian ini sekaligus dokter anak di  University of Virginia di Charlottesville, dr. Mark DeBoer.

"Melihat hasil data tingginya obesitas pada anak, kami merekomendasikan anak-anak usia empat tahun untuk minum dua porsi susu per hari untuk mencegah kenaikan berat badan yang tentunya tidak sehat seperti yang diungkapkannya kepada Reuters Healthseperti dikutip laman Huffington Post, Senin (5/1/2015).

Penelitian ini memeriksa bagaimana pola konsumsi susu 8.950 anak selamat empat tahun pertama dengan cara mewawancarai orangtua. Penelitian ini kemudian meneliti 7.000 anak usia lima tahun.

Hasilnya sekitar 53 persen anak-anak minum susu lebih dua hingga tiga gelas susu per hari. Lalu, 16 persen diantaranya merupakan anak usia empat tahun yang memiliki berat badan berlebih.

Penelitian serupa yang pernah dilakukan seorang dokter anak dan peneliti dari St. Michael's Hospital Toronto, dokter Jonathon Maguire pun selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh DeBoer. Penelitian yang dilakukan oleh Maguire menyatakan bahwa dua gelas susu per hari cukup untuk memenuhi kebutuhan Vitamin D dan zat besi untuk anak-anak. "Susu adalah sumber kalor dan lemak penting bagi anak-anak, tapi jika berlebihan mengonsumsinya bukan hal baik," ungkapnya

"Sehingga studi ini menekankan bahwa dua gelas susu per hari sudah ideal untuk pertumbuhan anak serta menghindari masalah kesehatan berat badan berlebih," tambah Maguire.

Dumber: liputan6.com

Waktu Tidur yang Teratur Cegah Anak Alami Obesitas

Peneliti menemukan hubungan antara rutinitas sehari-hari, seperti emosi dan berat badan dengan mempelajari kebiasaan hampir 11 ribu anak Inggris yang lahir antara tahun 2000 dan 2002.

"Penelitian ini memberikan lebih banyak bukti, rutinitas pada anak-anak usia prasekolah dikaitkan perkembangan anak serta usaha mengurangi kemungkinan anak-anak mengalami obesitas di masa depan," kata Dr Sarah Anderson, seorang profesor di Ohio State of Public Health, Amerika Serikat, ditulis pada laman The Telegraph, Senin (24/4/2017).

Penelitian ini dipublikasikan diInternational Journal of Obesity pada 24 April 2017. Peneliti mengevaluasi tiga rutinitas rumah tangga pada anak-anak berusia tiga tahun.

Kategori penelitian dilihat dari waktu tidur biasa yang teratur, waktu makan, dan apakah orangtua membatasi menonton televisi. Kemudian apakah anak menonton televisi hingga satu jam atau kurang tiap hari.

Sumber: liputan6.com

Senin, 24 April 2017

Minta Gambar Pahlawan Dipasang, Mendikbud: Idolanya Jangan Doraemon

Jakarta, PAUD dan Dikmas - Seperti yang dilansir dari kanal berita detik.com, untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme, Mendikbud Muhadjir Effendy meminta agar gambar pahlawan nasional dipasang di dinding kelas. Agar siswa bisa meneladani karakter para pahlawan.

"Iya untuk meneladani. Biar idolanya pahlawan nasional, jangan idolanya Doraemon," kata Muhadjir dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (23/4/2017).

Selain gambar pahlawan, sekolah juga diminta memasang teks Pancasila dan juga foto Presiden dan Wakil Presiden. Muhadjir meminta Pancasila dan gambar pahlawan nasional jangan hanya ditempel, namun juga dihayati.

"Ini kan salah satu cara saja. Tidak boleh sekadar menempel. Menanamkan nilai kepada anak itu kan harus dalam bentuk contoh. Ada keteladanan dari pihak guru. Kemudian juga pembiasaan," ujar Muhadjir.

Permintaan pemasangan gambar pahlawan itu tertuang dalam surat edaran bernomor 21042/MPK/PR/2017 dan bertanggal 11 April 2017 itu itu ditandatangani langsung oleh Mendikbud Muhadjir Effendy. Surat ini ditujukan untuk kepala-kepala dinas pendidikan di daerah.

Dalam surat itu juga disebutkan, siswa diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi di ruang kelas. Seusai kegiatan belajar mengajar, siswa diminta menyanyikan salah satu dari lagu kebangsaan.

"Menyanyikan Indonesia Raya itu dalam rangka pembiasaan. Mestinya kemudian gurus harus disertai dengan penjelasan makna dari lagu Indonesia Raya itu bait per bait dan seterusnya," kata Muhadjir. 

Muhadjir mengatakan surat edarannya itu merupakan bentuk penyempurnaan dari kebijakan-kebijakan sebelumnya. Selain itu surat itu ditujukan untuk memantabkan semangat cinta tanah air dan nasioalisme.

"Untuk lebih memantabkan pembinaan cinta tanah air dan rasa nasionalisme. Itu menjadi bagian atau target dari 18 karakter. Di dalamnya ada cinta tanah air dan semangat bela negara," kata Muhadjir.

Berikut isi dari surat tersebut:

Yth. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi/Kabupaten/Kota
di Seluruh Indonesia

Menindaklanjuti arahan Presiden RI untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan sebagai implementasi dari Nawacita yang dicanangkan melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), kami mengharapkan bantuan Saudara untuk mendorong upaya penguatan pendidikan karakter pada seluruh jenis dan jenjang pendidikan antara lain mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan petunjuk teknis lainnya.
Selanjutnya untuk membangun/membangkitkan nasionalisme dan patriotisme, kami memgharapkan Saudara dapat menginstruksikan kepada seluruh satuan/lembaga pendidikan/sekolah baik di tingkat PAUD/SD/SMP/SMA/SMK untuk : 
1. Memasang Naskah Pancasila, Foto Presiden RI dan Wakil Presiden RI di setiap ruang kelas serta beberapa foto Pahlawan Nasional dalam bingkai/pigura yang baik dan rapi.
2. Menyiapkan setiap kelas agar menyanyikan lagu Indonesia Raya di setiap pagi awal Kegiatan Belajar 
Mengajar (KBM) dan menyanyikan salah satu lagu kebangsaan/nasional sebelum pulang. 

Demikian disampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. 


Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8834.html

Wawasan Keterampilan Diharapkan Ada dalam Materi UNPK

Semarang, PAUD dan Dikmas - Seksi Kurikulum dan Penilaian pada Dinas Pendidikan Kota Semarang, Ahmad Juri memberikan masukan terkait penjadwalan ujian kesetaraan pendidikan Paket C melalui Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK).

Ahmad Juri mengatakan bahwa, jadwal pelaksanaan UNPK sebaiknya di lakukan pada hari biasa. Pasalnya, kata dia, para peserta sebagian besar memiliki pekerjaan. Bila pelaksanaan UNKP pada hari biasa, pihaknya akan memberikan surat rekomendasi ke perusahaan agar para peserta yang berstatus sebagai pekerja diberikan waktu untuk mengikuti ujian.

"Jika hari libur seperti sekarang ini yang ditakutkan banyak peserta tidak bisa hadir mengikuti ujian, untungnya tingkat kehadiran peserta UNKP di Kota Semarang tahun ini sangat memuaskan yaitu hampir 96 persen," jelasnya di sela penutupan UNPK bagi peserta ujian kesetaraan pendidika Paket C di SMPN 39 Semarang pada Minggu (23/04/2017).

Sementara, terkait materi ujian, dirinya juga memberikan masukan agar pada ujian kesetaraan pendidikan Paket C selanjutnya ditambahkan materi wawasan yang berhubungan langsung dengan para peserta yaitu sisi life skill(keterampilan-red). Materi ketrampilan perlu ditambahkan dalam ujian, tujuannya bisa untuk bekal para peserta nanti jika telah lulus.

"Peserta bisa memetik hasil dari materi wawasan ketrampilan jika dimasukan ke dalam lembar soal. Peserta bisa  mengaplikasikannya nanti bila belum mendapat pekerjaan tetap. Materi itu saya rasa bisa di masukan ke dalam kurikulum nasional sebagai dasar ujian kesetaraan Paket C," harapnya. (Tim Warta/ROY/KS)

Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8833.html

Sabtu, 22 April 2017

151 Siswa Paket C Ikuti UNBK di Kota Yogyakarta

Yogyakarta, PAUD dan Dikmas - Pelaksanaan Ujian Nasional Kesetaraan (UNPK) paket C di wilayah Yogyakarta digelar di empat sekolah negeri dengan menggunakan 31 ruang kelas.

 

Menurut ketua panitia pelaksana ujian Sudijarto, peserta ujian sebanyak 411 siswa, terdiri 151 mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan sekitar 260 peserta mengikuti ujian berbasis kertas pensil (UNKP).

 

"Alhamdulillah antusias peserta didik sangat tinggi. Meski kehadiran untuk ujian IPS sebanyak 74.8 persen. Itu pun karena sakit dan bentrok dengan pekerjaan peserta didik yang tidak bisa ditinggalkan," ungkapnya.

 

Sementara itu peserta ujian, kata Sudijarto, rata-rata peserta didik paket C adalah putus sekolah karena biaya dan bisa meneruskan sekarang. Dengan peserta tertua berusia 45 tahun dan 43 tahun.

"Rata-rata usia peserta didik kisaran 19-25 tahun. Semoga ujian gelombang kedua Oktober nanti bisa melalui UNBK semua," pungkasnya. (Tim Warta/Slamet/KS)


Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8826.html

Peserta UN Kesetaraan Paket C di Semarang Optimis Lulus

Semarang, PAUD dan Dikmas - Sebanyak 28 Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) dan 1 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kota Semarang mengikuti Ujian Nasional pendidikan kesetaraan paket C gelombang pertama berbasis kertas dan pensil tahun pelajaran 2016 - 2017.

 

Pelaksanaan UN kesetaraan pendidikan paket C yang di ikuti 28 PKBM dan 1 SKBM di bagi menjadi dua tahap. Jadwal tahap pertama di laksanakan pada Sabtu dan Minggu (16-17/04/2017). Sementara tahap kedua di lakukan pada Sabtu dan Minggu (22-23/04/2017) bertempat di SMPN 39 Kota Semarang.

 

Ahmad Juri selaku Seksi Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Kota Semarang mengatakan bahwa, apabila di total dari PKBM dan SKB tahun ini yang mengikuti UNKP sebanyak 29, untuk total peserta berjumlah sebanyak 170 orang. 

 

"Untuk jumlah ruangan kita bagi menjadi 9, dan masing masing ruangan diisi mulai dari 16 sampai 20 peserta ujian kesetaraan Paket C," jelasnya.

 

Lanjut dia, PKBM sejauh ini belum memiliki fasilitas yang memadai untuk pelaksanaan ujian pendidikan kesetaraan sehingga untuk pelaksanaannya masih menginduk ke sekolah negeri seperti di SMPN 39 Kota Semarang.

 

"Harapan saya nanti PKBM memiliki tempat beserta fasilitas yang memadai untuk menggelar sendiri UN kesetaraan kedepannya," tandasnya.

 

Sementara itu, salah satu peserta UN Kesetaraan pendidikan Kejar Paket C, Nurul Hidayati (23) asal Desa Wonorejo, Kecamatan Ngawian dari PKBM Bina Ilmu menuturkan, tujuan ikut ujian kesetaraan lantaran dirinya tidak menamatkan sekolah SMA nya.

 

"Jadi, saya ikut ujian kesetaraan karena dulu pas SMA tidak lulus karena terbentur masalah ekonomi, dan saat ini membutuhkan ijazah setara SMA guna mencari pekerjaan. Rata rata perusahaan atau pabrik kan nerimanya lulusan SMA sehingga saya ikut ujian ini," tuturnya.

 

Senada dengan itu, Maessie Vania Agustin Bumuluh (17) asal kelurahan Ringin Telu, kecamatan Ngalian mengatakan bahwa, pendidikan terakhir yang ditempuh saat itu hanya sampai kelas 2 SMA akibat mengalami sakit cukup lama sehingga tidak menyelesaikan sekolahnya hingga lulus. Ketika ditanya apakah yakin akan lulus ujian kesetaraan pendidikan Paket C, ia pun mengaku optimis bakal lulus. Namun dirinya mengaku sedikit mendapat kendala pada dua mata ujian yaitu matematika dan ekonomi.

 

"Waktu itu saya sakit, jadi hanya sampai kelas 2 SMA. Sekarang ini saya butuh ijasah SMA untuk melanjutkan kuliah. Sejauh ini untuk mata ujian hanya matematika dan ekonomi yang agak sulit, selebihnya tidak ada kendala," pungkasnya. (Tim Warta/ROY/KS)


Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8825.html

Ditjen PAUD dan Dikmas Akan Tindak Tegas SPK PAUD Yang Tidak Taati Atu

 Lombok, PAUD dan Dikmas - Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan DIKMAS) akan menindak tegas lembaga penyelenggara PAUD jika tidak memenuhi syarat akreditasi dan administrasi. Tak terkecuali Satuan Pendidikan Kerja Sama Pendidikan Anak Usia Dini (SPK PAUD).

Hal itu ditegaskan Wartanto, Sekretaris Jenderal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masayarakat (Sesditjen PAUD dan Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam sambutan pembukaan Sosialisasi Kerja Sama Program PAUD dan Dikmas Regional Timur di Lombok, Kamis (20/4).

"Kami akan tegakan peraturan, sesuai instruksi Pak Menteri agar semua satuan pendidikan untuk segera terakreditasi. Terutama masih banyak lembaga SPK PAUD yang belum memberikan laporan," ungkap Wartanto.

Pihaknya, kata Wartanto, akan melakukan teguran hingga tiga kali berturut-turut. Jika tidak mengindahkan aturan maka Ditjen PAUD dan Dikmas akan melakukan tindakan hingga menutup lembaga pendidikan tersebut.

"Kami akan layangkan surat hingga tiga kali. Jika tetap tidak memenuhi administrasi dan laporan rutin, maka kami tidak akan sungkan untuk menutupnya," tegas Wartanto.

Dalam acara sosialisasi yang diikuti 80 lembaga PAUD WNA, terungkap baru 5 SPK PAUD yang sudah terakreditasi dari 158 SPK PAUD di seluruh Indonesia.

Sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 31 tahun 2014, dan Peraturan Dirjen PAUD dan Dikmas nomor 148 tahun 2014 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan oleh Lembaga Pendidikan Asing di Indonesia. Maka seluruh lembaga pendidikan, termasuk SPK PAUD wajib mengajukan akreditasi dan melakukan laporan tahunan. (Tim Warta/Pri/KS)

Acara yang dibagi dalam dua wilayah, yakni Wilayah Regional Timur yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 21-24 April 2017. Sedangkan Wilayah Regional Barat akan digelar di Batam pada 17 - 19 Mei 2017 mendatang. Untuk wilayah Regional Timur diikuti sekitar 130 peserta dari provinsi Papua, NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, dan Sulawesi Tenggara.

Ditjen PAUD dan Dikmas Gelar Sosialisasi Kerja Sama Regional Timur

Lombok, PAUD dan Dikmas - Guna mensosialisasikan perpanjangan izin penyelenggaraan, akreditasi, dan izin belajar peserta didik asing pada SPK PAUD, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan DIKMAS) menggelar Sosialisasi Kerja Sama Program PAUD dan Dikmas.

Menurut Kabag Umum dan Kerja Sama, Setditjen PAUD dan Dikmas, Triana Januari, bahwa setiap lembaga pendidikan harus memenuhi standar dan mengikuti aturan pendidikan yang berlaku. Sehingga dengan acara ini, kata Bu Tri biasa disapa, memberikan arahan dan kemudahan bagi lembaga pendidikan yang memberikan layanan pendidikan bagi WNA.

"Ini sesuai instruksi Presiden Jokowi dan Mendikbud agar memberi kemudahan dalam investasi dan berbagai layanan untuk kepentingan bangsa. Kami gelar acara ini untuk seluruh lembaga yang melayani pendidikan bagi WNA," papar Tri.

Acara sosialisasi ini dibagi dalam dua wilayah, yakni  Regional Timur yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 20-22 April 2017. Sedangkan Regional Barat akan digelar di Batam pada 17 s.d 19 Mei 2017 mendatang. (Tim Warta/RHD/KS)

Jumat, 17 Maret 2017

Mendikbud Larang Siswa Melakukan Skip Challenge

Bandung, PAUD dan Dikmas. Maraknya aktivitas berbahaya yang dilakukan dan dibagikan oleh para siswa dimedia sosial telah menimbulkan keprihatinan, bahkan aktivitas yang dilakukan oleh para siswa tersebut dilarang oleh Praktisi Kesehatan. Karena dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak dan berakibat fatal, seperti terjadinya kerusakan otak atau kelumpuhan organ-organ vital lainnya

“Permainan Skip Challenge sangat berbahaya bagi siswa, dan ini harus diberikan larangan keras, Guru dan Kepala Sekolah perlu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah”, ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat melakukan kunjungan kerja di Bandung. Jum’at (10/3)

Perlu dipahami bagi para siswa, kata Mendikbud, permainan tersebut sangat membahayakan jiwa siswa, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. “Apa yang dilakukan sewaktu muda, akan memberikan dampak saat sudah tua. Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa,” jelasnya.

Mendikbud berharap para siswa di bawah bimbingan guru dan kepala sekolah tidak melakukan tindakan yang  berbahaya dan tidak mendukung masa depan. “Lakukan aktivitas yang positif dalam mengekspresikan diri. Aktivitas siswa saat-saat jam istirahat dan jam pulang sekolah perlu menjadi perhatian sekolah. Aktivitas yang membahayakan harus segera diberhentikan,” pesan Mendikbud Muhadjir.

Mendikbud juga mengajak orang tua dapat lebih aktif berkomunikasi dan memantau aktivitas anak-anaknya. Disampaikannya, peran orang tua untuk memberikan pemahaman tentang risiko aktivitas berbahaya seperti skip challenge sangatlah penting. (Tim Warta/KS/MHF/PRI)



Sumber :https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8794.html

Sembilan Ormas Perempuan Gelar Peringatan Hari Perempuan Internasional

Jakarta, PAUD dan Dikmas. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar mengapresiasi dan mendukung penuh pernyataan sikap yang disampaikan sembilan ormas perempuan yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Cinta Pendidikan pada peringatan Hari Perempuan Internasional, bekerja sama dengan Kemendikbud RI. Gerakan Perempuan Cinta Pendidikan diwujudkan dengan kepedulian pada kemajuan pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat yang masih sangat memerlukan peran aktif dan perjuangan kaum perempuan Indonesia dalam mencerdaskan bangsa.

“Saya sangat senang sekali dengan inisiatif ibu-ibu sekalian memajukan program-program pendidikan PAUD dan Dikmas,” papar Dirjen Harris Iskandar saat memberikan sambutannya di depan peserta dialog interaktif yang mengambil topik terkait PAUD dan Dikmas, di Graha Utama, Kemendikbud, Jakarta (8/3/2017).

Harris menyampaikan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Selain bonus demografi yang harus dijawab dengan produktivitas, Indonesia menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Lanjutnya, dalam upaya mencapai target-target Sustainable Development Goals (SDGs), pemerintah membutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari mitra-mitra strategis. Ia mengungkapkan bahwa para ibu dan organisasi perempuan merupakan mitra strategis Kemendikbud.

Adapun setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional sejak 1913 silam. Tahun 2017 peringatan Hari Perempuan Internasional mengambil tema ‘Be Bold for Change’. Indonesia menempati peringkat 88 untuk kesetaraan jender untuk negara-negara di dunia (data World Economic Forum tahun 2016).

Masih jamak ditemui ketimpangan terhadap perempuan yang berada pada daerah terpencil dan termarjinalisasi. Peran pendidikan menjadi sangat penting untuk mengubah kondisi tersebut. “Pendidikan merupakan alat perubahan yang tepat dan strategis untuk mewujudkan kesetaraan jender dan hak-hak perempuan,” tutur Christina Aryani, Ketua Penyelenggara dialog interaktif dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional.

Dirjen PAUD dan Dikmas menyampaikan pentingnya investasi pada pendidikan usia dini, khususnya masa pre-natal atau masa dalam kandungan bunda. “Bukti-bukti empirik menunjukkan pentingnya program PAUD pada investasi sumber daya manusia,” ujar Harris.

Perempuan Indonesia Wujudkan Pendidikan Yang Lebih Maju, Adil, Tanpa Diskriminasi

Tiga poin pokok pernyataan sikap yang disepakati sembilan ormas perempuan pagi ini adalah upaya individu maupun kelompok agar perempuan miskin dan kaum marjinal dapat mengenyam pendidikan; agar perempuan dapat memperoleh pendidikan luar sekolah sepanjang hayat agar anak-anak perempuan dan remaja perempuan bisa mendapatkan kesempatan yang setara untuk mengembangkan potensinya dan melanjutkan pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi.

200 Perempuan dari sembilan perwakilan ormas perempuan yang hadir dalam kegiatan dialog interaktif, yakni Gerakan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Komunitas Gerakan Peduli Anak Indonesia (KUGAPAI), Persatuan Istri Insinyur Indonesia (PIII),, Pengajian Al-Hidayah, Yayasan Penyayang Perempuan Indonesia, Wanita Pelopor Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia (WPPKBI), Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI), dan Pasundan Istri (PASI).

“Perempuan adalah pendidik utama dan pertama di dalam keluarga. Kalau perempuan tidak cerdas, tidak pandai, maka ia tidak dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas,” ujar anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Marlinda Irwanti yang menghadiri kegiatan dialog interaktif ini. (Tim Warta/KS/RN/BB)


Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8793.html

Status PNS 22 UPTD BPKB Resmi Beralih Fungsi

akarta, PAUD dan Dikmas. Status Pegawai Negeri Sipil (PNS) diduapuluh dua Unit Pelaksana Teknis Daerah (UTD), Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi (BPKB) resmi beralih fungsi menjadi PNS pusat, usai ditanda tangani Surat Keputusan (SK) pengalihan PNS Provinsi pada BPKB.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Sekertaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sekjen Kemdikbud) Didik Suhardi, bersama dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Aria Wibisana, Kamis (23/2) di Ruang Pertemuan Gedung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Jakarta.

Dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usi Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar, bersama Wartanto selaku Sesditjen PAUD dan Dikmas, serta para pejabat dilingkungan Kemdikbud dan perwakilan UPTD BPKB Provinsi. Acara penandatangan tersebut berjalan lancar dan penuh khidmad.

Dari 640 PNS di 22 UPTD BPKB yang diajukan oleh Kemdikbud dan SK yang sudah diproses dan diterima oleh BKN, tersisa 30 orang PNS yang masih dalam masa peralihan status kepegawaiannya. Pengalihan fungsi tersebut telah dilaksanakan sejak tanggal 26 Agustus 2016, berdasarkan Peraturan Kepala (Perka) BKN Nomor 19 Tahun 2016.

Sesuai dengan Amanat Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 terkait pembagian urusan Pemerintahan di bidang pendidikan, dan rencana 640 PNS tersebut, akan dilantik langsung oleh Muhadjir Effendy selaku Mendikbud. Adapun 22 UPTD BPKB Provinsi yang beralih fungsi, yaitu :

Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, Provinsi Banten, Provinsi Lampung, Provinsi DI. Yogyakarta, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Selanjutnya Provinsi Gorontalo, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Bali, Provinsi Maluku, dan Provinsi Maluku Utara.


Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8792.html

Selasa, 14 Maret 2017

Ratusan Murid TK Ini Takjub Lihat Pementasan Wayang Orang di TBRS

Foto:Siswa TK Tarbiyatul Athfal 41 berbaur dengan murit  TK Lainya di dampingi Guru kelas menyaksikan Pentas wayang orang di TBRS Semarang .


Ratusan siswa TK menyaksikan pertunjukan wayang orang di Gedung Wayang Orang Ngesti Pendowo, Taman Budaya Budaya Raden Saleh (TBRS), Selasa (14/3). Sebanyak 3.000 siswa dari 76 TK di Kecamatan Pedurungan tampak antusias menyaksikan adegan demi adegan yang diperankan oleh Wayang Orang Ngesti Pandowo ,tak terkecuali murid-murid TK Tarbiyatul Athfal 41 semarang juga antusias melihat pentas .

Kepala Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Pedurungan, Sri Yusriyanti mengatakan, untuk mengenalkan budaya Jawa tidak bisa dilakukan hanya di dalam kelas. “Kalau TK kan ada namanya Outing Class (belajar di luar kelas), jadi kita ajak ke sini seperti nonton wayang agar  supaya melestarikan budaya Jawa Tengah,” ujar Sri.

Gemuruh sorakan ribuan anak terdengar tatkala tirai pergantian adegan digulungkan. Riuh suara tepuk tangan dari bocah-bocah TK meramaikan pertunjukan wayang orang ini.

“Ya bagus sekali mas responnya anak-anak, mereka seneng, selain untuk membentuk karakter anak-anak,” ujar Sri.

Sementara itu dengan diadakannya pembelajaran seperti ini, diharapkan dapat menanamkan rasa cinta anak-anak terhadap budaya Jawa. “Siapa tahu dari 3000 anak ini separo (setengah) akan menyukai wayang orang kan hebat,” tambah perwakilan UPTD Pedurungan Dinas Pendidikan Kota Semarang, Hariyono.

Ia juga mengharapkan di era digital seperti ini, anak-anak tetap masih mengenal budaya Jawa seperti wayang orang.*


Minggu, 05 Februari 2017

2017 paud Zona Bebas Korusi

Padang, PAUD dan Dikmas - Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud, Harris Iskandar menegaskan bahwa direktorat jenderal yang dipimpinnya berkomitmen untuk menjadi zona bebas korupsi dan menjadi lembaga yang memiliki tata kelola anggaran yang transparan dan akuntabel.
 
"Daya serap anggaran PAUD dan Dikmas 92,1 persen pada tahun lalu. Hal ini menjadi modal untuk langkah di tahun 2017 ini. Sehingga kami berkomitmen menjadikan Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas sebagai zona bebas korupsi," papar Harris saat pembekalan peserta Rakornas Program PAUD dan Dikmas di Padang, Rabu (1/2). Menurut Harris, Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas, menjadi salah satu instansi yang berkomitmen dalam tata kelola anggaran bersama dua unit utama lainnya yakni Inspektorat Jenderal dan Sekretariat Jenderal Kemendikbud. Harris pun menghimbau agar jajarannya untuk berlaku "Sajuta" dalam melaksanakan program. Hindari pungli dan berikan anggaran sesuai rencana dan alokasi.
 
"Setiap hari kita harus memperlakukan sajuta: sabar, jujur dan taqwa. Berikan kemampuan kita semaksimal mungkin, layani masyarakat dengan sabar dan taqwa. Bukan hanya tim Cyber pungli tapi Tuhan pun akan melihat apa yang kita perbuat. Jauhi pungli," amanat Harris. Selain itu, Harris menguraikan delapan kebijakan dalam pengelolaan progran dan anggaran. Di antaranya Di antaranya program keterampilan dan vokasional, program satu desa satu PAUD, program keaksaraan di kantong-kantong 3 T, peningkatan kualitas lembaga pendidikan mulai dari PAUD, PKBM dan lembaga kursus. Memperkuat UPT dalam menjalankan tugas dan model yang efektif. (Tim KS/Warta/Padang)

Kamis, 19 Januari 2017

Dirjen PAUD dan Dikmas Instruksikan berhati-hati dalam melaksanakan program & Kegiatan

akarta, PAUD dan Dikmas. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar, mengintruksikan kepada seluruh pejabat dilingkungan Ditjen PAUD & dikmas agar berhati-hati dalam melaksanakan program & Kegiatan, sehingga di tahun 2017 tidak ada temuan.

“Supaya tidak ada temuan pada tahun 2017 dalam setiap eksekusi program dan kegiatan, harus berhati-hati dan mengikuti peraturan yang ada, ujar Harris Iskandar saat memimpin Rapat Kerja Pimpinan di Lingkungan Ditjen PAUD dan Dikmas. belum lama ini.

Pada rapat tersebut Harris juga meminta agar para pejabat cdermat dalam menyusun program dan kegiatan, hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya pemotongan anggaran dari Kementerian Keuangan nantinya. Dan menginformasikan kepada Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), terkait pengalihan status kelembagaannya menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) PAUD dan Dikmas.

Selain merefleksi program dan kegiatan tahun 2016 setditjen, rapat kerja yang diselenggarakan di ruang sidang utama Ditjen PAUD dan Dikmas gedung E Lt. III. Turut pula membahas mengenai peningkatan mutu kinerja pegawai dan pimpinan, serta penataan kebutuhan kerja Direktorat Jenderal akan pegawai honorer atau off sourching

Disampaikan oleh Wartanto selaku SesDitjen PAUD dan Dikmas, program dan kegiatan Ditjen PAUD dan Dikmas Tahun 2016 telah berjalan dengan lancar. meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, program dan kegiatan Ditjen PAUD dan Dikmas Tahun 2017 harus berjalan lebih baik dibandingkan tahun 2016. (KS/Tim Warta/MHF/Pri)


Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8760.html

Mendikbud Lantik 3 Pejabat Ditjen PAUD dan Dikmas

Jakarta, PAUD dan Dikmas. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhandjir Effendy, melantik 3 pejabat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), bersama dengan 14 pejabat lainnya di lingkungan Kemdikbud.

Ketiga pejabat tersebut adalah : Hadiyana sebagai Kepala Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Regional VI Papua, Budi Setiono sebagai Kepala Seksi Informasi dan Kemitraan Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Regional VI Papua, dan Erni Amin sebagai Kepala Sub Bagian Umum Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Regional VI Papua.

Pada acara yang dihadiri seluruh pejabat dilingkungan Kemdikbud dan undangan, acara yang diselenggarakan di Graha Utama Kemdikbud Gedung A Lt. III Komplek Perkantoran Kemdikbud, Mendikbud menyampaikan agar pejabat bisa bekerja sama dan bekerja keras untuk mencapai tujuan pemerataan pendidikan yang berkualitas

 “Tema besar kabinet kerja masa bakti 2017 ini adalah pemerataan yang berkualitas. Saya harap kita juga bisa menuju ke situ (pemerataan), bekerja keras semuanya,” ujar Mendikbud, Jumat baru-baru ini

Mendikbud juga menyampaikan pergantian pejabat dilingkungan Kemdikbud diibaratkan pergantian dalam sebuah pertandingan sepak bola, dengan tujuan meningkatkan kualitas tim agar bisa mempertahankan atau memenangkan pertandingan hingga peluit pertandingan berakhir. Sama dengan Kemdikbud dengan target pencapaiannya.

Oleh sebab itu Mendikbud meminta seluruh pejabat Kemendikbud untuk fokus kepada sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan masyarakat. “Supaya diperluas jangkauannya, dipelihara dengan baik, dan dijaga kualitasnya. (KS/Tim Warta/MHF/Pri)

Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8759.html

Paud Padega Siwi Berkunjung Ke- Polsek Pedurungan

Anak-anak dari Pos pendidikan anak usia dini (PAUD) Pandega Siwi RW 2 Tlogosari Kulon, yang berjumlah 45 mendatangi kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Pedurungan, Rabu (18/1). Dengan didampingi bunda masing-masing, mereka dikenalkan dengan profesi polisi secara langsung.
”Ini terkait dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tentang pekerjaan. Selain mengenalkan pekerjaan di kelas, kami mengajak anak-anak ini untuk berkenalan langsung dengan profesi yang sebelumnya dipelajari di kelas tersebut,” ujar Bunda Endang Supriastati, Kepala Pos PAUD Pandega Siwi.
Menurutnya, selain mengenal profesi mereka juga dikenalkan dengan rambu-rambu lalu lintas, atribut polisi dan beberapa polisi beserta tugasnya. Termasuk dikenalkan dengan polisi yang berpenampilan preman.
Memang ada beberapa anak yang menangis saat dipertemukan dengan polisi ini. Namun, oleh bundanya mereka berhasil ditenangkan dan kembali belajar megenal pengayom masyarakat terebut.
Sementara itu, Ipda Prastiwi mengatakan, kunjungan ini sangat bagus karena dapat mengenalkan kepada anak sejak dini tentang profesi polisi yang selama ini menjadi momok di masyarkat untuk menakut-nakuti.
Dengan kegiatan ini, diharapkan anak-anak usia PAUD lebih mengenal polisi, anak-anak dapat termotivasi dan bangga akan tugas polisi, meskipun banyak masyarakat yang tidak senang.
”Bahkan untuk mengenalkan kepada anak-anak, mereka tidak harus ke kantor polisi. Kami bisa diundang untuk hadir ke sana. Kami siap memperkenalkan kepada anak-anak mengenai tugas yang kami laksanakan,” ujar Ipda Tiwi didampingi Aiptu Irianti.**SEF


Sumber:http://koranborgol.com/article/183422/sakha-senang-ketemu-pak-polisi-di-polsek-pedurungan.html

Sabtu, 14 Januari 2017

Tak Ada Siswa yang Bodoh, Cek Lagi Cara Ajarnya!

Lagu Indonesia Raya berkumandang di Hanoi National University of Education, Vietnam pada Juli 2016. Di sana, Wilson Gomarga (18), pelajar SMA IPEKA, memperoleh medali emas di kompetisi International Biology Olympiad (IBO) ke-27.

Masih pada Juli, Noval Ilham Arfiansyah dan Tangguh Achmad Fairuzzabady juga berhasil memperoleh medali perak dan perunggu Olimpiade Matematika di Singapura. Kedua siswa kelas 6 itu mengalahkan ribuan peserta lain di ajang internasional itu.

Memang, sudah banyak pelajar Indonesia yang berprestasi dan sukses menjuarai olimpiade. Namun, tak dapat dimungkiri banyak pula siswa yang berprestasi rendah di sini.

Studi International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) di Asia Timur, misalnya, memperlihatkan keterampilan membaca kelas 4 SD di Indonesia berada di peringkat terendah ketika dibandingkan dengan negara tetangga.

Rata-rata skor tes membaca tertinggi diraih Hongkong (75,5). Peringkat kedua diduduki oleh Singapura (74). Sementara itu, Thailand berada di posisi ketiga (65.1). Filipina satu peringkat lebih tinggi dari Indonesia (52.6).

Adapun skor tes siswa Indonesia adalah 51,7. Mereka hanya mampu menguasai 30 persen materi bacaan.

Selain itu, pelajar Indonesia juga kesulitan menjawab soal-soal penalaran yang membutuhkan pemahaman. Hal ini disebabkan mereka terbiasa menghapal dan menjawab soal pilihan ganda.

Ada apa?

Tak ada faktor tunggal

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Tantangannya, sistem pendidikan formal Indonesia cenderung memperlakukan siswa sama rata.

"Padahal, semua anak berbeda. Setiap anak punya kekhususan berbeda. Ketika diperlakukan sama, ada yang bisa mengikuti, ada yang tidak," ungkap Founder & CEO Elite Tutors Indonesia, Sumarsono, saat ditemui di Jakarta, Rabu (7/9/2016) lalu.




Elite
Bimbingan belajar privat

Menurut Sumarsono, bisa jadi sistem pengajaran tersebut membuat sejumlah anak tak terseleksi. "Memiliki kekhususan tetapi tidak terlihat oleh sistem yang ada," ujar dia.

Ada beragam kondisi yang membuat pengajaran tak optimal terserap oleh siswa. Misalnya, anak kurang konsentrasi saat guru menjelaskan.

Terkadang, anak-anak terlihat memperhatikan pelajaran tetapi sebenarnya mereka sedang melamun atau bahkan mengerjakan hal lain. Pelajar juga seringkali kurang minat dengan pelajarannya.

Atau, bisa jadi siswa tak suka dengan metode ajar gurunya. Kebanyakan guru mengajar dengan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan.

Bisa juga, fasilitas sekolah kurang menunjang. Minim perpustakaan atau alat ajar, bisa jadi di antaranya.

Kenali Kebutuhan Siswa

Dari fenomena-fenomena di atas, Sumarsono berpendapat setiap anak butuh dukungan untuk bisa mendapatkan potensi terbaik.

Menurut Sumarsono, setiap anak punya kekhususan. “Anak biasanya mencari support dari luar dengan ikut bimbingan belajar (bimbel)," kata dia.

Sumarsono menambahkan, sebagian siswa ikut program belajar karena memang memiliki masalah belajar dan ingin mengatasinya.

Namun, kata Sumarsono, anak yang pintar di sekolah juga bisa saja tetap mengikuti bimbel untuk menambah lagi kepandaian.

“Anak sukses maupun tidak sukses sama-sama ingin mengetahui kemampuan mereka yang masih terpendam," ungkap Sumarsono.

Dari semua fenomena tersebut, Sumarsono pun menggagas sistem tailor-made yang dikembangkan di lembaganya.

"Sistem ini sudah banyak diterapkan sekolah dan lembaga pendidikan di luar negeri, tapi belum familiar di Indonesia," tutur Sumarsono.

Silabus dalam sistem ini dibuat berdasarkan kebutuhan dan tujuan anak. Di dalamnya tercakup mata pelajaran dan target nilai yang ingin dicapai siswa.

“Tujuan anak ikut tambahan pelajaran macam-macam, (seperti) ingin masuk sekolah favorit, ingin masuk perguruan tinggi negeri, atau ingin kuliah di luar negeri,” sebut Sumarsono.


THINKSTOCKPHOTOS
Ilustrasi

Selain silabus tersebut, sistem tailor-made juga merancang pola ajar yang menghibur. Saat murid sudah merasa nyaman dengan pendidik, mereka akan terbuka dengan sendirinya dan lebih mudah menerima pengajaran.

Ibarat tabung keilmuan, kata Sumarsono, kenyamanan ini membuat tabungnya terbuka sehingga ilmu mudah masuk.

Terlebih lagi, kata Sumarsono, tantangan yang dihadapi pelajar sekarang teramat beragam, dari kurikulum sampai kemungkinan masalah domestik keluarga.

"Di situ kami berperan, tutor menempatkan diri sebagai teman," tegas Sumarsono. "Di kami, chemistry antara peserta didik dan tutor sangat dijaga, karena usia peserta didik kami lebih mendengar teman daripada orangtua," imbuh dia.

Satu hal yang paling berbeda dari lembaganya dibandingkan bimbel pada umumnya, sebut Sumarsono, adalah sistem privat. Satu siswa ditangani oleh satu tim tutor yang membantu dan memantau kemajuan dan target belajarnya.

Sebelum silabus disusun, tambah Sumarsono, lembaganya membuat pula mekanisme one stop service. Mekanisme ini memastikan kebutuhan dan tujuan siswa belajar di lembaga ini. "Prosesnya sekitar dua pekan," sebut dia.

Masih berpikiran ada anak bodoh? Coba dicek lagi..


Sumber:http://edukasi.kompas.com/read/2016/09/14/18310091/tak.ada.siswa.yang.bodoh.cek.lagi.cara.ajarnya.

Kenapa Ayah Perlu Bertualang bersama Anak Tanpa Ibunya?

Oleh: Wisnu Nugroho

"Lebih baik terlambat daripada terlambat banget." Begitu guyonan yang saya jumpai di kaus oblong yang dijajakan di emperan toko Jalan Malioboro, Yogyakarta, dan laris dibeli wisatawan, Kamis (5/5/2016) lalu.

Oblong itu laris tidak hanya karena harganya Rp 25.000, tetapi lantaran pesannya membuat rileks. Beberapa orang wisatawan yang melintas tersenyum sebelum memutuskan membeli oblong itu.

Rasa bersalah karena tuntutan ketepatan waktu di dunia yang hitung-hitungan dan diwarnai ketegangan, berkurang setelah membaca tulisan di oblong itu. Yogyakarta lihai untuk kejenakaan menertawakan kecenderungan dunia macam begini.

Saya juga tersenyum ketika mendapati tulisan di oblong itu. Tulisan di oblong itu mewakili semangat saya untuk menghabiskan waktu libur empat hari "hanya" bersama salah satu anak lelaki saya yang usianya tujuh tahun.

Antara 4-8 Mei 2016, saya habiskan sebagian besar waktu bersama anak lelaki saya dalam rangkaian "Jogja Mini Touring".

Betul bahwa kami tidak sendiri. Ada 18 mini klasik buatan tahun 1961-1990 yang ikut serta menempuh rute sejauh 1.500 kilometer dari Jakarta-Yogyakarta-Jakarta.

Namun, dalam perjalanan dan rangkaian kegiatan termasuk bakti sosial itu, saya lebih banyak memilih berdua saja dengan anak lelaki saya karena niat yang sudah saya tetapkan.

Niat itu muncul sejak lama meskipun kerap tenggelam. Niat itu muncul lagi dan seperti minta diwujudkan setelah saya membaca artikel "Why every father should bring his toddler out for a mini adventure" yang ditulis Steven Chow awal Maret 2016. Karena anak lelaki saya tidak dalam kategori "toddler" (1-3 tahun), perwujudan niat saya ini bisa disebut terlambat.

Namun, sekali lagi, lebih baik terlambat daripada terlambat banget. Begitu pembelaan saya. Mau mengajak anak ketiga, dia masih menyusui alias belum bisa pisah berhari-hari dari ibunya.

Mau mengajak anak pertama saya untuk urusan ini, terlambat banget karena dia sudah beranjak remaja dan mulai asyik dengan teman-temannya.

Ajakan terbuka

Kepada anak saya, ajakan ikut touring saya sampaikan terbuka berikut konsekuensinya. Tidak ada paksaan. Saya gembira karena untuk perjalanan jauh ini anak saya berminat.

Rencana kami susun termasuk menyikapi kemungkinan yang bisa timbul sebagai konsekuensi perjalanan yang tidak sepenuhnya bisa kami kendalikan.
Pada pokok ini, kami belajar kecil-kecilan tentang bagaimana mengelola kekecewaan dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Ada harapan. Namun, kenyataan kerap tidak sesuai dengan harapan.
Soal harapan sampai di Yogyakarta sebelum malam misalnya, tidak sesuai kenyataan. Kami yang berangkat dari Jakarta selepas subuh via pantai utara Jawa, tiba di Yogyakarta tengah malam.

Di jalan, ada banyak perhentian entah karena gangguan kecil pada kendaraan atau karena hal-hal lain di luar dugaan, seperti pemandangan indah yang membuat kami ingin berlama-lama menikmati perjalanan. Ketidakpastian kerap juga memunculkan kejutan menyenangkan.

Perjalanan sekitar 20 jam membuat kami intens bercakap-cakap. Hal yang amat jarang bisa kami lakukan dengan intensitas seperti ini.
Sebagai pekerja, waktu tempuh ke tempat kerja dan pulang ke rumah menyita banyak waktu untuk bercakap-cakap dengan anak-anak setiap hari. Kami yang tinggal di sekitar Jakarta mengalami hal ini.
Meskipun menjelang malam saya lihat ada kekecewaan lantaran belum juga sampai Yogyakarta, anak saya bisa menerima alasannya.
Kebersamaan dan bantu membantu di perjalanan membuat kami menanggalkan ego untuk segera tiba di Yogyakarta. Kesulitan teman perjalanan adalah kesulitan bersama untuk diatasi.

Kerap abai sebagai ayah

Meskipun anak lelaki tujuh tahun sudah bisa "mandiri", pengawasan dan campur tangan orang lain bukan tidak diperlukan. Persoalan sederhana seperti tidur, bangun tidur, mandi, dan gosok gigi misalnya diperlukan campur tangan orang lain. Juga soal makan dan jenis makanan. Begitu juga soal pengaturan waktu untuk sejumlah kegiatan.

Untuk urusan-urusan ini, sebagai ayah yang bekerja, saya kerap abai dan menyerahkan semua pada istri. Namun, saat kami hanya berdua bepergian untuk waktu yang cukup lama, urusan-urusan yang tampaknya sepele ini ternyata tidak mudah juga. Kemampuan persuasi dan kesabaran menjadi tuntutan di sini.

Dalam kerepotan ini, hal-hal terkait anak yang biasanya saya hindari dengan alasan pekerjaan, harus saya hadapi. Tidak mudah dan kerap menguras energi.

Kamar berantakan sudah pasti. Ingatan saya lantas tertuju pada istri dan ibu-ibu lain yang setiap hari mereka menghadapi kerepotan yang tidak mudah ini. Empati muncul di sini.

Namun, petualangan dengan anak sendirian tidak melulu berisi hal-hal yang tidak mudah dan membuat pening. Ada saat-saat kebersamaan yang intens dan itu menyenangkan. Kami lantas saling mengenal lebih dalam.

Ketika bersepeda tandem keliling Museum Vredeberg dan menyaksikan Presiden Joko Widodo keluar dari Gedong Agung dan melambaikan tangan kami berbagi tawa. Saat ke Pantai Parangkusumo, Bantul, kami bermain pasir sampai lupa waktu.

Juga ketika ikut lava tour di Gunung Merapi, saya kelelahan meladeni keinginan anak saya yang antusias naik sampai ujung bukit tempat bungker dibangun.

Tumbuhkan empati

Dua hari kami habiskan waktu hanya di Yogyakarta. Dalam dua hari, perubahan saya rasakan. Perubahan paling nyata adalah perubahan kesadaran bahwa selama ini saya kurang mengenal anak saya.
Kesabaran saya menghadapi anak juga jauh dari yang saya duga dan harapkan. Perjalanan ini sejatinya memang untuk saya pertama-tama.
Hal yang lebih kurang sama dialami beberapa teman saya yang ikut "Jogja Mini Touring" ini. Ronny Jauw, misalnya, yang membawa serta dua anaknya berusia tujuh tahun dan empat tahun tanpa istri.

Bagi Ronny, bepergian bersama anak-anak merupakan kesempatan mendekatkan diri dan memahami anak-anak dari kacamata mereka secara lebih intens serta memahami bagaimana "repotnya" seorang istri.

Kesadaran yang muncul karena pengalaman ini mengubah bagaimana saya berinteraksi dengan anak saya ketika perjalanan kembali dari Yogyakarta ke Jakarta via pantai utara Jawa. Dalam perjalanan itu, hormat saya kepada istri dan ibu-ibu di mana pun juga bertambah.

Karena kesadaran atas pengalaman ini, saya sepakat dengan apa yang ditulis dan menjadi kesadaran Chow. Jika hendak membuat suami Anda memahami bagaimana rasanya menjadi istri atau ibu, yakinkan suami Anda untuk membuat petualangan atau perjalanan dengan anak-anak sendiri tanpa istri.

Untuk memulai hal ini, lebih baik terlambat daripada terlambat banget.

Oh ya, di lebih dari dari 80 negara, Minggu (8/5/2016) kemarin, diperingati sebagai Hari Ibu. Di Indonesia, kita punya tradisi sendiri tiap 22 Desember. Mengingat pentingnya peran ibu untuk sebuah generasi, makin kerap kita mengingat dan merayakannya makin baik menurut saya.

Selamat Hari Ibu. Selamat merencanakan petualangan bersama anak-anak Anda tanpa ibunya.


Sumber:http://sains.kompas.com/read/2016/05/09/07350231/Kenapa.Ayah.Perlu.Bertualang.bersama.Anak.Tanpa.Ibunya.

Belajar dari "Si Bolang", bahwa Hidup Tak Melulu Soal Uang

Siapa tidak kenal Si Bolang? Bocah yang lincah dan gemar bertualang hingga ke pelosok Indonesia.

Sejak pertama kali tayang di Trans 7 pada Maret 2006, Si Bolang sudah menayangkan lebih dari 1.000 episode dan sudah mendapatkan banyak penghargaan. Salah satunya KPAI Award sebagai Program Ramah Anak.

Kini, seluruh tayangan Si Bolang tak hanya bisa dinikmati lewat televisi, tapi juga lewat buku. Seluruh episode tayangan ini akan hadir berseri dengan berbagai tema.

Beberapa waktu sebelumnya telah terbit 'Si Bolang Eduventure' yang bercerita tentang kehidupan Si Bolang di Papua, Si Bolang NTT, Si Bolang Jawa Tengah, dan Si Bolang Kaltim dan Kaltara.

Kali ini, giliran Si Bolangpedia yang sudah siap mengajak seluruh anak Indonesia berpetualang. Buku Si Bolangpedia berkisah tentang berbagai tema, antara lain cara bertahan hidup, melakoni permainan tradisional, beragam musik, dan tarian daerah. Semuanya asyik dan menarik!

Si Bolangpedia (Bertahan Hidup) misalnya, meliputi cara membuat pakaian, mengolah bahan makanan, membangun tempat tinggal, meracik obat-obatan, hingga cara meramu pestisida untuk mengusir hama. Tak ketinggalan cara merakit alat transportasi, membuat penunjuk arah, teknologi sederhana hingga pencahayaan. Hebatnya, semua kebutuhan ini bersumber dari alam!
Bertahan hidup

Buku ini sangat cocok untuk mengenalkan beragam kearifan lokal Indonesia pada anak-anak kita. Apalagi seluruh keberagaman itu diceritakan dari sudut pandang anak-anak dengan gaya bahasa yang sederhana.
Tentu, ini tak luput dari kepiawaian penulisnya, Johanna Ernawati, yang memang sudah belasan tahun menulis untuk Majalah Bobo. Sebagai daya tarik, buku ini juga dilengkapi gambar-gambar cantik yang akan membuat anak-anak betah menelusuri pulau demi pulau, dari ujung Sumatra hingga ke Papua.

Cerita dimulai dari Si Bolang yang diajak Pak Profesor untuk bertualang keliling Indonesia menggunakan pesawat kecil. Sayangnya, cuaca buruk menghantam pesawat mereka hingga Bolang dan Sang Profesor terdampar di sebuah pulau. Mampukah mereka bertahan dengan mengandalkan kekayaan alam?

Berangkat dari kisah itulah Bolang dan Pak Profesor mengajak pembaca berkenalan dengan anak-anak di Lebong Tandai, Bengkulu, yang memanfaatkan keasaman buah paung untuk mengawetkan ikan.
Mereka juga mengajari cara membuat rok tauri dari pucuk sagu bersama bersama teman-teman dari Mimika Barat. Lihat pula keseruan anak-anak Jambi memanfaatkan busa-busa buah lerak sebagai sabun mandi.
Sedang sakit gigi? Tak usah ke apotek. Kulit batang pohon ketapang bisa dimasak dan dijadikan obat kumur-kumur seperti yang dilakukan anak-anak di Papua Barat.

Mati lampu dan butuh penerangan? Coba saja membuat lampu dari minyak kemiri yang dibakar, seperti dilakukan teman-teman di Nusa Tenggara Timur.

Secara keseluruhan buku ini memberikan dua pelajaran penting untuk anak-anak, yaitu mencintai alam dan mencintai proses. Hidup memang tidak melulu mengandalkan uang, tetapi cukup dengan menjaga alam yang sudah menyediakan segala kebutuhan kita.
Tentu saja, semua itu membutuhkan sebuah proses panjang. Namun, proseslah yang akan mengajarkan anak untuk sabar, tidak gampang menyerah, kreatif, belajar menghargai sesuatu sehingga mampu bersyukur dalam keadaan apa pun.
Salam Bocah Petualang!


Sumber:http://edukasi.kompas.com/read/2016/12/27/11221631/belajar.dari.si.bolang.bahwa.hidup.tak.melulu.soal.uang.

Jumat, 06 Januari 2017

Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak (TK)

Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar, lembaga ini sangat strategis dan penting dalam penyediakan pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun. Anak usia ini merupakan golden age (usia emas) di dalamnya terdapat “masa peka” yang hanya datang sekali. Masa peka adalah suatu masa yang menuntut perkembangan anak dikembangkan secara optimal. Pendapat Bloom menyatakan bahwa:
80% perkembangan mental, kecerdasan anak berlangsung pada usia 4-6 tahun ini.
Kenyataan di lapangan bahwa anak yang tinggal kelas, drop out, khususnya pada kelas rendah disebabkan anak yang bersangkutan tidak melalui pendidikan di TK.

Sebagai makhluk yang merasa dan memikir, anak mempunyai kebutuhan untuk menyatakan perasaan dan pikiran dengan berbagai macam cara menurut keinginannya sendiri. Dalam meyatakan perasaan dan pikiran atau berekspresi itu anak menghayati berbagai macam perasaan tentang hal-hal atau peristiwa yang dialami, seperti perasaan senang, perasaan puas, perasaan keindahan dan sebagainya.

Pendidikan TK memberi kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi dengan berbagai cara dan media kreatif (alat untuk berkreasi), seperti kegiatan-kegiatan dengan menggunakan kertas, pensil berwarna, krayon, tanah liat, bahan alam, bahan bekas dan lainnya. Di dalam kegiatan pengembangan seni terdapat bermacam-macam kegiatanyaitu seni corak/gambar, seni lukis, seni bentuk, seni musik, seni suara dan seni tari. Seni kanak-kanak sanagt terbatas dan amat sederhana, baik bentuk, perwujudannya maupun isinya, namun dapat dikatakan memenuhi syarat-syarat keindahan. Ciri-ciri keindahan yang khas sesuai jiwa anak yang masih sangat muda, selalu mengharapkan segala sesuatu yang bersifat indah dan menyenangkan dalam hidupnya.

Hakikat Seni

Pada dasarnya seni adalah hasil keindahan kreasi manusia. Jadi keindahan alam tidak termasuk dalam pengertian seni, walaupun ada hubungannya, karena keindahan alam itu selalu mempengaruhi perasaan keindahan manusia dan senantiasa menjadi sumber keindahan. Oleh karena itu perbuatan atau pekerjaan manusia erat hubungannya dengan pikiran. Sekalipun dasar perbuatan itu adalah perasaan, akan tetapi dalam seluruh proses pekerjaan seni tidak hanya ditentukan oleh perasaan saja, melainkan bertalian erat dengan pikiran. Halus dan jernihnya perasaan serta tajamnya pikiran merupakan syarat-syarat untuk dapat menciptakan perwujudan seni yang tinggi mutunya. Pikiran menentukan benar atau salahnya perwujudan dan yang menentukan bagus atau tidaknya perwujudan seni adalah perasaan. Berhubung perasaan manusia itu berbeda-beda maka sering kali perwujudan seni dianggap baik oleh seseorang dan dianggap jelek oleh orang lain. Penentuan ini sifatnya sangat individual dan subyektif. Walaupun demikian, ada ukuran-ukuran sebagai hasil penyelidikan yang dilakukan dalam bidang sei yang pada umumnya dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan rendah atau tingginya mutu seni.



Sumber:http://www.membumikanpendidikan.com/2015/03/pengembangan-seni-di-taman-kanak-kanak.html

Ini Contoh Kegiatan Pengembangan Kemampuan Seni di TK

Contoh-Contoh Kegiatan Pengembangan Kemampuan Seni di TK. Sehingga dimungkinkan guru dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi guru, anak didik, sarana prasarana, dan kondisi lingkungan setempat, dan sebagai bahan rujukan penyusunan Satuan Kegiatan Mingguan (SKM) dan Satuan Kegiatan Harian (SKH).

Sebagai makhluk yang merasa dan memikir, anak mempunyai kebutuhan untuk menyatakan perasaan dan pikiran dengan berbagai macam cara menurut keinginannya sendiri. Dalam meyatakan perasaan dan pikiran atau berekspresi itu anak menghayati berbagai macam perasaan tentang hal-hal atau peristiwa yang dialami, seperti perasaan senang, perasaan puas, perasaan keindahan dan sebagainya.

Pendidikan TK memberi kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi dengan berbagai cara dan media kreatif (alat untuk berkreasi), seperti kegiatan-kegiatan dengan menggunakan kertas, pensil berwarna, krayon, tanah liat, bahan alam, bahan bekas dan lainnya. Di dalam kegiatan pengembangan seni terdapat bermacam-macam kegiatan yaitu seni corak/gambar, seni lukis, seni bentuk, seni musik, seni suara dan seni tari. Seni kanak-kanak sangat terbatas dan amat sederhana, baik bentuk, perwujudannya maupun isinya, namun dapat dikatakan memenuhi syarat-syarat keindahan. Ciri-ciri keindahan yang khas sesuai jiwa anak yang masih sangat muda, selalu mengharapkan segala sesuatu yang bersifat indah dan menyenangkan dalam hidupnya.

Pengertian Seni

Pada dasarnya seni adalah hasil keindahan kreasi manusia. Jadi keindahan alam tidak termasuk dalam pengertian seni, walaupun ada hubungannya, karena keindahan alam itu selalu mempengaruhi perasaan keindahan manusia dan senantiasa menjadi sumber keindahan. Oleh karena itu perbuatan atau pekerjaan manusia erat hubungannya dengan pikiran. Sekalipun dasar perbuatan itu adalah perasaan, akan tetapi dalam seluruh proses pekerjaan seni tidak hanya ditentukan oleh perasaan saja, melainkan bertalian erat dengan pikiran. Halus dan jernihnya perasaan serta tajamnya pikiran merupakan syarat-syarat untuk dapat menciptakan perwujudan seni yang tinggi mutunya. Pikiran menentukan benar atau salahnya perwujudan dan yang menentukan bagus atau tidaknya perwujudan seni adalah perasaan. Berhubung perasaan manusia itu berbeda-beda maka sering kali perwujudan seni dianggap baik oleh seseorang dan dianggap jelek oleh orang lain. Penentuan ini sifatnya sangat individual dan subyektif. Walaupun demikian, ada ukuran-ukuran sebagai hasil penyelidikan yang dilakukan dalam bidang sei yang pada umumnya dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan rendah atau tingginya mutu seni.

Seni merupakan ciptaan manusia, oleh sebab itu senantiasa ada kesesuaian dengan sifat-sifat manusia yang menciptakannya. Demikian juga halnya dengan seni kanak-kanak. Keindahan yang terdapat dalam berbagai perwujudan seni kanak-kanak ada kesesuaiannya dengan jiwa dan perasaan anak, yang minat dan perhatiannya senantiasa tertuju kepada segala sesuatu yang bersifat indah dan menyenangkan baginya. Jiwa dan sifat anak-anak tercermin dalam “perbuatan seni”-nya dan mempunyai keindahan yang khas. Kenyataan ini menuntut pengertian, penghargaan dan penilaian yang lain sifatnya dalam pendidikan.

Di Taman Kanak-kanak pemenuhan kebutuhan anak untuk berekspresi itu mendapat bimbingan dan pembinaan secara sistematis dan berencana agar kesempatan berekspresi yang diberikan kepada anak benar-benar mempunyai arti dan bermanfaat baginya. Jika mulai sejak dini anak diberikan bimbingan dan pembinaan yang sebaik-baiknya untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan menghayati emosi yang bergejolak dalam dirinya, maka daya fantasi atau imajinasi, daya kreasi dan perasaan estetis, anak memperoleh rangsangan untuk berkembang dengan anak. Setiap anak mempunyai keinginan untuk menciptakan sesuatu. Hasrat dan kemampuan yang ada dirangsang dan dibina sehingga memperoleh kesanggupan untuk menciptakan sesuatu dan merasa puas akan hasil ciptaannya. Rasa puas akan hasil ini merupakan dorongan bagi anak untuk ingin selalu menciptakan sesuatu yang baru yang mendorong anak menjadi lebih kreatif.


Sumber:http://www.membumikanpendidikan.com/2015/10/contoh-contoh-kegiatan-pengembangan-kemampuan-seni-di-tk.html

MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 8

Arsip Blog


MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }