Paduan Suara

Murid-Murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang saat menampilkan Paduan Suara dalam rangka Pentas Seni Dan Perpisahan

TK TA 41 Gelar Pentas Seni dan Perpisahan

murid -murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang sat pentas Tari dalam acara pentas Seni dan Perpisahan tahun ajaran 2016/2017

MANASIK HAJI

Pembelajaran Manasik Haji Kecil TKTA Tarbiyatul Athfal41 Semarang pada Tgl.8 Oktober 2015 di Islamic Center Semarang

Pentas Seni TK TA41 Semarang

murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang sat menghafal Asmaul Husna dalam acara pentas Seni dan Perpisahan tahun ajaran 2016/2017

Pelatihan Jurnalistik Muslimat NU

Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Semarang gelar pelatihan Jurnalistik Tangkal Berita HOAX

Minggu, 31 Mei 2015

Cara Membentuk Kebiasaan Anak Agar NO TV

Kepekaan itu harus diciptakan, jangan sampai kelak generasi muda menjadi tidak sensitif terhadap kekerasan hingga menjadi bangsa Bar-Bar. Semua kalangan termasuk kalangan perguruan tinggi, asosiasi sosial dan kelompok masyarakat lain di samping individu yang berdiri sendiri.

Banyaknya bukti dampak tayangan kekerasan hendaknya menjadi informasi tambahan untuk mengkaji ulang perilaku kita dalam menonton televisi. Sudahkah kita menjadikan televisi sebagai pilihan di antara banyak pilihan aktivitas positif lain dalam melepas kepenatan, atau malah sebaliknya televisi yang menguasai setiap detik kehidupan kita.



( Sumber paudjateng.blogspot.com)

TV Berbahaya atau Berguna ?

Saat ini begitu banyak ragam program dan tayangan di televisi. Dampak dan akibat yang diakibatkan setelah menonton tayangannya punya efek yang besar bagi setiap audience.

Terutama bagi anak-anak yang merupakan peniru ulung. Untuk itu selektif dalam memilih tayangan televisi akan membantu anak terhindar dari perilaku agresif.


Televisi hanyalah sebuah kotak ajaib yang bisa dimatikan atau dibuang, bisa sebagai sumber malapetaka atau sumber pengetahuan. Kendali utama mestinya tetap pada pencipta televisi, yakni manusia. Masyarakat dan para orang tua wajib untuk mampu mandiri dalam menilai, menyaring serta proaktif terhadap tayangan di televisi.

Sebaiknya AnakHindarkan Dari Tayangan TV Tidak Mendidik

Hindarkan Anak Dari Tayangan TV Tidak Mendidik! #NoTVnoCry --Pendidikan keorangtuaan (parenting education) kali ini menehimbau orang tua agar mengawasi anak mereka dari tayangan televisi yang tidak mendidik dan tidak bermutu.
Hindarkan Anak Dari Bahaya Televisi --Kekerasan sudah menjadi menu harian di televisi di ruang keluarga kita. Mulai dari berita tindakan anarkis para demonstran hingga acara kriminal, tayangan film-film asing pun tidak lepas dari adegan baku hantam yang mereka sebut dengan film action.
Tayangan ini Berbahaya bagi anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan. Kecenderungan meniru dari lingkungan bila tidak dibarengi arahan dari orang tua bisa mengakibatkan hal yang fatal. Apalagi lingkungan yang paling akrab bagi anak adalah televisi.
Bagaimana media dapat memberikan efek yang sangat buruk dari tayangan kekerasan kepada pemirsana, setidaknya ada tiga penjelasan yang menarik berikut;
Media memudahkan orang untuk mempelajari cara-cara baru kekerasan yang kemungkinan besar tidak terpikirkan sebelumnya. Kekerasan dalam film yang bersifat fiksi maupun yang nyata ditayangkan oleh media kemudian ditiru oleh orang lain di tempat lain dengan harapan akan mendapatkan hasil yang serupa.
Berkurang atau hilangnya kepekaan terhadap kekerasan itu sendiri. Sebuah studi menunjukkan, akibat dari banyaknya menonton tayangan kekerasan, orang tidak lagi mudah merasakan penderitaan atau rasa sakit yang dialami orang lain .semoga bermanfaat .

Jumat, 29 Mei 2015

SKB Memiliki Peran Penting Dalam Mensukseskan Pendiikan Anak Usia Dini

Bandung-PAUDNI, “Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas yang berada di bawah Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten/ Kota. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) memiliki peran penting dalam mensukseskan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI),” ujar Plt. Dirjen PAUDNI Taufik Hanafi saat memberikan sambutan di Kegiatan Rapat Koordinasi Penguatan UPTD Kabupaten SKB. Kamis (28/5)
Pada acara yang sebelumnya di buka langsung oleh Ella Yullaelawati selaku Sesditjen PAUDNI, Rabu (27/5). Taufik Hanafi berharap pada pertemuan ini diperoleh kesepakatan dan strategi, dalam rangka mensukseskan penyelenggaraan program PAUD-Dikmas yang merata dan bermutu kedepan oleh SKB.
Seperti Kesepakatan tentang status kelembagaan SKB, peningkatan kapasitas baik dari aspek ketenagaan, sarana-prasarana dan penjaminan mutu program termasuk didalamnya pembiayaan lembaga SKB. Serta Prosedur Operasional Standar (POS) pengelolaan program PAUD-Dikmas terutama terkait penyelenggaraan program Kesetaraan, Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK), Tempat Uji Kompetensi (TUK), PAUD, pendidikan keaksaraan.

Termasuk penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), Pendidikan Kegiatan Masyarakat (PKM), Pendidikan Keluarga, dll, ujar Taufik Hanafi sambil menutup arahannya pada kegiatan yang dihadiri oleh Pimpinan dilingkungan Ditjen PAUDNI, Dinas Pendidikan yang diwakili oleh kabid PAUDNI Provinsi dan Kepala SKB dari seluruh Indonesia yang diselenggarakan 27-29 Mei di Pusat Pengembangan PAUDNI Reg. II Bandung. 


(http://paudni.kemdikbud.go.id/ )

Ditjen PAUDNI Gelar Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUDNI Berprestasi Tahun 2015

Foto:Plt Dirjen PAUDNITaufik Hanafi bersama Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho saat mengisi acara di salah satu televisi swasta yang mengangkat tema Apresiasi PTK PAUDNI 2015 .

Jakarta- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal  (Ditjen PAUDNI) Kemdikbud akan menyelenggarakan kegiatan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) Berprestasi tahun 2015. Kegiatan akan dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 3 – 9 Juni 2015.
“Acara Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Nasional merupakan acara tahunan. Sudah delapan kali acara Apresiasi PTK PAUDNI dilaksanakan  sebagai upaya memberikan penghargaan dan memotivasi para PTK PAUDNI berprestasi,” tutur Plt. Direktur Jenderal PAUDNI Taufik Hanafi, saat siaran langsung di salah Media Televisi, Rabu (27/05/2015).
Tujuan diselenggarakan Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi adalah memberikan penghargaan, dan meningkatkan mutu pembinaan serta penyebarluasan hasil karya PTK PAUDNI. Selain itu untuk meningkatkan 5 K ( Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas dan relevansi, Kesetaraan dan Kepastian memperoleh layanan pendidikan).
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho menyatakan kesiapan Provinsi Sumatera Utara sebagai tuan rumah pelaksanaan Apresiasi PTK PAUDNI 2015. “Dengan diadakannya Apresiasi ini di Medan, dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan PAUD dan juga pendidikan Nonformal,” ujar Gatot.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Pembinaan PTK PAUDNI sudah menetapkan jenis lomba dan tema Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUDNI Berprestasi Tahun 2015. Hal tersebut tertuang dalam surat kepada Kepala Dinas Pendidikan seluruh Indonesia nomor 197/B5.3/KP/2015 tertanggal 16 Februari 2015.
Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional Tahun 2015 rencananya akan digelar di Medan Sumatera Utara mulai tanggal 3 sampai dengan 9 Juni 2015 meliputi lima belas lomba perorangan dan dua jenis lomba untuk kelompok. Terdiri dari lomba PTK PAUD dua jenis, PTK Kursus dan pelatihan tujuh jenis serta PTK Pendidikan Masyarakat enam jenis.


 (sumber:http://paudni.kemdikbud.go.id/)
.



Kamis, 28 Mei 2015

Ratusan Penari Dolalak Cilik Sambut Peserta Gebyar PAUD

Suguhan tari dolalak massal akan menyambut kedatangan ribuan anak-anak peserta Gebyar PAUD tingkat Jawa Tengah, Kamis (28/05/2015) di Alun-alun Purworejo. 

Tarian khas Purworejo itu akan diperagakan oleh 200 penari anak-anak dan 100 orang guru PAUD.

"Ini akan jadi pertunjukan menarik dan spektakuler bagi anak-anak dari luar daerah  yang belum pernah melihat tari dolalak," jelas Gita Yuristiana, panitia pelaksana, Rabu (27/05/2015) di Sekretariat Gebyar PAUD.
Menurut Gita Yuristiana, 

peserta Gebyar PAUD sudah mulai berdatangan dari berbagai kota sejak Rabu siang pukul 13.00 WIB."Jumlah peserta dari 35 kabupaten/kota sebanyak 1.085 anak," ujarnya.Menurut rencana, Gebyar PAUD Jawa Tengah akan dibuka oleh istri Gubernur Jateng Siti Atikah Ganjar Pranowo (sorotpurworejo.com)

Nasril tampil di acara Gebyar PAUD 2015

Purworejo,-Nasril Ibrahim, da’i cilik siswa TK B Aisyah Kecamatan Kemiri tampil memukau ribuan pasang mata peserta Gebyar PAUD se-Jawa Tengah 2015 yang dilangsungkan di Alun-alun Purworejo, Kamis pagi (28/05/2015).
Tanpa canggung, bocah 6 tahun ini berceramah layaknya penceramah profesional dalam acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Jawa Tengah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purworejo ini.
Kemampuannya memang sudah tak diragukan lagi, mengingat putra pasangan Rusdianto (31) dan Emi (27), warga Desa Kalimeneng, Kecamatan Kemiri ini sudah beberapa kali mengikuti lomba Pemilihan Da’i Cilik (pildacil) baik tingkat kabupaten maupun provinsi. Yang terakhir, Nasril tampil sebagai juara III dalam Lomba Da’i Cilik tingkat provinsi di Semarang.
Kepala TK B Aisyah Kemiri Siti Marhamah yang didampingi guru pembimbing Nasril Ibrahim Hj Sarminah S.Pd menuturkan, Nasril memang dikenal sebagai anak yang hyperaktif, cerdas, dan mudah menerima pelajaran atau materi yang diajarkan.
"Untuk penampilan ini Nasril hanya latihan selama satu minggu. Namun karena anaknya memang pintar jadi sudah tidak mengalami kesulitan," kata Siti Marhamah S.Pd.
Terpisah, Hj Sarminah S.Pd sebagai pembimbing Nasril Ibrahim menambahkan, dalam melatih anak ini, ia tidak memaksa namun juga tak semata-mata mengikuti semua kemauan anak didiknya itu.
"Saat melatih ya mengikuti kemauannya yang penting anaknya senang," ujarnya.
Nasril merupakan satu dari beberapa pengisi acara Gebyar PAUD yang mengangkat tema "kita wujudkan gerakan paud berkualitas" ini. Selain itu, berbagai jenis perlombaan dan pentas anak PAUD lain turut meramaikan acara setingkat provinsi ini. ,( sumber sorotpurworejo.com)



Rabu, 27 Mei 2015

Kreatif Menjadikan Anak Lebih Pintar

 Ada alasan mengapa menggambar, melukis, dan membuat kerajinan tangan masuk ke dalam kurikulum taman kanak-kanak. Tidak lain karena semuanya dapat membuat seorang anak lebih pintar! "Seni meningkatkan proses belajar,” kata Eric Jensen, peneliti dan penulis Arts with the Brain in Mind. 

Anak yang diajarkan seni akan memiliki kemampuan akademis yang lebih kuat, mampu menyimpan informasi lebih lama, lebih percaya diri, dan memiliki keterampilan untuk berpikir independen," lanjutnya. 

 Anda boleh saja memberikan anak segala perlengkapan seni yang dibutuhkan, tapi sekali lagi, jangan jadikan sebuah tuntutan untuk menghasilkan sesuatu dengan standar kita. Biarkan mereka bersenang-senang, menikmati setiap prosesnya. Berbanggalah atas hasil karya seni apa pun yang didapat.

Hal –Hal yang Harus Diajarkan Anak Agar Jadi Mandiri

Modal utama untuk menjadi anak mandiri adalah sehat. Anak yang sehat sudah bisa dipastikan bisa melakukan semuanya sendiri, dengan bantuan dan bimbingan orangtua tentunya. Peran orangtua yang menjadikan anaknya sehat adalah dengan menyediakan nutrisi yang terbaik, seperti makanan empat sehat lima sempurna dengan gizi yang seimbang. Dengan menjadikan anakmu sehat, maka sebagai orangtua sudah menyiapkan si kecil menjadi anak mandiri.

Percaya Diri

Apa hubungannya anak yang mandiri dengan percaya diri? Jadi, anak yang memiliki rasa percaya diri akan merasa mampu untuk melakukan segala hal sendiri, yang artinya anak tersebut masuk dalam kategori anak mandiri. Lalu, apakah kepercayaan diri  bisa diajarkan kepada anak? Tentu saja bisa Bu! Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil seperti mempercayakan anakmu untuk mengerjakan sesuatu sendiri, misalnya merapikan mainan, membereskan kamar, atau memintanya membantu menyapu rumah. Walau hasil pekerjaannya belum sempurna, kita tetap harus memuji upaya si kecil. Jika terus dilakukan, lama-kelamaan anakmu akan merasa yakin dirinya bisa melakukan segala hal sendiri

Mudah Bergaul


Menjadi anak mandiri dan bisa mengerjakan banyak hal sendiri bukan berarti si kecil harus tumbuh menjadi anak yang kuper alias kurang pergaulan. Salah satu ciri anak mandiri adalah memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik dan mudah bergaul. Jika anakmu sehat dan percaya diri, umumnya hal itu akan diikuti dengan kemampuannya mudah berteman dengan orang lain. Ingat, Bu, sifat mudah bergaul merupakan modal yang sangat penting saat anak tumbuh dewasa nanti. Dengan memiliki banyak teman di berbagai lingkungan pertemanan, anak akan memiliki hubungan yang baik dengan banyak orang.

Senin, 25 Mei 2015

TK Tarbiyatul Athfal41 Semarang Gelar Acara Perpisahan Di Taman Wisata Gembira Loka Yogyakarta


 TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang  menggelar acara perpisahan siswa Th Ajaran 2014-2015 berlokasi di taman wisata Gembiro loka Yogyakarta .pada hari Sabtu (23/5/15 .

dalam acara perpisahan itu di ikuti dari semua siswa wali murid TK A-TKB , para Siswa terlihat antusias saat rombongan memasuki pintu gerbang Taman Wisata .

salah seorang walimurid ibu En mengatakan dia sangat gembira sekali bisa ikut rombongan perpisahan putrinya pada  tahun ini karena sebelumnya kata dia pada tahun yang lalu tidak sempat ikut karena kesibukan pekerjaan   "alhamdulillah thn ini kami bisa ikut acara perpisahan sekalian liburan keluarga "jelasnya.

tips mengajak anak usia TK untuk belajar

Berikut ini beberapa tips buat para bunda yang kesulitan mengajak putra-putrinya untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah , terutama untuk para bunda yang bekerja diluar rumah:
1. Sediakan waktu rutin min. 30 menit-1 jam per hari untuk belajar bersama anak. Buat schedule rutin. Untuk bunda yang bekerja seharian, relakan waktu istirahat anda sebentar selama min 30 menit walaupun hanya sekedar sharing cerita, menanyakan kabar disekolah atau memeriksa tugas-tugasnya.
2. Perhatikan kebutuhan primernya terlebih dahulu, apakah si kecil sudah makan, cukup istirahat, lagi senang atau bete', karena hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas pertemuan anda dengan si kecil.
3. Posisikan diri kita sebagai temannya, bukan 'guru'. Karena disini kita juga akan belajar dan bermain bersama anak. Adakalanya kita juga berpura-pura menjadi murid dan anak yang menjadi gurunya. ini untuk memotivasi dan meningkatkan kepercayaan dirinya

4. Ingatkan anak saat jam belajar tiba dengan cara yang halus, yaitu dengan ajakan, atau mulailah dengan cerita, permainan atau pertanyaan

TEST IQ ( INTELLIGENCE QUOTIEN )

Foto:Ilustra.

test IQ adalah Test Fungsi Otak yang menilai Kekuatan Otak Kiri dan Otak Kanan. Tujuan Siswa TK mengikuti Test IQ adalah untuk menjaga Otak Kiri dan Otak Kanan supaya berkembang pesat secara seimbang.

Jika tidak dijaga Keseimbangan Otak Kiri dan Otak Kanan, maka di usia
dewasa nanti, anak hanya akan ahli di bidang - bidang tertentu sesuai dengan perkembangan sisi Otak yang dominan.

TEST MULTIPLE INTELLIGENCE

Masalah Sikap anak dan kenakalan atapenyimpangannya seringkali disebabkan oleh faktor Emosional   :
1. Anak tidak diperlakukan sesuai dengan kebutuhan emosionalnya.
2. Anak merasa perlu melakukan Demonstrasi dengan sikap nya.
3. Pemanjaan dan atau Komunikasi yang tidak dua arah antara Orang Tua dan anak.
4. Orang tua yang tidak kompak dalam memperlakukan anak.
5. Nutrisi Otak yang berlebihan atau kekurangan.

Maka,  tujuan Test Multiple Intelligence adalah untuk :
1.  Menilai seberapa besar pengaruh Nutrisi yang diberikan kepada perkembangan
     Kecerdasan Intelektual ( IQ ) anak.
2.  Mencari akar masalah  yang mempengaruhi kemampuan anak dalam Belajar dan
     ber-Prestasi dan jga dalam Sikap kenakalan nya. 
Aspek - aspek  yang ternilai dalam Hasil Test dari Hasil Pemeriksaan Psikologis yang bernama Psikogram.


Jumat, 22 Mei 2015

Mengajari Anak Disiplin Melalui Kegiatan Menari

Foto:Sumber Sanggar Seni Harmoni.

Mengikut sertakan anak Anda dalam kegiatan menari dapat mengajari mereka tentang disiplin dan keseimbangan. Ada kelas tari yang ditawarkan untuk anak-anak dari segala usia, bahkan untuk anak balita. Di kelas menari untuk balita mereka akan belajar melakukan apa yang diminta oleh guru. Mereka akan melakukan gerakan-gerakan tertentu dengan tubuh mereka pada waktu yang tepat. Sangat menyenangkan melihat anak-anak berinteraksi dan bersenang-senang dengan temannya.
Menari untuk anak-anak sangat menyenangkan karena mereka akan tampil di akhir sesi kelas tari. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk menampilkan tarian mereka kepada teman-teman dan anggota keluarga. Hal ini juga memberikan rasa percaya diri kepada mereka untuk tampil di depan orang banyak.

Salah satu alasan mengapa menari sangat baik untuk anak-anak adalah bahwa menari adalah bentuk  latihan yang kompleks. Mereka dapat membakar kalori saat mereka melakukan berbagai gerakan. Saat ini banyak anak-anak di luar sana yang kelebihan berat badan. Dan menari salah satu usaha untuk membantu mereka tetap fit. Menari bagi mereka bukan suatu latihan yang berat melainkan sesuatu yang menyenangkan.

Banyak anak yang ikut kelas menari ketika usia mereka masih muda dan akan terus terlibat sampai usia mereka remaja. Akibatnya mereka akan memiliki rasa percayaan diri yang tinggi dan keseimbangan yang bagus. Mereka juga sehat secara fisik dan mereka memiliki semangat yang bagus juga. Tidak semua orang terlahir dengan bakat menari tetapi melalui pembelajaran yang efektif di ruang kelas mereka dapat menari dengan baik dan tampak hebat. 

Disiplin pada anak itu perlu dilatih dan diarahkan. Tidak mengajari disiplin sejak sejak dini menyebabkan anak sulit memfokuskan diri pada satu kegiatan sampai usai. Ia pun sulit untuk berfikir dan mencari solusi setiap masalah yang dijumpai dari kegiatan tersebut.
Disiplin yang diajarkan di rumah akan menjadi jembatan untuk terjun ke dunia luas yang cukup keras. Banyak orang tua tak mengajarkan disiplin secara tidak lanagsung pada anak.**


Cara Mendidik Anak Hiperaktif

Foto:Ilustrasi.

Siapa bilang mendidik anak yang hiperaktif itu susah. Malah mendidik anak hiperaktif itu lebih mudah daripada mendidik anak pendiam. Anak hiperaktif sangat mudah diketahui apa maunya sementara anak pendiam biasanya suka membuat bingung Anda untuk tahu dia maunya apa karena dia sukanya diam saja atau malu untuk mengungkapkannya. Saya akan berbagi info mengenai cara mendidik anak hiperaktif. Dengan mengetahui hal yang simple ini, Anda akan bisa membuat anak menjadi cerdas dan berkarakter. Anak hiperkatif tersebut akan bisa mengaplikasikan karakternya yang sangat bersemangat itu ke hal-hal yang postif. Nah kalau anak terlalu banyak tingkah, jangan menyerah dulu. Anda sebagai orang tua harus bisa sabar dan memanfaatkan sifatnya tersebut.
1. Pastikan anak mendapatkan kegiatan tambahan. Dengan cara yang satu ini, anak akan punya sebuah tempat yang bisa digunakan untuk melampiaskan hiperaktifnya tersebut. Biasanya tempat yang pas untuk melakukan hal tersebut adalah karate, renang, atau olahraga bola. Beberapa kegiatan tambahan tersebut membutuhkan kerja keras dan tantangan luar biasa sehingga Anda bisa membuat anak lebih percaya diri dan semakin baik prestasinya di kemudian hari. Disamping itu ini juga bisa mencegah mereka untuk melampiaskan hiperaktifnya ke hal-hal yang sangat negatif dan bisa merusak masa depan semisal narkoba, merokok, dan lain sebagainya.
2. Jangan lupa untuk mengajarkan anak Anda untuk duduk diam sewaktu makan. Meskipun anak banyak tingkah, Anda harus membuatnya mengerti bahwa ada saat dimana dia tidak boleh hiperaktif yaitu pada saat makan. Tidak hanya makan, namun juga pada saat melakukan hal-hal lain yang normalnya membutuhkan ketenangan. Dengan mendidik anak untuk bersikap baik, mereka bisa menjadi anak yang tahu sopan santun dan tahu kapan harus bersikap hiperaktif dan kapan harus bersikap normal atau tenang.

3. Jangan segan untuk membuat anak Anda menjadi gembira setiap mereka menginginkan. Pastikan anak Anda diberikan beberapa faslitas yang menyenangkan di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membelikan anak Anda mainan yang bermanfaat yang dapat membantu proses tumbuh kembangnya. Anda dapat memberikan fasilitas internet untuk anak Anda agar dia dapat bermain sambil belajar. Cara tersebut juga dapat membuat anak mengenal sisi lain dari dunia tehnologi dan membuat hiperaktifnya terarahkan ke hal yang positif.**dari berbagai sumber

Kamis, 21 Mei 2015

Pendidikan Anak TK Melalui Belajar Sopan Santun

Sejak masih anak-anak seperti pada usia TK ada baiknya mereka juga diberikan pelajaran sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Hal ini diperlukan nantinya jika anak sedang berada di tempat ramai dan banyak orang sehingga mereka bisa membawa diri dengan baik dan mereka bisa bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua. Pelajaran sopan santun yang diberikan bisa di sekolah namun juga harus ada dukungan orang tua. Setidaknya anda membiasakan agar mereka mengucapkan tolong ketika meminta bantuan orang lain kemudian ketika salah mereka harus meminta maaf dan jika telah dibantu oleh teman atau orang tua sebaiknya mengucapkan terimakasih.


Pendidikan Anak TK Melalui Belajar Kreatif

Ada baiknya pendidikan anak TK mulai banyak diajarkan kreatifitas. Misalnya menggambar tidak harus di buku gambar namun bisa juga kertas bekas dengan memanfaatkan kertas di sebaliknya yang masih kosong. Atau diajarkan membuat celengan menggunakan botol-botol bekas, bisa juga membuat mainan dari botol, membuat origami tidak harus menggunakan kertas origami namun bisa menggunakan kertas biasa dan bisa digambari sendiri atau diwarnai sendiri. Kreatifitas jika diajarkan sejak masih kecil tentu akan lebih mudah diingat. Akhirnya pemanfaatan barang bekar bisa ditingkatkan. Kreatifitas juga akan mendorong anak-anak tersebut tidak bergantung dengan berbagai barang, mainan atau lainnya yang dengan mudah diperoleh. Namun bisa juga bermain dan belajar menggunakan kertas bekas. Begitu pula anda juga bisa mengjarkan kepada anak anda yang bosan dengan tas mereka.

Pendidikan Anak TK Melalui Belajar Sambil Bermain

Pada dasarnya anak-anak suka bemain. Itulah sebabnya agar mereka mau belajar sebaiknya diselingi dengan bermain, menyanyi, menggambar dan lainnya. Di banyak sekolah-sekolah TK para guru mengimbangi kegiatan belajar mengajar dengan bermain. Sering diajak nyanyi bersama, jalan-jalan, bermain di luar dan lainnya. Hal ini dilakukan agar anak tidak cepat bosan. Jika yang dilakukan hanya hal yang sama secara berulang-ulang tentu mereka akan cepat bosan. Apalagi jika pendidikan anak TK yang diberikan kesannya kaku, serius dan sama sekali tidak bercanda. Tentu semakin membosankan. Seperti halnya tas anak yang anda berikan sebaiknya juga lebih dari satu dengan model yang berbeda sehingga mereka tidak cepat bosan. Sekolah TK bisa dikatakan sebagai tahapan agar anak-anak semakin mengenal sekolah dan bertemu dengan banyak orang baru. Membuat anak-anak belajar untuk berani dan percaya diri.

Selasa, 19 Mei 2015

Tips Mendidik Anak TK yang Masih Suka Bermain

Pendidikan anak TK tentu berbeda dengan pendidikan anak-anak usia lain. Biasanya anak kecil akan mengikuti orang-orang di sekelilingnya. Termasuk jika tetangga dekat atau bahkan saudara satu rumah misalnya kakaknya juga banyak yang harus sekolah. Menggunakan seragam, bersepatu, menggunakan tas dan berangkat setiap pagi kemudian pulang di siang hari tentu akan membuatnya tertarik. Saat mereka sangat bersemangat ingin sekolah maka anda bisa membelikan sebuah tas kecil, lucu dan bisa diisi dengan buku mewarnai, crayon atau pensil warna ataupun mainan kesukaan mereka. Nah,  hal tersebut agar saat sudah memasuki Taman Kanak-kanak (TK) mereka pun merasa senang. Hanya saja adakalanya anak-anak mengikuti mood mereka. Bisa jadi hari ini semangat tetapi tiga hari kemudian mereka mogok sekolah. Jika hal ini terjadi jangan dipaksa tetapi tanyakan mengapa mereka tidak sekolah. Lama-kelamaan mereka akan merasa bosan karena tidak ada teman bermain dan akhirnya mau kembali sekolah.

BELAJAR WRITING BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK TK

Bisa dibilang penetrasi pendidikan bahasa Inggris untuk kurikulum dan sekolah di Indonesia terbilang gagal. Pasalnya, meski bahasa Inggris telah diajarkan semenjak Sekolah Dasar hingga bangku kuliah, namun persentase siswa yang mahir berbahasa Inggris tergolong kecil. Untuk itulah mengapa penting menggalakkan pendidikan bahasa Inggris sedini mungkin bagi anak-anak.
Terlepas dari kurikulum yang berlaku, materi bahasa Inggris memang sepatutnya sudah diajarkan sejak anak-anak mengenyam pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini tidak berlebihan, sebab di masa ini seorang anak sedang berada pada masa golden periode. Sehingga dinilai tepat untuk menanamkan berbagai hal positif pada mereka, termasuk pendidikan bahasa Inggris usia dini.
Dalam kasus belajar writing bahasa Inggris untuk anak TK saja misalnya, Anda sebagai orang tua ataupun guru TK bisa saja memberikan pendidikan dasar dalam menulis bahasa Inggris. Melalui pelajaran menulis bahasa Inggris seorang anak tidak hanya bisa mengembangkan kemampuan menulisnya saja, melainkan insting menambahkan kosa kata baru, sekaligus mengeja dalam bahasa Inggris.
Mari ajari anak-anak untuk mengenal beberapa kata benda, mengeja, kemudian menuliskannya dengan bahasa Inggris. Dengan demikian proses belajar writing bahasa Inggris untuk anak TK semakin lengkap oleh kemampuan membacanya. Jika memang sulit mengajari anak mengenal bahasa Inggris di rumah, coba datangi beberapa tempat kursus bahasa Inggris yang memiliki program untuk anak seusianya.
Ajaklah terus anak-anak untuk membaca dan menulis dengan bahasa Inggris. Sebab melalui pengalaman menulis, seorang anak akan mengenal banyak kosa kata baru sambil terus mengingat arti dari kosa kata tersebut.
Dengan mendorong anak untuk belajar bahasa Inggris sedini mungkin, maka Anda secara tidak langsung telah mempersiapkan dirinya untuk bersaing, dan beradaptasi dengan kebutuhanny kelak. Sebab di era globalisasi kini, kebutuhan akan penguasaan bahasa Inggris semakin tinggi. Sehingga penting untuk membekali anak dengan kemampuan dasar berbahasa Inggris, agar kelak mereka bisa menjadi anak-anak muda yang berkompeten dalam karir dan kehidupan sosialnya

Senin, 18 Mei 2015

Lomba Drombad Anak Tingkat-DIY -Jateng

Ratusan anak TK dan SD unjuk kebolehan bermain drum band tingkat DIY-Jawa Tengah yang digelar di sebuah obyek wisata keluarga di Jalan Wonosari. Lomba ini sengaja digelar untuk mendorong dan mencari bakat anak.

Meski masih anak-anak para peserta lomba karnafal drumband ini mampu memainkan alat musik dengan terampil. Penampilan mereka sangat menarik dan memukau penonton. Salah satu peserta lomba drumband yang menjadi pusat perhatian adalah peserta dari TK Al-Azhar Yogyakarta. Peserta ini berbeda dengan kelompok drum band pada umumnnya karena penampilan kelompok tersebut juga di lengkapi dengan para penari.
Carnafal drumband sengaja digelar untuk mendorong dan mencari bakat anak. Lomba ini di ikuti 42 kelompok drumband TK-SD dari DIY dan Jateng. Bagi pemenang selain di sediakan hadiah tropy dan uang pembinaan, juga akan di beri kesempatan pada bulan Mei mendatang untuk tampil bersama Brandon, penari dance cilik yang kini tengah naik daun.


Drumband Cilik Semarakkan Lomba Piala Gubernur

Kalel-Drumband cilik, anak-anak TK Kemala Bhayangkari Banjarbaru pada ajang Kejuaraan drumband se-Kalsel yang memperebutkan piala Gubernur Cup III, Minggu (17/5) di GOR Hasanuddin HM, Banjarmasin. 

Suasana di Gedung Olah Raga Hasanuddin HM Banjarmasin terasa lebih semarak dengan tampilnya drumband cilik, anak-anak TK dari berbagai daerah di Kalsel pada ajang Kejuaraan Drumband Tingkat Kalsel yang memperebutkan Gubernur Cup III Kalsel, Minggu (17/5).
Salah satunya penampilan anak-anak TK Kemala Bayangkara 3 Banjarbaru yang nembawakan lagu Kasih Ibu, Anjing Kecil, Menanam Jagung dan Iwak Peyek menarik perhatian penonton.
Dalam setiap penampilan drumband anak-anak TK ini selalu mendapat aplus yang meriah dari penonton yang menyaksikan lomba tersebut.

Menariknya lagi, pada penampilan drumband anak-anak TK ini adalah kesibukan bukan pada peserta yang akan tampil namun yang terlihat sibuk justru orangtuanya. Selain membenahi dandanan anaknya juga menyiapkan peralatan yang diperlukan.

(sumber banjarmasin.pos)

Mainan Prosotan Baik Untuk Melatih Matorik Kasar Anak

Foto :Anak Tk Tarbiyatul Athfal41 Sedang man Prosotan .


Perosotan. Mainan ini bermanfaat untuk melatih motorik kasar si kecil serta melatih keberanian dan kepercayaan diri si kecil.

Selain itu, bila terlihat banyak anak yang ingin memainkan perosotan, si kecil juga bisa mengembangkan jiwa kesabaran dan mengajarkan budaya antri menunggu anak yang di depannya naik tangga dan berperosotan terlebih dahulu.


Minggu, 17 Mei 2015

MENDIKBUD:Revolusi Mental Mulai dari Sekolah, Kejujuran di Mulai dari UN

Menjadi harapan setiap warga negara Indonesia, menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki integritas tinggi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan revolusi mental, dan ini dapat dilakukan mulai dari bangku sekolah. Penanaman revolusi mental di bangku sekolah pun dapat dilakukan, minimal dari pelaksanaan ujian nasional (UN) yang berintegritas tinggi.   

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara bincang-bincang bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Sulawesi Selatan, dan Media Massa, di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (16/05/2015). 
"Kita harus kembalikan dan tanamkan nilai-nilai kejujuran di bangku sekolah, minimal saat penyelenggaraan UN. Dengan begitu revolusi mental dapat kita wujudkan," tutur Mendikbud pada acara tersebut yang dihadiri sekitar 60 orang dari berbagai unsur media massa, perwakilan orang tua, dan penggiat pendidikan.  

Penekanan nilai integritas ini menjadikan hal yang berbeda pada pelaksanaan UN tahun 2015. Selain menyampaikan angka prestasi siswa, kata Mendikbud, pelaksanaan UN tahun ini juga memberikan laporan nilai integritas setiap sekolah di kabupaten/kota kepada kepala daerah masing-masing. "Kita ingin pola kecurangan bisa dirubah. Nanti kepala dinas akan menerima dari kami selain prestasi akademik siswa, juga nilai integritas sekolah," ujar Mendikbud.  
Bagi sekolah yang memiliki nilai integritas tinggi dalam penyelenggaraan UN, Mendikbud akan mengundang masing-masing kepala sekolah dari sekolah-sekolah dimaksud sebagai upaya memberikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih. "Kita ingin tunjukan bahwa ini adalah wajah para kepala sekolah yang memimpin sekolahnya dengan baik, sehingga dapat  menyelenggarakan UN yang berintegritas," ucap Mendikbud.  

Pada kesempatan ini, Mendikbud memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah, dan berbagai pihak yang turut menyukseskan penyelenggaraan UN tahun 2015. Penyelenggaraan UN tahun ini, kata Mendikbud, mengalami peningkatan nilai prestasi siswa. "Tahun ini nilai UN saya lihat lebih meningkat. Saya harap ini dapat ditingkatkan dan tetap utamakan integritas," pungkas Mendikbud. (Seno Hartono) Kemendikbud --- Menjadi harapan setiap warga negara Indonesia, menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki integritas tinggi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan revolusi mental, dan ini dapat dilakukan mulai dari bangku sekolah. Penanaman revolusi mental di bangku sekolah pun dapat dilakukan, minimal dari pelaksanaan ujian nasional (UN) yang berintegritas tinggi.  

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara bincang-bincang bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Sulawesi Selatan, dan Media Massa, di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (16/05/2015).

"Kita harus kembalikan dan tanamkan nilai-nilai kejujuran di bangku sekolah, minimal saat penyelenggaraan UN. Dengan begitu revolusi mental dapat kita wujudkan," tutur Mendikbud pada acara tersebut yang dihadiri sekitar 60 orang dari berbagai unsur media massa, perwakilan orang tua, dan penggiat pendidikan.  

Penekanan nilai integritas ini menjadikan hal yang berbeda pada pelaksanaan UN tahun 2015. Selain menyampaikan angka prestasi siswa, kata Mendikbud, pelaksanaan UN tahun ini juga memberikan laporan nilai integritas setiap sekolah di kabupaten/kota kepada kepala daerah masing-masing. "Kita ingin pola kecurangan bisa dirubah. Nanti kepala dinas akan menerima dari kami selain prestasi akademik siswa, juga nilai integritas sekolah," ujar Mendikbud.  
Bagi sekolah yang memiliki nilai integritas tinggi dalam penyelenggaraan UN, Mendikbud akan mengundang masing-masing kepala sekolah dari sekolah-sekolah dimaksud sebagai upaya memberikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih. "Kita ingin tunjukan bahwa ini adalah wajah para kepala sekolah yang memimpin sekolahnya dengan baik, sehingga dapat  menyelenggarakan UN yang berintegritas," ucap Mendikbud.  


Pada kesempatan ini, Mendikbud memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah, dan berbagai pihak yang turut menyukseskan penyelenggaraan UN tahun 2015. Penyelenggaraan UN tahun ini, kata Mendikbud, mengalami peningkatan nilai prestasi siswa. "Tahun ini nilai UN saya lihat lebih meningkat. Saya harap ini dapat ditingkatkan dan tetap utamakan integritas," pungkas Mendikbud. 

(sumber Kemendikbud -Seno Hartono) 

Sabtu, 16 Mei 2015

Pengertian Pendidikan Anak Luar Biasa

Pendidikan luar biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Selain itu pendidikan luar biasa juga berarti pembelajaran yang dirancang khususnya untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan fisik. Pendidikan luar biasa akan sesuai apabila kebutuhan siswa tidak dapat diakomodasikan dalam program pendidikan umum. Secara singkat pendidikan luar biasa adalah program penbelajaran yang disiapakan untuk memenuhi kebutuhan unik dari individu siswa.

Sejarah Perkembangan Pendidikan Anak Luar Biasa

Para ahli sejarah pendidikan biasanya menggambarkan mulainya pendidikan luar biasa pada akhir abad ke 18 atau awal abad ke 19. Di indonesia sejarah perkembangan luar biasa dimulai ketika belanda masuk ke indonesia,( 1596 – 1942 ) meraka memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi barat. untuk pendidikan bagi anak–anak penyandang cacat di buka lembaga-lembaga khusus.lembaga pertama untuk pendidikan anak tuna netra,tuna grahita tahun 1927 dan untuk tuna rungu tahn 1930. Ketiganya terletak di kota Bandung.

Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah RI mengundang-undangkan yang pertama mengenai pendidikan. Mengenai anak- anak yang mempunyai kelainan fisik atau mental , undang – undang itu menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan ( pasal 6 ayat 2 ) dan untuk itu anak –anak tersebut ( pasal 8) yang mengatakan semua anak – anak yang sudah berumur 6 tahun dan 8 tahun berhak dan diwajibkan belajar disekolah sedikitnya 6 tahun dengan ini berlakunya undang – undang tersebut maka sekolah – sekolah baru yang khusus bagi anak – anak penyandang cacat. Termasuk untuk anak tuna daksa dan tuna laras, sekolah ini disebut sekolah luar biasa.

Perkembangan Pendidikan ABK di Indonesia Bagian II

Dewasa ini peran lembaga pendidikan sangat menunjang tumbuh kembang dalam berolah system maupun cara bergaul dengan orang lain. Selain itu lembaga pendidikan tidak hanya sebagai wahana untuk system bekal ilmu pengetahuan, namun juga sebagai lembaga yang dapat memberi skill atau bekal untuk hidup yang nanti diharapkan dapat bermanfaat didalam masyarakat.

Sementara itu lembaga pendidikan tidak hanya di tunjukkan kepada anak yang memiliki kelengkapan fisik, tetapi juga kepada anak yang memiliki keterbelakangan mental. Mereka dianggap sosok yang tidak berdaya, sehingga perlu di bantu dan di kasihani untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu di sediakan berbagai bentuk layanan pendidikan atau sekolah bagi mereka. Pada dasarnya pendidikan untuk berkebutuhan khusus sama dengan pendidikan anak- anak pada umumnya. Disamping itu pendidikan luar biasa, tidak hanya bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus, tetapi juga di tujukan kepada anak-anak normal yang lainnya.


Beberapa sekolah telah dibuka bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus ini. System pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan siswa menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan sekolah – sekolah ini. Jadi anda tidak perlu khawatir dengan masa depan anak anda karena sekolah ini membekali anak untuk bisa hidup mandiri dalam hidupnya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Perkembangan Pendidikan ABK di Indonesia Bagian I

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 (1). Namun sayangnya sistem pendidikan di Indonesia belum mengakomodasi keberagaman, sehingga menyebabkan munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang berdasar pada perbedaan agama, etnis, dan bahkan perbedaan kemampuan baik fisik maupun mental yang dimiliki oleh siswa. Jelas segmentasi lembaga pendidikan ini telah menghambat para siswa untuk dapat belajar menghormati realitas keberagaman dalam masyarakat.

Selama itu anak-anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel) disediakan fasilitas pendidikan khusus disesuaikan dengan derajat dan jenis difabelnya yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah membangun tembok eksklusifisme bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Tembok eksklusifisme tersebut selama ini tidak disadari telah menghambat proses saling mengenal antara anak-anak difabel dengan anak-anak non-difabel. Akibatnya dalam interaksi sosial di masyarakat kelompok difabel menjadi komunitas yang teralienasi dari dinamika sosial di masyarakat. Masyarakat menjadi tidak akrab dengan kehidupan kelompok difabel. Sementara kelompok difabel sendiri merasa keberadaannya bukan menjadi bagian yang integral dari kehidupan masyarakat di sekitarnya

Jumat, 15 Mei 2015

Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI

 Foto:Ilustrasi

Belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Belajar sepanjang hayat berasumsi bahwa proses belajar terjadi seumur hidup walaupun dengan cara yang berbeda dan proses yang berbeda.

Khususnya pada anak usia dini lingkungan selalu berpengaruh terhadap perkembangan anak, khususnya pada anak kecil.
Kondisi lingkungan dapat terjadi anak mengalami hambatan dalam perkembangannya atau bahkan mengalami penyimpangan perkembangan, baik dalam aspek kognitif, emosi, sosial, spiritual maupun fisik. Karenanya pendidik/guru dan orangtua dituntut untuk dapat memahami kondisi anak serta memberikan perlakuan khusus pada anak supaya tidak timbul trauma yang berkepanjangan.

Dalam kondisi seperti ini stimulasi yang diberikan pada anak harus sangat hati-hati. Artinya program harus memperhatikan kondisi psikologis anak baik untuk tujuan stimulasi, waktu stimulasi, aspek yang distimulasi maupun media yang akan digunakan untuk menstimulasi. Uraian di atas menguatkan pendapat bahwa pendidikan dan stimulasi anak seharusnya dilakukan secara utuh dan holistik.
Konsep ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap pendidik anak harus memperhatikan tumbuh kembang dan kebutuhan anak, situasi serta latar belakang anak dan ada kerja sama yang kondusif antar berbagai instansi terkait.

Pengertian Holistik mengandung arti seluruh sistem yang melengkapi proses tumbuh kembang anak, berpusat dan terintegrasi pada PAUD yang berorientasi untuk kepentingan terbaik bagi anak. Anak tumbuh dan berkembang dalam suatu proses yang komplek, dinamis, dalam lingkungan dimana anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan yang terjadi secara sistematik konstektual.
Pendidikan anak usia dini sebagai awal dari perkembangan seorang manusia menempati fase utama. Pada masa ini disebut sebagai golden age dan penanganannya memerlukan strategi, metode, serta program yang sistematis dan kontinyu

Pendidikan ini akan memberi landasaan awal anak untuk mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan di masa golden age serta menginternalisasikan dan membiasakan karakter bangsa yang akan digunakan sebagai kemampuan dan perilaku yang berkarakter untuk memasuki tingkat pendidikan selanjutnya.

Pengembangan (pemberdayaan dan tumbuh–kembangkan) pribadi bukannya pembentukan pribadi, jadi tidak membentuk kepribadian baru dan mengubah bakat dasar anak .

( Prof.Dr. Retno S. Sudibyo, M.Sc. Apt, )



Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2015

Dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal (PTK PAUDNI) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2007 memberikan penghargaan kepada PTK PAUDNI yang berprestasi pada kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi dari Tingkat Kab/Kota, Provinsi sampai tingkat Nasional

Kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI bertujuan untuk memotivasi para PTK PAUDNI dalam berkarya, mengemukakan gagasan/ide yang inovatif dan berprestasi dalam mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai PTK PAUDNI. Kegiatan ini meliputi Lomba Karya Nyata (LKN), Lomba Karya Tulis (LKT).
Tema Kegiatan ini “Melalui Apresiasi Kita Wujudkan PTK PAUDNI yang berkarakter dan Profesional”.
Apresiasi PTK PAUDNI dilaksanakan mulai tanggal 20 s.d. 23 April 2015,lalu yang bertempat di 2 (dua) lokasi :

·    LPMP Jawa Tengah

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak  usia dini memiliki fungsi utama mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara perkembangan yang dialami anak pada usia dini dengan keberhasilan mereka dalam kehidupan selanjutnya. Misalnya, anak-anak yang hidup dalam lingkungan (baik di rumah maupun di KB atau TK) yang kaya interaksi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar akan terbiasa mendengarkan dan mengucapkan kata-kata dengan benar, sehingga ketika mereka masuk sekolah, mereka sudah mempunyai modal untuk membaca.
 
Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut, maka tujuan pendidikan anak usia dini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.

2. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.

3. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

Untuk informasi selengkapnya, bisa dibuka laman resmi Direktorat PAUD di http://paud.kemdikbud.go.id/main

Rabu, 13 Mei 2015

Jangan Paksakan Anak PAUD Membaca dan Berhitung

Foto:Ilustrasi

JAKARTA, PAUDNI. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Sesditjen PAUDNI) Ella Yulaelawati kembali meminta agar pengelola lembaga PAUD tidak memaksakan peserta didik untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Memaksakan anak PAUD melakukan calistung justru akan membuat mereka tertekan dan mudah bosan.
Pada beberapa kesempatan, Ella kerap menegaskan bahwa masa usia dini adalah periode anak belajar melalui kegiatan bermain yang menyenangkan. Oleh sebab itu, calistung pada jenjang PAUD haruslah hanya berupa pengenalan. Itupun dilakukan dengan prinsip bermain yang menyenangkan. “Jangan dorong anak PAUD untuk membaca, menulis dan berhitung,” tegasnya  belum lama ini.
Metode pembelajaran di PAUD tidak boleh hanya didasarkan pada aspek kognitif atau kemampuan berpikir, namun harus ditekankan pada aspek psikomotorik atau keterampilan dan gerak anak. Perkembangan anak usia lahir hingga 6 tahun lebih baik menekankan pengembangan sikap dan karakter.
Menjelang masa penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SD, Ella juga mengingatkan agar sekolah tidak melakukan seleksi berdasarkan kemampuan calistung. Sebab hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan.  
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, pasal 69 ayat 5 menyatakan bahwa penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain.
Hanya pertimbangan usia yang perlu dijadikan dasar penerimaan masuk sekolah bagi siswa SD, bukan tes kemampuan akademik. Ayat 4 menyebutkan, SD/MI atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima warga negara berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 12 (dua belas) tahun sebagai peserta didik. 

(sumber Paudini kemdikbut.go.id)

Peran Orangtua Menunjang Keberhasilan Belajar Anak

Foto :Ilustrasi

Orangtua juga memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan studi sang anak. Tak bisa 
hanya menuntut anak berprestasi, tanpa memberikan dukungan yang bisa memotivasi anak, terutama saat belajar. Apa saja yang bisa dilakukan orangtua?
1. Kunjungi sekolah dan berinteraksilah dengan gurunya untuk mengetahui perkembangan studi anak.
2. Selalu berbicara secara terbuka dengan anak, jangan membuat jarak. Buatlah mereka merasa nyaman untuk berbagi masalah dengan Anda. Jangan terlalu menyalahkan anak jika mereka memiliki kekurangan dalam studi atau tidak memenuhi harapan Anda. Lebih baik membangun kepercayaan dirinya.  
3. Bantu anak dalam membuat jadwal belajar mereka, disertai komitmen bersama. Biarkan anak menentukan jadwal belajar yang nyaman untuknya.
4. Bicaralah dengan anak dan cobalah membuat mereka sadar akan pentingnya belajar, serta menjaga cara belajar mereka. 
5. Izinkan mereka juga untuk tetap memiliki waktu bermain, menonton TV, serta mengizinkan mereka mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Ini akan menumbuhkan perkembangan kepribadian anak Anda. di tekankan untuk menoton siaran TV nak harus di dampini orag tua 

6. Perhatikan jenis makanan yang Anda berikan kepada anak saat mereka tengah menghadapi ujian. Hal ini akan berpengaruh pada fisik dan tingkat konsentrasi mereka. Hindari makanan seperti kentang atau tapioka, makanan pedas, gorengan yang mengandung asam lemak. Sebaliknya, berikan susu, madu, cokelat yang mengandung kokoa di dalamnya, dan makanan sehat lainnya.Jangan lupa mengatur pola tidur mereka, minimal 6 jam di malam hari.
7. Saat anak akan berangkat ke sekolah untuk menghadapi ujian, buatlah mereka merasa senang

Menangani Anak Yang Aktif, Agar Menjadi Anak Kreatif

Foto:ilustrasi Anak Aktif

Anak yang aktif kadang menggemaskan. Ada saja polah tingkah mereka yang bisa membuat kita tersenyum. Namun bila terlalu dibiarkan akan semakin menjadi. Dan bila kita memberlakukan pola asuh yang salah, bisa jadi anak aktif tersebut mengarah pada anak “bandel”.  bagaimana untuk mengatasi atau mendidik anak aktif ini? Salah satunya adalah mengubah mereka menjadi anak yang kreatif. Bagaimana caranya? Ikuti tips-tips di bawah ini: 
Jangan membatasi anak dengan banyak larangan  :  Anak yang aktif adalah anak yang suka bergerak. Itu sudah menjadi sifat dari sang anak. Bila kita terlalu banyak memberikan ini dan itu, tentu dia akan merasa ada semacam kerangkeng yang membelenggu tubuhnya. Mungkin ada saatnya dia akan menuruti aturan tersebut. Namun bila ada hal-hal yang membuatnya kecewa, dia bisa berubah menjadi anak yang tidak mau tahu aturan, dan seakan-akan dia akan tumbuh menjadi anak yang pemberontak. Anak yang aktif biasanya butuh Pengarahan yang logis :   Anak yang aktif biasanya anak yang tergolong pintar. Karena otak mereka tidak pernah berhenti bekerja dan bila itu bisa diarahin ke hal-hal yang positif akan menjadi suatu kelebihan bagi sang anak.

 Berikan nasihat-nasihat yang positif kepada sang anak, tanpa ada unsur emosional dari diri kita. Maka kita harus Menasihati Anak Dalam “ketenangan” :    Ketenangan di sini harus dimulai dari diri kita. Saat sang anak melakukan kenakalan, mungkin kita akan merasa jengkel, namun jangan sampai kita langsung melabrak sang anak dengan kata-kata yang bernada membentak. Namun cobalah untuk menenangkan diri kita sendiri terlebih dahulu, dan menasihati anak dalam keadaan tenang. Namun apa bila sang anak yang emosinya tinggi, misalnya dia bertengkar atau berkelahi dengan temannya, maka kita harus memisahkan dulu sang anak dari “musuhnya”. Tenangkan emosi sang anak, lalu kita baru memberikan nasihat kepadanya. Yang penting jangan sampai kita ikut-ikutan emosi. 

Selasa, 12 Mei 2015

Tips mendidik anak usia dini yang nakal

Foto:Ilustrai.
Selama ini mungkin orang tua maupun pendidik di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) maupun taman kanak-kanak  (TK) atau bahkan di sekolah dasar sering menemui anak-anak yang berlabel anak nakal. Dan terkadang juga sempat dibingungkan dengan kenakalan anak tersebut. Mungkin beberapa tips dibawah ini mampu memudahkan anda dalam menghadapi anak-anak nakal.
Jika membahas soal anak memang gampang-gamapng susah, terutama bagi anak yang nakal repotnya minta ampun. Anak yang nakal dan susah diatur mungkin ada kaitannya dengan latar belakang keluarga itu sendiri. Namun para orang tua yang memiliki anak yang nakal tidak usah bingung bagaimana cara mendidik dan mengatasi anak nakal, disini saya akan memberikan tips cara mendidik dan mengatasi anak nakal mudah-mudahan tips yang saya berikan ini bisa menjadi solusi untuk anda dalam mendidik dan mengatasi anak anda.

1-Berikut ada beberapa cara mendidik dan mengatasi masalah tersebut:
2-Didekati si anak ajak komunikasi sebagai teman
3-Diberi kesempatan untuk bercerita tentang hal apa saja yang dia temui
4-Diajarai sifat dan sikap tanggung jawab

Untuk membiasakan anak bertanggung jawab haruslah dimulai sejak dini, tanpa dibiasakan sejak kecil tidak mungkin anak mempunyai rasa tanggung jawab.
Biasakan anak mengambil dan mengembalikan maiananya sendiri sebelum dan sesudah bermain
Biaskan anak untuk melakukan tugas-tugas ringan sejak kecil apapun
Bisakan anak untuk menjaga kebersihan sendiri
Bila nakal tegurlah dan diberi pengarahan
Bila melakukan kesalahan dengan orang lain biasakan anak untuk minta maaf agar dia mengeri dan menyadari kesalahannya
Biasakan anak untuk mengucapkan terimakasih bila ditolong atau diberi sesuatu oleh orang lain.

Di atas tadi merupakan cara mendidik anak, mendidik dan mengatasi anak adalah tanggung jawab kita para orang tua untuk itu jika anda merasa kesulitan mengatasi anak yang nakal segeralah cari solusi agar anda tidak salah dalam mendidik.

Senin, 11 Mei 2015

Dalam Mengajar Anak Usia Dini,Orang Tua Perlu Melakukan Pendekatan

Foto:Ilustrasi.

Ada banyak hal penting yang harus diketahui oleh orang tua sebenarnya saat mengajarkan anak-anak. Salah satunya adalah dengan cara melakukan pendekatan dengan baik. Jika seorang anak merasa dekat dengan orang tua, maka mereka dengan senang hati bercerita mengenai apa saja yang dialaminya di sekolah. Tentunya ini akan memberikan kesempatan bagi orang tua untuk bisa mengetahui apa yang kurang dan perlu ditambahkan mengenai cara belajar anak TK. 

Tidak hanya itu saja, sebenarnya anak-anak mudah sekali untuk dirayu. Anda bisa merayu anak anda untuk membelikannya berbagai perlengkapan sekolah seperti Tas Konoka Kids bergambar kartun yang ia sukai, buku bergambar, pensil bergambar atau lain sebagainya. Dengan begitu, anak anda pun menjadi lebih bersemangat untuk belajar karena memiliki peralatan lengkap untuk belajar.


Setelah sejumlah pembelajaran mengenai cara mengajarkan anak TK di atas, akan diulas sejumlah tips bagaimana anak kita menjadi rajin dan mudah belajar. Cara yang paling sederhana adalah ketika anak anda pulang sekolah, anda bisa menanyakan apakah harinya menyenangkan? Dengan demikian, anak anda pun akan menceritakan kejadian yang ia alami dan berpikir bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan. Kedua, anda bisa menjelaskan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari oleh anak anda. Selain itu, anda bisa meminta kepada guru les pelajarannya (jika memang ada), 

sering-seringlah untuk mengatakan kepada anak anda bahwa dia adalah anak yang hebat dan pintar. Dengan pujian yang tulus itulah, anak anda pun akan lebih bersemangat dalam belajar. Terakhir, anak yang masih kecil biasanya senang sekali dibacakan dongeng. Dengan tips-tips inilah, diharapkan orang tua mampu menerapkan cara belajar anak TK dengan baik.

Wajib PAUD adalah Kebijakan Jangka Panjang

Foto:Ilustrasi Anak TK/PAUD

Jakarta - Sekertaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Kementrian Pendidkan dan Kebudayaan (Sesditjen Paudni Kemdikbud) Ella Yulaelawati mengatakan, tuntutan internasional untuk mencapai target pendidikan semua yang dikenal dengan Education for All (EFA) akan berakhir tahun ini.

Menurut Ella, kedepannya program EFA akan dilanjutkan dengan program pendidikan sepanjang hayat. Program pendidikan ini ditargetkan akan berjalan semua negara, dengan cara memberikan layanan PAUD selama satu tahun kepada anak sebelum masuk sekolah dasar (SD).

Tujuan program ini kedepannya, menargetkan pada 2030, seluruh anak Indonesia telah wajib PAUD selama satu tahun sebelum masuk SD.

"Program ini, ditargetkan dapat selesai pada 2030," kata Ella di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jakarta, Selasa, (5/5).

Untuk mencapai misi tersebut, Ella menyebutkan, pemerintah akan melihat terlebih dahulu berbagai indikator dan kesiapan masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan wajib PAUD 2030.

Program ini, akan melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengingkatkan layanan PAUD terutama bagi daerah pedesaan.

Menurut Ella, pihaknya akan merintis program tersebut dengan meningkatkan layanan PAUD di 83 kabupaten /kota yang telah menuntaskan program Satu Desa Satu PAUD.


Pemerintah juga akan mendorong kabupaten/kota yang telah mencapai angka partisipasi kasar (AKP) diatas 75 persen untuk dapat mendorong anak-anak usia lima tahun mengikuti program PAUD dengan standar yang berkualitas.

Minggu, 10 Mei 2015

Strategi pembelajaran Bercerita Dan Bernyanyi

Foto:Ilustrasi

Strategi Pembelajaran dengan Bercerita
Strategi ini juga menjadi salah satu strategi pembelajaran yang paling baik untuk anak-anak. Dengan bercerita, orang tua dapat menanamkan nilai-nilai yang positif di dalam diri anak-anak. Apalagi, kegiatan bercerita juga memberikan banyak pengetahuan.
                             
Strategi Pembelajaran dengan Bernyanyi


Dengan bernyanyi, anak akan merasa senang karena bernyanyi itu bersifat menyenangkan dan dapat mengatasi kecemasan. Selain itu, bernyanyi juga menjadi media untuk menyalurkan perasaan dan membangun rasa percaya diri dalam diri anak-anak. Bernyanyi juga akan membantu daya ingat anak.

Strategi Pembelajaran Dengan Bermain

Foto:ilustrasi

Bermain adalah kebutuhan anak-anak karena menjadi aktivitas yang menyatu dengan dunia anak. Di dalamnya sendiri banyak fungsi yang mampu mengembangkan kemampuan fisik motorik anak, kemampuan kognitif, afektif, sosial, serta lain-lainnya. Dengan bermain inilah, anak akan mengalami proses yang memberikan perkembangan pada kemampuan manusiawinya.

Cara Belajar Anak TK Perlu Dipelajari Orang Tua

Banyak cara yang sebenarnya bisa dilakukan oleh orang tua mengenai pengajaran cara belajar anak tk. Anak memiliki karakteristik yang jelas berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku. Demikian juga dalam hal belajar tentunya anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak sendiri memang menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh para orang tua. Adapun Di bawah ini adalah karakteristik cara belajar anak yaitu:
Anak belajar melalui bermain
Anak belajar dengan alamiah
Anak belajar dengan cara membangun pengetahuan
Anak belajar yang terbaik adalah jika yang dipelajarinya mampu mempertimbangkan keseluruhan aspek
Cara Belajar Anak TK perlu Strategi Pembelajaran
Jika anda ingin mengajarkan anak anda yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, maka anda perlu mempelajari strategi pembelajarannya.
Strategi yang berpusat pada Anak
Dengan strategi ini, anda bisa melakukan pendekatan. Pasalnya, anak adalah individu yang tengah tumbuh dan berkembang. Jadi, anda perlu banyak melakukan pendekatan untuk kemajuannya.


MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 8

Arsip Blog


MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }