Paduan Suara

Murid-Murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang saat menampilkan Paduan Suara dalam rangka Pentas Seni Dan Perpisahan

TK TA 41 Gelar Pentas Seni dan Perpisahan

murid -murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang sat pentas Tari dalam acara pentas Seni dan Perpisahan tahun ajaran 2016/2017

MANASIK HAJI

Pembelajaran Manasik Haji Kecil TKTA Tarbiyatul Athfal41 Semarang pada Tgl.8 Oktober 2015 di Islamic Center Semarang

Pentas Seni TK TA41 Semarang

murid TK Tarbiyatul Athfal 41 Semarang sat menghafal Asmaul Husna dalam acara pentas Seni dan Perpisahan tahun ajaran 2016/2017

Pelatihan Jurnalistik Muslimat NU

Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Semarang gelar pelatihan Jurnalistik Tangkal Berita HOAX

Rabu, 18 Maret 2020

Merespons Covid-19, Ini Petunjuk Dasar PBNU untuk Takmir Masjid dan Mushalla

Jakarta, Keprihatinan atas adanya musibah wabah Covid-19 yang telah menimpa sebagian masyarakat Indonesia membuat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan instruksi tentang protokol masjid dan mushalla.

Instruksi protokol itu ditujukan kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), pondok pesantren, dan lembaga pendidikan NU.

Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Keterangan Nomor 3945/C.I.34/03/2020 yang diterbitkan di Jakarta pada Kamis, 12 Maret 2020 M atau bertepatan dengan 17 Rajab 1441 H. Surat tersebut ditandatangani oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum KH Said Aqil Siroj, dan Sekjen HA Helmy Faishal Zaini.

Berikut rincian protokol masjid dan mushalla yang diterbitkan PBNU.

1. Pastikan seluruh area umum masjid bersih dan bebes infeksi, yaitu dengan melakukan pembersihan area masjid dan penyemprotan disinfektan minimal 1 kali sehari mencakup lantai, dinding, pegangan pintu, microphone, mimbar, tempat wudhu, dan toilet.

Masjid dianjurkan tidak menggunakan karpet. Jamaah diharapkan membawa sajadah masing-masing atau alas sujud yang lain, seperti sapu tangan.

Jika masih tetap menggunakan karpet, pengurus masjid harus melakukan pembersihan karpet dengan menggunakan vacuum cleaner minimal 1 kali setiap hari. Sementara mukena, sarung, dan sajadah yang tersedia di masjid diharuskan diganti setiap hari.

2. Biasakan mencuci tangan dan menerapkan etika batuk/bersin, yaitu dengan menyediakan media informasi mengenai pentingnya cuci tangan dan tata cara cuci tangan yang benar.  Sediakan juga media informasi terkait etika batuk/bersin. Lalu, menyediakan sabun cair di setiap tempat wudlu, hand sanitizer di dalam masjid, dan  mengingatkan jamaah untuk selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sebelum memulai aktivitas.

3. Kegiatan ibadah di masjid: selama wabah Covid-19 dianjurkan tidak beribadah di masjid.

4. Berkoordinasi dengan call center Posko NU Peduli Covid-19 PBNU dengan nomor hotline: 0813-8979-8679.**


Sumber:https://www.nu.or.id/post/read/117950/merespons-covid-19--ini-petunjuk-dasar-pbnu-untuk-takmir-masjid-dan-mushalla

Gagal Paham Membandingkan Takut Corona dengan Takut Allah

Saat ini seluruh dunia sedang dilanda kecemasan dengan merebaknya virus Corona (Covid-19) yang pertama kali muncul di Wuhan, Hubei, China pada November 2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret lalu telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi yang membahayakan keselamatan jiwa. 

Virus ini menimbulkan rasa takut di seluruh dunia tanpa memandang ras, suku, agama, dan kebangsaan.  Di dunia Islam seperti Palestina, Kuwait, Malaysia, Turki, Tajikistan, Iran, dan Indonesia, rasa takut akan terjadi penyebaran virus Corona melalui jamaah shalat di masjid dapat dilihat dari dikeluarkannya fatwa yang meniadakan shalat Jumat. 

Sebagai gantinya umat Islam di negara-negara tersebut diperintahkan untuk melakukan shalat Dhuhur di rumah masing-masing. Di Indonesia, Masjid Raya Bandung meniadakan shalat Jumat dan jamaah shalat wajib mulai tanggal 16 Maret. 

Fatwa tersebut ternyata ditanggapi secara kontra oleh beberapa pihak di kalangan umat Islam termasuk di Indoensia. Mereka berpendapat tidak ada alasan untuk meniadakan shalat Jumat karena shalat wajib dua rakaat berjamaah di siang hari ini adalah perintah Allah. Mereka menilai ditiadakannya shalat Jumat dan jamaah shalat wajib menunjukkan bahwa virus Corona telah lebih ditakuti daripada tuhannya. 


Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117930/gagal-paham-membandingkan-takut-corona-dengan-takut-allah

Manfaatkan Medsos, Pesantren Sehat Nusantara Sosialisasikan Antisipasi Covid-19

 Kudus- Pesantren Sehat Nusantara (PSN) melalui platform media sosial WhatsApp menggelar “Ngetren” (Ngobrol Kesehatan Pesantren). Ngetren yang sudah diselenggarakan kali kelima tersebut mengambil tema ‘Antisipasi Infeksi Covid-19 di Pesantren.’ Diskusi yang berlangsung seru ini dipimpin Sekretaris Satgas Covid-19 PBNU Surotul Ilmiyah. Diskusi gayeng yang dimoderatori Rizqiana Adawiyah ini berlangsung sejak pukul 20.00 hingga 22.00 WIB, Selasa (17/3) malam.


Sebelumnya, telah dibuka sesi pertanyaan pada Ahad (15/3) hingga Senin (16/3) malam. Kemudian di hari berikutnya diadakan sesi materi, menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan diskusi terbuka mengenai cara-cara mengantisipasi penyebaran Corona Virus Disease (Covid)-19


Diskusi tersebut diikuti lebih dari 500 peserta yang dibagi dalam dua grup. Peserta yang mengikuti diskusi tidak dibatasi dengan persyaratan tertentu. Namun, diutamakan untuk para santri, ustadz, atau tenaga kesehatan di pesantren. Termasuk siapa saja yang peduli kesehatan di pesantren. Grup tersebut terlihat ramai.

Antusiasme peserta sangat terasa saat sesi tanya jawab dan diskusi terbuka. Dibahas pula dalam grup mulai pengenalan awal soal Covid-19, upaya penanggulangan, hingga isu-isu hangat yang mewarnai penyebaran virus tersebut. Salah satu penggagas PSN, 

Mohammad Fanshuri Abdillah menjelaskan, organisasi yang didirikannya merupakan gerakan santri secara bersama yang berfungsi meningkatkan sistem kesehatan pesantren untuk mewujudkan Pesantren Sehat. Gerakan tersebut menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan Indonesia Maju. “PSN menjadi sebuah usaha untuk maju dengan cara mempersiapkan santri sebagai SDM unggul. Mereka disiapkan jadi pemimpin masa depan bangsa yang sehat jasmani dan rohani, kompetitif dan berintegritas,” ungkapnya. 

Ia menambahkan, PSN juga berperan sebagai pusat pengembangan manajemen kesehatan pesantren dengan membuat jaringan antarpenggerak kesehatan pesantren nasional, pembinaan poskestren, dan pengembangan materi atau kurikulum untuk mewujudkan pesantren sehat. “Organisasi ini mulai sejak 2016. Namun, disahkan menjadi sebuah komunitas pada September 2019,” pungkas Fanshuri.

Rabu, 11 Maret 2020

Pergunu Tanggapi Pernyataan Apresiasi Presiden soal Gerakan Teacherpreneur

Jakarta,Dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakerna) IV Pesatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Presiden RI, Joko Widodo yang hadir dalam Pengukuhan Guru Besar KH Asep Saifuddin Chalim di UINSA, Sabtu (29/2) menyampaikan apresiasinya pada Ketua Umum Pergunu atas kiprahnya dalam gerakan Teacherpreneur pada para guru-guru NU. 

Menurut Jokowi, hal tersebut menjadi upaya pemberdayaan berbasis ekonomi kerakyatan yang sangat bermanfaat dan layak diapresiasi.  "Sebagai Ketum Pergunu, banyak program dan inovasi yang dilakukan sebagai pengembangan metode pembelajaran dan peningkatan kapasitas pesantren. Saya dengar guru Pergunu juga didorong untuk membuat gerakan Teacherpreneur sebagai pemberdayaan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan, menerapkan kearifan lokal dan sudah memanfaatkan teknologi digital. Ini adalah kiprah Kiai Asep yang layak diberi apresiasi," kata Jokowi.

Terkait hal itu, Wakil Ketua PP Pergunu, Aris Adi Leksono memberikan tanggapan bahwa apresiasi tersebut sebagai bentuk penghargaan negara kepada anggota Pergunu se-Indonesia.   Menurutnya, gerakan Teacherphenuer adalah tawaran solusi untuk menjaga marwah guru dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraannya.   "Penghargaan yang disampaikan presiden bagi kami adalah penghargaan negara kepada peran pergunu selama ini, terutama dalam membangun kemandirian guru. Sehingga, guru tetap bisa mengabdi dengan totalitas, tanpa terganggu kesejahteraan bagi diri dan keluarganya," kata Aris, Rabu (4/3).   Lebih lanjut, Aris menegaskan gerakan Teacherphenuer akan menjadi program nasional dari sabang sampai merauke dalam bentuk membangun koperasi guru, usaha online komunitas guru, kantin guru, ternak guru, perumahan guru, dan lainnya. Menurutnya, dengan kemamuan menejerial guru, program Teacherphenuer pasti akan jalan, tanpa meninggalan tugas mendidik.    "Sejak dulu guru adalah figur mulia, karena bekerja pada ruang pengabdian yang harus didasari keikhlasan, selain itu guru juga harus mampu menjadi Teacherphenuer dengan memanfaatkan komunitasnya sebagai aktifitas wirausaha, dengan model online, berternak, kantin guru dan lainnya. Ini bisa jalan tanpa meninggalkan tugas utamanya sebagai pendidik," tegas Aris. Rakernas dan Pengukuhan Guru Besar Ketua Umum Pergunu, KH Asep Saifuddin Chalim dihadiri lebih dari 4000 pengurus dan anggota Pergunu se-Indonesia, tokoh masyarakat, forum rektor, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansah, Wakil Gubernur, Emil Elistianto Dardak, dan lainnya.  


Di Depan Mendikbud, Pergunu Sampaikan Cita-cita Bangun Kampus Internasional

Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) memenuhi undangan silaturahim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadhim Makarim.

Rombongan Pergunu dipimpin langsung oleh Ketua Umum KH Asep Saefuddin Chalim disambut oleh Mentri Nadhim Makarim di kantornya Jln Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Rabu (11/3) siang. Kiai Asep sapaan Ketum Pergunu, menyampaikan cita-cita Pergunu untuk mendidirikan kampus bertaraf internasional. Pihaknya juga telah menyediakan lahan untuk pembangunan kampus seluas 62 hektar dan akan terus bertambah di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Keinginan tersebut demi memajukan pendidikan Indonesia dan juga mengenalkan pendidikan khas Indonesia di kancah dunia.

"Ke depan nanti kita akan bangun sekolah-sekolah unggulan di masing-masing provinsi di mana Pergunu ada. Kemudian, sekolah itu akan mengadopsi sistem pendidikan Amanatul Ummah," ungkap kiai pengasuh Pesantren Amanatul Ummah. 

 Sejauh ini konsep pendidikan Amanatul Ummah sudah teruji unggul dan lulusannya sudah banyak diterima di perguruan tinggi unggulan baik dalam negeri maupun luar negeri. Kiai Asep juga berharap keinginannya demi memajukan pendidikan indonesia dapat segera terwujud.   

Selain itu Wakil Ketua Pergunu Aris Adi Leksono mengingatkan akan pentingnya pendidikan karakter di tengah-tengah gencarnya peningkatkan kemajuan pendidikan dengan pola-pola modern. Pihaknya mengatakan 

Pergunu memerhatikan penguatan karakter bagi guru di seluruh indonesia. "Bagaimana kemudian guru-guru konsen dalam hal penguatan nilai-nilai kebangsaan. Dalam bentuknya Pergunu masih membuat sarasehan kebangsaan dan Trening of Treiler (TOT) Guru Pemersatu Bangsa di setiap provinsi dan kabupaten atau kota. Persertanya adalah guru-guru," ungkap Aris.

 Aris juga menyampaikan tentang peran Pergunu dalam membangun maindset techerprenuer bagi guru. Dengan itu, diharapkan guru memiliki kemandirian dalam bentuk berwirausaha mengembangakan kreativitas atau inovasi lainnya.   "Tidak serta-merta guru mengandalkan gaji atau honor dari hasil ngajar dan lain sebagainya. Tetapi memiliki usaha tanpa harus menggeser peran utamanya dalam mengajar.” Ungkap Aris yang juga mantan ketua PW Pergunu DKI Jakarta. Selain itu, lanjut Aris melihat fenomonea banyaknya kekerasan kepada guru, pergunu mengusulkan kepada kemendikbud ri untuk memfasilitasi komisi etik perllindungan guru. Yaitu dalam bentuk komisi perlindungan guru Indonesia. Sehingga jika ada kekerasan atau kasus kriminal, menurutnya untuk diperiksa dulu dikomisi perlindungan guru  baru setelah itu masuk ke ranah hukum. 

“Pergunu juga beharap kepada kemendikbud dan kemenag melakukan koordinasi tata kelola guru terutama dalam hal memberikan perlindungan dan memperhatikan kesejahteraan guru.”  Selain itu mendikbud ri Nadim Makarim sangat mengapresiasi terkait gagasan universitas internasional yang digagas oleh ketua umum pp pergunu dan sangat mengapresiasi pola-pola kerja pergunu dengan pengembangan karakter. Di sisi lain pihaknya juga mendukung peningkatan kompetensi melalui diklat jarak jauh. Diklat jarak jauh menurutnya sangat adaptif dengan program digitalisasi dan percepatan peningkatan kompetensi guru yang selama ini dijalankan. 

 “Mengenai teacherprenuer sangat setuju kami sangat mendambakan. Sehingga guru bisa menjadi contoh bagi siswanya selain bahwa guru ini tidak sekedar hidup dari mengajar bahwa memang betul guru akan mulia di depan siswanya karena pengabdian.” Ungkap Nadim. Kontributor: Erik Alga Lesman

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117747/di-depan-mendikbud--pergunu-sampaikan-cita-cita-bangun-kampus-internasional

Senin, 09 Maret 2020

Haram Memborong Masker di Pasaran untuk Dijual dengan Harga Tingi

Hukum ekonomi menyatakan bahwa “saat kebutuhan akan sumber daya yang jumlahnya terbatas merangkak naik, maka pasar akan meresponsnya sebagai kenaikan pada harga.” 

Demikian kiranya yang tengah terjadi di kancah nasional hari ini. Karena antisipasi terhadap wabah corona, sehingga masyarakat membutuhkan kehadiran masker, pasar merespons kebutuhan tersebut dengan kenaikan pada harga satuan per unit masker. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan tersebut bisa mencapai 330 ribu rupiah. Sebenarnya bagaimana syariat memandang hal ini?   Beberapa pihak mengaitkan bahwa tindakan di atas adalah sama dengan tindakan monopoli (ihtikar) atau 

menimbun barang. Benarkah begitu? Jawabnya, ya belum tentu juga. Kita perlu mencermatinya terlebih dulu sebelum menghukuminya.   Apotek atau pihak penjual masker itu umumnya membeli barang sudah dalam jangka waktu yang lama. Bahkan mungkin ada yang sampai berpikiran, kok enggak laku-laku. 

Modalnya tertahan dalam bentuk barang seiring lamanya jangka waktu. Pihak yang demikian ini, sudah pasti tidak bisa dikategorikan sebagai pihak penimbun. Hanya faktor kebetulan saja, mereka punya masker yang belum terjual.   

Namun, juga tidak menutup kemungkinan, bahwa ada pihak yang memanfaatkan momen dan kepanikan masyarakat yang tengah berlangsung sehingga berusaha memborong barang yang potensial laku untuk dijual kembali dengan harga yang fantastis guna meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Tindakan seperti inilah yang disebut sebagai ihtikar (menimbun harta).
 
 الاحتكار هو حبس مال أو منفعة أو عمل، والامتناع عن بيعه وبذله حتى يغلو سعره غلاءً فاحشاً غير معتاد، بسبب قلته، أو انعدام وجوده في مظانه، مع شدة حاجة الناس أو الدولة أو الحيوان إليه   

“Monopoli itu adalah tindakan memborong barang atau manfaat atau pekerjaan jasa, tidak dijualnya atau disalurkannya sehingga harganya bergerak naik dengan kenaikan yang bersifat menindas dan tidak lumrah, sebagai akibat dari minimnya barang itu di pasaran atau langka, bersamaan dengan sangat butuhnya masyarakat akan wujudnya, atau negara, atau bahkan hewan peliharaan” (Dr Fathi al-Darainy, Buhutsu Muqaranah fi al-Fiqhi al-Islamy wa Ushulihi, Beirut: Muassasah al-Risalah, 2008, juz 1, halaman 411).   Jadi, ciri khas monopoli itu adalah ada pada tindakan sepihak berupa 

penimbunan/penguasaan barang tertentu, yang disertai dengan niat menaikkan harganya secara fantastis saat terjadinya krisis guna meraup keuntungan sebesar-besarnya. Istilah lainnya, adalah bisnis temporer dan berbasis momentum.   Dalam syariat, hukum asal monopoli itu diharamkan dan hanya berlaku pada produk jenis makanan pokok. Hal ini berangkat dari firman Allah SWT:  

وَمَا لَكُمْ أَلاَّ تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلاَّ مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ وَإِنَّ كَثِيراً لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ   “Tiada larangan bagi kalian memakan hayawan yang disembelih dengan disebut nama Allah atasnya. Allah telah menjelaskan secara rinci kepada kalian segala apa yang diharamkan kecuali karena terpaksa. (Q.S. Al-Anfal [: 119)   من احتكر طعاماً أربعين يوماً فقد برىء من الله وبرىء الله منه» رواه أحمد والحاكم بسند جيد عن ابن عدي   

“Barang siapa menimbun makanan selama 40 hari, maka ia lepas tangan dari Allah dan Allah juga berlepas diri darinya.” HR. Ahmad dan Hakim dengan sanad jayyid, dari Ibnu ‘Adiy.   Adapun pada barang/produk lain, seumpama masker, hal tersebut adalah berangkat dari qiyas pada sifat dlaruratnya makanan, disebabkan adanya faktor penguat (murajjih) yaitu kebutuhan (hajat). Kaidah yang berlaku dalam hal ini adalah: 

  الحاجة تنزل منزلة الضرورة عامة كانت أم خاصة   “Hajat suatu ketika dapat menempati derajat primer (dlarurat) baik secara umum atau secara khusus.”   Berangkat dari dasar ini maka menimbun masker melalui aksi borong barang untuk maksud dijual dengan harga fantastis (ghalâan fakhisyan) guna meraup keuntungan sebesar-besarnya adalah termasuk bagian dari ihtikar yang diharamkan. Wallahu a’lam bi al-shawab.     Ustadz Muhammad Syamsudin, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah–Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur

Bantu Masyarakat Cegah Corona, LAZISNU Bagikan Masker Gratis

Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) membagikan masker secara gratis kepada masyarakat pengguna Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jumat (6/3). Kegiatan dalam rangka membantu warga mencegah penyebaran virus mematikan Covid-19 ini. 

  “Alhamdulillah, Jumat kemarin NU Care-LAZISNU telah membagikan masker kepada driver ojek online, supir angkot, pengguna jalan, pejalan kaki, dan masyarakat sekitar selepas Salat Jumat di lingkungan Gedung PBNU dan daerah sekitarnya,” kata Ketua PP LAZISNU, Achmad Sudrajat kepada NU Online, Senin (8/3).  

Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari program gerakan sejuta masker untuk cegah corona yang diinisiasi langsung oleh PP LAZISNU. Dia pun berpesan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan kebersihan agar terhindar dari segala penyakit. 

“Selain itu masayrakat harus menyeimbangkan gizi dan asupan, olahraga, serta istirahat yang cukup agar daya tahan tetap terjaga,” tuturnya

Sebelumnya, PP LAZISNU juga menggalang donasi untuk masyarakat agar mendapatkan masker secara gratis, mengingat harga masker yang melambung tinggi di pasaran. Gerakan itu dinamai ‘Gerakan Sejuta Masker’.  

Melalui gerakan sejuta masker tersebut NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu warga Indonesia menghadapi penyebaran virus Covid-19. Mudah-mudahan gerakan sejuta masker dapat membantu masyarakat dalam menangkal virus mematikan ini.    Beberapa waktu yang laluu, NU Care-LAZISNU telah mendistribusikan 12.600 masker untuk warga Taiwan dan Korea Selatan dalam rangka membantu masyarakat Taiwan dan Korea Selatan melawan virus corona.  Seperti kita ketahui, Presiden Joko Widodo untuk pertama kali mengumumkan dua orang di Indonesia positif terinfeksi virus Corona. Jokowi mengumumkan kabar yang ditunggu-tunggu masyarakat itu pada Senin (2/3) lalu di Istana Negara Jakarta.  Sepekan berlalu, kasus virus corona terus mengalami perubahan, dan sampai hari ini, sudah ada 6 orang yang dinayatakan positif terkena virus tersebut. 



Sabtu, 07 Maret 2020

Mana Yang Lebih Penting Untuk Masa Depan Si Kecil? Keterampilan atau Karakter?

Berkembang dari era digital saat ini, maka diprediksi masa depan nanti akan lebih kompetitif dan menantang, ditandai dengan adanya perubahan yang cepat serta dinamis. Maka hanya memiliki keterampilan saja tidaklah cukup. Resiliensi merupakan salah satu karakter yang perlu dimiliki oleh si Kecil untuk membantunya siap menghadapi tantangan masa depan. Resilien adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi kegagalan sebagai kesempatan belajar dan mampu untuk membangkitkan dirinya kembali untuk terus mencoba.

Sebuah survey yang dilakukan oleh Primrose Schools pada tahun 2016 menemukan bahwa ternyata 92% orang tua mengakui pentingnya pembentukan karakter anak yang kuat dan positif sejak dini, terutama karena anak-anak ini hidup di era digital. Dari survey yang sama, ditemukan juga bahwa hampir 50% dari orang tua mengaku bahwa mereka belum paham bagaimana dan kapan sebaiknya pembentukan karakter ini bisa dimulai. Para pendidik dan akademisi pun semakin gencar menyatakan pentingnya pembentukan karakter untuk dilakukan sejak dini, dimulai dari rumah dan juga di sekolah. Banyak penelitian menemukan bahwa dimilikinya karakter yang positif dan kuat oleh anak, akan meningkatkan performa mereka di sekolah, mendapatkan nilai yang lebih baik, serta memiliki hubungan sosial yang lebih positif.

Apakah mengembangkan keterampilan dan karakter anak yang resilien dapat dilakukan sejak anak usia dini? Tentu saja IYA!. Pembentukan karakter justru menjadi dasar dari proses tumbuh kembang anak, terutama dalam menguasai keterampilan-keterampilan hidup lainnya. Melalui pembentukan karakter, si Kecil akan mengembangkan rasa percaya diri, keberanian, pantang menyerah, gigih, dimana hal tersebut akan membantu si Kecil untuk mau terus belajar dan mampu menghadapi kesulitan yang dihadapi ketika ia belajar keterampilan tertentu di sekolah (Meiners, 2015)

Pearson & Nicholson (2000) mengatakan bahwa dimilikinya karakter yang baik dan positif akan menghubungkan 3 aspek dalam hidup anak, yaitu dirinya sendiri, orang lain, dan komunitas/masyarakat luas. Dengan dirinya sendiri, si Kecil yang memiliki karakter positif dapat menunjukkan perilaku mandiri, gigih, dan banyak akal. Sedangkan dengan orang lain dan masyarakat luas, si Kecil yang memiliki karakter positif seperti berani dan adaptif terhadap perbedaan-perbedaan yang ada.

Melihat banyaknya manfaat dan bagaimana karakter yang positif dapat mengoptimalkan proses belajar si Kecil, maka pembentukan karakter perlu dilakukan sejak dini. Karakter resilien, yang digambarkan melalui perilaku mandiri, berani, gigih, banyak akal, dan adaptif perlu untuk dimiliki oleh si Kecil, agar siap untuk menghadapi tuntutan masa depan yang akan lebih menantang dibanding dengan tuntutan yang dihadapi saat ini.

 

Sumber:https://www.nutriclub.co.id/parentsguideacademy/parenting-article/others/mana-yang-lebih-penting-untuk-masa-depan-si-kecil-keterampilan-atau-karakter/?gclid=Cj0KCQiAqY3zBRDQARIsAJeCVxN3AaQ1jbo7Hhz7BzArUw72y2C8Tn1ObPeD72SI-ODvejuuNNSUqzEaAuotEALw_wcB

Peringati Harlah Ke-74, Muslimat NU Bumiayu Gelar Bazar

Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ramaikan Bazar Merah Putih yang digelar dalam rangka peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-74 Muslimat NU. Pasar kuliner serta produk unggulan itu diprakarsai Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Bumiayu, di Lapangan Asri Kecamatan Bumiayu, Brebes. 

Meski sempat diguyur hujan, bazar akhirnya dibuka secara resmi oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti sekitar pukul 16.00 WIB pada Jumat (6/3) sore.   "Peringatan Harlah Muslimat NU yang diawali pembukaan Bazar UMKM ini, saya berharap dari hari pertama dibuka akan terus ramai dikunjungi warga Bumiayu dan sekitar hingga 15 Maret," harap Idza. 

 Idza mengucapkan terima kasih serta apresiasi kepada PAC Muslimat NU Bumiayu yang terus menggelorakan kegiatan untuk peningkatan ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan rakyat tersebut.

"Berkat semangat dan kerja keras Muslimat NU, bazar yang baru diadakan di tingkat kecamatan ini turut membantu pemerintah. Apalagi dinamakan Bazar Merah Putih, ini menjadikan kita untuk mencintai Indonesia," kata Idza.   Lanjut Idza, kiprah Muslimat NU telah membantu di segala bidang. Mereka selalu tanggap dan tandang terhadap masyarakat. Dia juga berpesan agar tidak panik tentang virus corona yang sedang ramai saat ini.   "Karenanya, bersama Muslimat NU bisa mensosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak mudah sakit, dan bisa menangkal penyebaran virus corona," pungkas Idza.   Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Brebes Hj Chulasoh menyampaikan terima kasih karena selama ini Pemerintah Kabupaten Brebes selalu memberi dukungan, seperti halnya penyelenggaraan bazar ini.   "Ke depan, Muslimat NU berencana akan menggelar konferensi cabang di Pendopo Brebes untuk membahas program keorganisasian, mohon izin kepada bupati," katanya.   Kepada PAC Muslimat NU Bumiayu,  Chulasoh juga mengucapkan terima kasih bazar ini dapat terlaksana. Semoga dapat terus bekerjasama dan bersinergi, baik kepada pimpinan cabang, pimpinan anak cabang maupun pimpinan ranting.   Ketua PAC Muslimat NU Bumiayu Hj Farah Effi Sri Winarti menjelaskan, selain bazar, Harlah juga digelar berbagai lomba di antaranya lomba Paduan Suara, Pildacil, fashion show, dan lain-lain.    Bazar digelar selama 10 hari, dari 6 sampai 15 Maret. Turut hadir pada pembukaan, Ketua PAC Muslimat NU Bumiayu Hj Farah Effi Sri Winarti, Ketua Dekranasda Brebes H Warsidin, beberapa SKPD Brebes, anggota Muslimat, serta Gerakan Pemuda Ansor setempat. 


Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117577/peringati-harlah-ke-74--muslimat-nu-bumiayu-gelar-bazar-umkm-

41 Sekolah Swasta di Kota Semarang Mulai Gratiskan Biaya Pendidikan


Semarang – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mulai menggratiskan biaya pendidikan untuk sekolah-sekolah swasta di Ibu Kota Jawa Tengah itu. Untuk tahun ini, ada 41 sekolah swasta yang mulai mendapat suntikan dana dari pemerintah agar biaya pendidikan gratis.

Sekolah swasta gratis itu tersebar mulai dari tingkat TK hingga SMP. Rinciannya yakni ada 7 TK, 14 SD dan 20 SMP yang memberlakukan sekolah gratis di tahun ajaran 2020/2021 ini.

Program ini mulai berlaku Januari 2020. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyiapkan anggaran sebesar Rp 5,4 miliar. Dana tersebut akan ditransfer ke sekolah-sekolah swasta untuk menerapakn pendidikan gratis.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan, jika program ini masuk dalam tahap pertama program sekolah swasta gratis di Kota Semarang. Ia menyebut, program ini merupakan terobosan setelah sebelumnya sekokah negeri juga gratis.

“Dengan Maka didorongnya program pendidikan formal bisa gratis, diharapkan yang tidak mampu bersekolah bisa memperoleh kesempatan untuk menempuh pendidikan,” katanya.

Selain sekolah swasta gratis, Pemkot Semarang juga menyiapkan ribuan beasiswa bagi siswa sekolah negeri maupun swasta mulai dari tingkat SD hingga SMA. Beasiswa ini nantinya difokuskan untuk siswa berprestasi dari keluarga miskin.

Pemkot Semarang menyiapkan 11.288 beasiswa untuk program ini. Beasiswa ini nantinya juga akan menyasar siswa di MI, MTs dan MA di Kota Semarang.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri juga menyebut, ke depan program sekolah swasta gratis ini juga akan diarahkan kepada madrasah seperti MI, dan MTs.



Sumber:https://www.google.com/amp/s/www.murianews.com/2020/01/18/180681/41-sekolah-swasta-di-kota-semarang-mulai-gratiskan-biaya-pendidikan.html

Kamis, 05 Maret 2020

Cegah Virus Corona, LAZISNU Galang Gerakan Sejuta Masker

Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) menggalang donasi untuk seluruh masyarakat Indonesia. 

Penggalangan ini diberi nama ‘Gerakan Sejuta Masker’. Nantinya, hasil penghimpunan donasi tersebut diperuntukan membeli masker dan diberikan secara gratis kepada masyarakat. Langkah ini-pun tidak lain merupakan upaya pencegahan virus corona terutama di daerah-daerah metropolitan seperti Jakarta dan sekitarnya. 

“NU Care-LAZISNU melalui program kemanusiaan, NU Care for Humanity, menggalang dan mendistribusikan masker guna mencegah penyebaran virus Corona,” tulis web resmi milik NU Care-LAZISNU, Selasa (3/3). 

Melalui gerakan sejuta masker tersebut NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk bersama-sama membantu warga Indonesia menghadapi penyebaran virus Covid-19. Mudah-mudahan gerakan sejuta masker dapat membantu masyarakat dalam menangkal virus mematikan ini.   “Kali ini, NU Care-LAZISNU mengajak semua sahabat peduli agar turut serta dalam Gerakan Sejuta Masker cegah corona, untuk didistribusikan di Indonesia,” lanjutnya.  Caranya, buka website nucare.id, kemudian klik tombol “Donasi Sekarang”, masukkan nominal donasi, isi data diri, pilih metode pembayaran, klik “lanjutkan pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya dan dapatkan laporan melalui email.  Sebelumnya, NU Care-LAZISNU telah mendistribusikan 12.600 masker untuk warga Taiwan dan Korea Selatan untuk membantu masyarakat Taiwan dan Korea Selatan melawan virus corona. Gerakan ini dinilai sangat membantu masyarakat mengingat harga masker yang semakin tinggi.  Seperti kita ketahui, Presiden Joko Widodo untuk pertama kali mengumumkan dua orang di Indonesia positif terinfeksi virus Corona. Jokowi mengumumkan kabar yang ditunggu-tunggu masyarakat itu pada Senin (2/3) di Istana Negara Jakarta.  "Ternyata orang (WN Jepang) yang terkena virus Corona berhubungan dengan 2 orang di Indonesia, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi kepada para awak media di Istana Negara, Senin (2/3) kemarin siang.  Menurut Jokowi, dua WNI itu tersebut sempat kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Warga Jepang itu terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia. Tim Kemenkes pun melakukan penelusuran.  "Orang jepang ke Indonesia bertamu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi.  "Dicek dan tadi pagi saya dapat laporan dari Pak Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona," tutur Presiden.


Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117422/cegah-virus-corona--lazisnu-galang-gerakan-sejuta-masker-

Soal Corona, LK PBNU: Waspada Boleh, Khawatir Berlebihan Jangan

Sesaat setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua WNI positif corona pada Senin (2/3) siang, masyarakat merasa terkaget-kaget. Tingginya kewaspadaan masyarakat terhadap wabah corona ini perlu diapresiasi namun bukan berarti harus disikapi secara berlebihan.  

Sikap berlebihan dinilai akan menyebabkan terjadinya diskriminasi kepada pengidap virus corona maupun keluarganya. Karena itu masyarakat dituntut terus berhati-hati menjaga kesehatan serta mengikuti seluruh imbauan dokter. Tetapi jangan khawatir secara berlebihan karena dapat memperkeruh keadaan. Sekretaris Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dokter Citra Fitri Agustina menuturkan,mengemukanya identitas korban virus corona yang dilakukan media massa saja menyebabkan stigma buruk kepada keluarga korban.  
 
Bagaimana jika sikap masyarakat sekitar yang berlebihan terhadap WNI yang terkena virus, maka dimungkinkan keluarga dan korban tersebut merasa terpojokan. 

Dia menambahkan, terjadinya sikap berlebihan masyarakat dapat juga menghalangi upaya prefentif oleh pemerintah. Bisa-bisa pemerintah tidak fokus kepada sasaran penyelesaian masalah karena mengurusi masalah-masalah baru akibat kekhawatiran masyarakat yang terlalu.   

“Dengan adanya informasi beredar seputar identitas, riwayat perawatan sebelumnya dan alamat rumahnya. Entah valid atau tidak, bisa dibayangkan, pewarta akan berbondong-bondong mengunjungi RS Sulianti Saroso, Mitra Keluarga, Depok. Dan mungkn di perumahannya,” kata Citra kepada NU Online, Senin (2/3) malam.  

Selain itu, tenaga kesehatannya-pun akan dicurigai dan distigma oleh masyarakat sebagai penyebab menyebarnya virus. Dia berharap tidak ada pihak manapun yang menjadi korban diskriminasi atas mewabahnya virus corona di dunia.  

“Misalnya apa-apa dikaitkan dengan virus Corona. Bahkan muncul berita hoax soal corona, ini kan berbahaya,” ucapnya. 

Dari pada besikap berlebihan, Citra mengajak masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam menangani kasus tersebut. Kemudian, mendoakan para pasien yang terkena virus corona di Indonesia agar segera sembuh dan terbebas dari virus. 

 “Jangan lupa berdoa dan shalawat agar hati lapang pikiran tenang demi mencegah kepanikan,” ucapnya. 

Untuk diketahui, virus new corona yang kemudian diberi nama Covid-19 sontak menjadi perhatian dunia. Sampai saat ini ada 64 negara yang terinfeksi virus Corona. Akibat mewabahnya virus mematikan itu masker di berbagai pusat perbelanjaan habis.

Tingginya orang yang mencari masker membuat harga masker kian melambung tinggi, hal ini pun menjadikan masyarakat berubah menjadi panikan bahkan paranoid. Di Bandara Internasional misalnya, hampir semua orang mengenakan masker apalagi di penerbangan-penerbangan internasional.  Padahal WHO sudah menegaskan, hanya orang yang sakit saja yang wajib mengenakan masker, mereka yang sehat tidak masalah. 

Sampai saat ini, virus corona semakin menjadi momok di masyarakat karena belum ada obat yang dinilai ampuh dapat menyembuhkan virus tersebut.  “Jika seorang batuk saja di Bandara, langsung ditatap ngeri oleh banyak orang padahal ia sudah terapkan etika batuk seperti mengenakan masker,” kata Citra.  


Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117420/soal-corona--lk-pbnu--waspada-boleh--khawatir-berlebihan-jangan

Virus Corona Merebak, Habib Luthfi Bagikan Ijazah Penangkal

Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya membagikan ijazah agar terhindar dari penyakit menular dan virus epidemi, terutama dari virus corona.  

Pembagian ijazah tersebut dilakukan pada Senin (2/3) di kediaman Habib Abdurrahim Puang Makka, Makassar, Sulawesi Selatan. Terkait ijazah dari ulama asal Pekalongan itu, Pelaksana Tugas Ketua Umum Pengurus Pusat Mahasiswa Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (MATAN) Hasan Habibi menyatakan bahwa ijazah tersebut bersifat umum, sehingga siapa pun boleh mengamalkan dan menyebarkannya.


"Abah (Habib Luthfi) mengijazahkan shalawat untuk dibaca semampunya, se-futuhnya, dan itu disampaikan Abah di ndalem (kediaman) Habib Abdurrahim Assegaf Puang Makka (Makassar)," kata Hasan kepada NU Online, Kamis (5/3) melalui sambungan telepon. Ijazah tersebut ditulis tangan oleh Sekjen JATMAN, H Mashudi pada 2 Maret 2020 di Makassar. Mashudi mengawali ijazah tersbut dengan kalimat pembuka berikut: “Berikut Ijazah dari Rais Aam JATMAN agar terhindar dari penyakit menular dan virus epidemi, utamanya jenis penyakit yang akhir-akhir ini sedang melanda dunia, yakni virus corona.”   بسم الله الرحمن الحيم اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اٰل سيدنا محمد بعدد كل داء ودواء   “Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad, wa ‘ala ali sayyidina Muhammad, bi’adadi kulli daain wa dawaa in.”  


Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/117506/virus-corona-merebak--habib-luthfi-bagikan-ijazah-penangkal

Rabu, 04 Maret 2020

Berusaha Menjadi Teman yang Baik bagi Anak


Banyak orang tua yang ingin menjadi keren di mata anak mereka, dan ingin berteman akrab. Namun, cara mendidik anak yang seperti ini akan membuat orang tua kesulitan untuk menolak keinginan anak, dan justru membuat anak mendapat celah untuk menjadi egois.

Sebaliknya, orangtua yang memiliki otoritas penuh, akan lebih dihormati dan dipatuhi. Menurut Thomas Lickona, ada tiga gaya orang tua dalam mendidik anak:

- Orang tua yang otoriter, di mana orang tua berada dalam kekuasaan penuh dalam mengatur anak.

- Orang tua yang permisif, di mana orang tua memberi banyak kasih sayang dan memanjakan anak, sehingga anak cenderung lebih berkuasa atas keinginannya.

- Orang tua yang otoritatif, cara mendidik anak dengan gaya ini menggabungkan kedua gaya sebelumnya. Memberikan anak aturan, namun juga memberi kasih sayang yang banyak.

Cara mendidik anak yang ketiga inilah yang sebaiknya diterapkan untuk mendidik anak. Karena dengan otoritatif, orang tua akan tetap bersikap hangat, mau mendengarkan anak, namun masih bisa dihormati oleh anak**


Sumber: https://m.liputan6.com/health/read/4001580/3-kesalahan-orangtua-ketika-mendidik-anak

3 Kesalahan Orangtua Ketika Mendidik Anak


Jakarta Menjadi orangtua bukan hal mudah. Ada kewajiban dan tanggung jawab di dalamnya, terutama dalam hal mendidik anak.

Setiap orangtua tentunya akan berusaha maksimal dalam mendidik anak-anaknya. Namun, orangtua pun manusia yang bisa berbuat kesalahan dalam keseharian maupun saat mendidik anak.

Dalam artikel Psychology Today yang berjudul “ Three Common Mistakes in Parenting” yang ditulis oleh Thomas Lickona, Ph.D, menunjukan bahwa mendidik anak tak bisa luput dari keliru. Namun, terkadang kekeliruan ini tidak disadari para orang tua, bahkan ada yang menyangka kesalahannya.

Hal yang perlu diingat dalam mendidik anak adalah, orangtua juga manusia yang tak luput dari kesalahan. Jangan terlalu egois untuk meyakinkan diri bahwa cara mendidik anak yang sudah dilakukan benar adanya.

Berikut tiga kesalahan dalam cara mendidik anak yang dilansir dari Psychology Today.

Memanjakan Anak

Dalam sebuah polling yang diadakan oleh CNN, dua per tiga orang tua di Amerika mengatakan kalau mereka telah memanjakan anaknya. Ketika di rumah, tugas seorang anak adalah menerima dan orang tua memberi, konsep mendidik yang demikian tanpa disadari akan membuat anak menjadi manja dan egois.

Orang tua terkadang memberikan semua apa yang diinginkan oleh anak sebagai bentuk kasih sayangnya. Namun, dalam cara mendidik anak yang baik, memberikan porsi anak tanggung jawab dan tugas rumah tangga akan membuat tumbuh kembang anak jauh lebih baik, dibandingkan memanjakan.

Memberikan penjelasan pada anak tentang sebuah tanggung jawab, mengajarkan untuk memisahkan antara keperluan pribadi dan keperluan keluarga sejak dini, dirasa mampu mendidik anak tentang kemurahan hati, rasa tanggung jawab, dan juga menumbuhkan kemandirian.**

4 Cara efektif mendidik anak supaya mau mendengar perintah Anda

Berbagai teori cara mendidik anak sudah Anda terapkan, namun tetap tidak digubris? Wah, jangan khawatir, anda tidak sendiri kok.

Problem ini sepertinya menjadi masalah utama orangtua jaman sekarang. Namun sebaiknya jangan dibiarkan terjadi terus menerus ya, karena dikhawatirkan anak akan manja dan merasa semua keinginannya harus dipenuhi.

Lalu, harus bagaimana ya cara yang tepat agar mereka mau mendengar perintah Anda?

Cara mendidik anak yang efektif

1. Dengarkan si kecil dulu yuk

Meski oranhtua memberi perintah, bukan berarti Anda tidak mendengar keluhan mereka. Mereka mungkin capek belajar, sedang tidak enak hati dengan suasana sekolah, misalnya, atau masalah lain yang mungkin mereka alami.

Nah Parents, mau mendengarkan adalah kunci dari cara mendidik anak yang baik. Jika Anda menunjukkan sikap mau mendengar keluhan mereka, atau peka bahwa mereka sedang kesal karena adanya masalah, maka mereka pun akan mendengar perintah Anda.

2. Panggil nama mereka

Berteriak tidak pernah menjadi cara mendidik anak yang disarankan  hanya akan membangkitkan emosi. Parents sendiri misalnya, tidak ingin bukan diteriaki oleh bos hanya karena diminta melakukan hal sepele?

Oleh karena itu pastikan Anda memanggil nama saat mereka bermain. Ketika menoleh dan memerhatikan Anda, katakan dengan baik hal yang Anda inginkan dari si kecil.

3. Tatapan mata yang hangat

Tatapan mata memiliki kekuatan untuk menunjukkan perasaan. Saat orangtua menatap mata anak, ia pun akan melihat bahwa orangtua mereka memberi perhatian, bukan amarah atau emosi negatif lainnya.

Dengan menatap mata anak, Anda pun akan paham apakah ia benar-benar mendengar atau cuek dengan perintah. Selain itu, Anda pun bisa menunjukkan kepedulian dengan cara mendengar dan ikut empati dengan hal yang tengah mereka rasakan.

4. Introspeksi diri

Terkadang kita lupa sebagai orangtua kita pernah membuat janji namun mengingikarinya. Dari semua teori cara mendidik anak, introspeksi diri sering terabaikan, lho.

Bagaimana mungkin anak akan mendengar perintah orangtua, jika kita sendiri kerap tidak konsisten dengan ucapan?

Akibatnya, kata-kata atau wejangan apa pun tidak ‘sakti’ lagi. Kita sering memarahi anak karena melakukan suatu hal yang sebenarnya sering kita lakukan sendiri.

Nah, inilah yang sebaiknya benar-benar harus diperhatikan orangtua dalam mengaplikasikan ragam teori cara mendidik anak. Yuk, aplikasikan 4 hal di atas dalam keseharian mendidik anak!**

Senin, 02 Maret 2020

Pesantren dan Sekolah Jadi Tonggak Utama NU


Seperti yang telah dipaparkan pada tulisan sebelumya, dalam kurun dua tahun sejak didirikan IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), kepengurusan Pimpinan Pusat IPNU di bawah kepemimpinan Tolchah Mansoer, berhasil mendirikan cabang-cabang baru di berbagai daerah, yang berjumlah kurang lebih 100 cabang. Di masa awal tersebut, wilayah kaum santri dan tentu pesantren menjadi salah satu basis dalam pendirian dan pengembangan IPNU di daerah.

Maka tak heran, penamaan cabang-cabang yang baru dibentuk itu kemudian juga tidak melulu berdasarkan kepada nama kabupaten/kota, layaknya IPNU di masa sekarang, namun dinamakan sesuai kampung di mana terdapat pesantren, seperti halnya Krapyak. Kadang kala penamaan cabang tersebut, yang didasarkan pada nama kecamatan, seperti Wonopringgo dan Margoyoso. Khusus kedua cabang ini, kebetulan penulis mendapatkan data lengkap nama-nama pengurus dan alamat kantor di masa tahun 1961.

Pada Oktober 1961, majalah “Risalah Organisasi IPNU” yang diterbitkan Departemen Penerangan Pimpinan Pusat IPNU, merilis sejumlah cabang yang kala itu sudah berdiri, di antaranya Cabang Wonopringgo dan Margoyoso. Menjadi menarik, sebab bila kita mencari nama cabang-cabang tersebut, kini sudah tiada. Keduanya, kini menjadi nama kepengurusan di tingkat kecamatan (Pimpinan Anak Cabang / PAC). PAC Wonopringgo di bawah Cabang Kabupaten Pekalongan, sedangkan PAC Margoyoso masuk ke wilayah IPNU Cabang Pati.

Wonopringgo dan Margoyoso, keduanya memiliki kesamaan sebagai daerah pesantren. Di Margoyoso misalnya, pada tahun 1954-1961, era di saat IPNU didirikan dan mulai berkembang, sudah terdapat beberapa pesantren dan madrasah (sekolah) di daerah Kajen, yang menjadi rujukan para santri dari berbagai penjuru Tanah Air. Sebut saja Pesantren Kulon Banon, Wetan Banon (Salafiyah), Maslakul Huda, Mathali’ul Huda, dan lain sebagainya. 

Sedangkan di Wonopringgo, yang sudah terbentuk Kring NU, sejak tahun 1939, juga terdapat banyak pesantren dan beberapa lembaga pendidikan milik NU, seperti S.R.I (Sekolah Rakyat Islam, kini Yayasan Madrasah Islamiyah/YMI) di Kwagean. 

Adapun susunan pengurus Tjabang Margoyoso dan Wonopringgo di tahun 1961 (untuk penjelasan nama-nama pengurus barangkali nanti bisa dilengkapi dari penulis yang lain), yakni : 1. Tjabang Margoyoso (Alamat : Rumah A. Rifai Nasuha Kadjen Margojoso) Pelindung : A. Rifai Nasuha. Ketua I dan II : A. Fajumi dan Djuremi. Sekretaris I dan II : A. Muslam dan Hasjim S. Bendahara I dan II : Abd. Bari dan Zawawi. Departemen2 Pendidikan I dan II : Muzamil S dan H Faqih. Penerangan I dan II : Hadliq S dan Nur Hamid. Kader I dan II : Sholeh Ibrohim dan M Durrijun. Sosial I dan II : Hadliq M dan Mustadjab N. Olahraga I dan II : Mustadjab M dan Muzajin H. Kesenian/Kebudayaan I dan II : Mahfudz dan Muslim. Pembantu2 : Masruhin, Abd. Hamid, Asrori, dan Abd. Karim. 2. Tjabang Wonopringgo (Alamat : S.R.I. Wonopringgo I) Pelindung : Camat, BODM (Bintara Onder Distrik Militer/Kodim), Komandan Polisi Wonopringgo.  Penasihat : M. Bakir Dimjati, H.M. Buchori, dan H. Chumaidi. Ketua I dan II : Ah. Sjirozi Zuhdi dan A. Qurofi Hajin. Sekretaris I dan II : Chazir Anwar dan Chafidz Affandi. Bendahara I dan II : A. Machmud A. Amin dan Izudin Djazuli.   Departemen2 Pendidikan I dan II : A. Kuzari Hajin dan Muslim Achmad. Penerangan I dan II : Misbah Malibary dan Bachir Ghozali. Kader I dan II : Maftuh Quljubi dan A. Nadjib Sjamsuddin. Sosial I dan II : Djabir Maliki dan A. Barowi Buzari. Olahraga I dan II : Kastoha Na’im dan Tjashari. Kesenian/Kebudayaan I dan II : Ach. Muslih Malibari dan Asrori. Pembantu2 : A. Churozi, Fuzari Bahrum, Ismail Anwar, dan Nur Zain. Para pengurus ini kebanyakan dari mereka para alumni pesantren, madrasah, dan sekolah umum. Pesantren, sekolah, dan juga universitas (kampus) inilah yang menjadi tonggak dari keberadaan IPNU. Tolchah memiliki visi untuk menyatukan beberapa elemen tersebut, yakni pelajar umum dan kaum santri (pesantren). Menurut Tolchah adanya “perkawinan intelektual” ini menjadi penting bagi kaum Nahdliyin, juga bangsa Indonesia pada umumnya, untuk menghadapi tantangan di masa depan. Kata Tolchah, kala itu : “... satu fihak jang mempunjai ketjakapan jang mendalam di dalam ilmu agama, di lain fihak kurang pengetahuannja dalam lapangan agama, dan jang lain lagi jang mempunjai kedua-duanya itu dengan seimbang, jang terachir ini djarang sekali. Semua ini diperlukan untuk menghadapi masa jang akan datang... Ja, hari jang akan datang adalah hari kita, milik kita, kita pewaris2 zaman jang akan datang...“ Di masa Tolchah mengembangkan IPNU tersebut, tentu keadaannya tidak seperti sekarang, yang sudah sangat cair antara ilmu umum dan ilmu agama, begitu pula dengan hubungan antara sekolah dan pesantren, yang kebanyakan justru telah menjadi satu kesatuan. Namun, justru inilah yang kemudian dapat menjadi keuntungan serta kekuatan penting, bagi para pengurus IPNU di masa sekarang. 


Penulis: Ajie Najmuddin Editor: Abdullah Alawi   

Sumber:www.nu.or.id

Respons Virus Corona, PBNU Doa Bersama

Jakarta.Respons Virus Corona, PBNU Doa Bersama dan Bacakan Shalawat Selasa 3 Maret 2020 03:00 WIB Bagikan: Doa bersama di Masjid Annahdlah PBNU untuk mengatasi persoalan virus corona, Senin (2/3). 

Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU) menggelar doa bersama dan pembacaan Shalawat Thibbil Qulub di Masjid Annahdlah Gedung PBNU Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (2/3) malam. 

Doa bersama dan pembacaan shalawat dilakukan sebagai respons masuknya virus corona ke Indonesia.    Pembacaan doa dan shalawat dipimpin Wakil Ketua Lembaga Dakwan Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Misbachul Munir diikuti seluruh jamaah yang hadir. Hadir pula pada kegiatan tersebut Sekretaris Jendral PBNU H Helmy Faisal Zaini dan Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Kafabihi Mahrus Ali.

Setelah melakukan doa bersama dan pembacaan shalawat, kegiatan dilanjutkan dengan mauidzah khasanah KH Kafabihi Mahrus.   Kiai Kafabihi Mahrus Ali mengatakan apapun yang telah terjadi di bumi bahkan di planet merupakan kehendak Allah SWT. Karena itu, modal manusia adalah ikhtiar terutama ikhtiar menjaga kebersihan.  

 Menurut Kiai Mahrus, ketika manusia sudah menjaga kebersihan maka insyaallah dijauhkan dari berbagai penyakit termasuk wabah corona. Selain itu, masuknya wabah corona harus diartikan sebagai peringatan bagi umat manusia dari sang pencipta yakni Allah SWT. 

 "Kata Nabi Man yuridilahu khairan yusib minhu, barangsiapa yang dikehendaki oleh  kebaikan maka dicoba sabar atau tidak, ridha atau tidak, tabah atau tidak, dekat kepada Allah tidak. Kalau dia sabar tetap di jalan Allah maka oleh Allah akan diangkat derajatnya di dunia dan akhirat," ujar kiai yang juga Rais Syuriyah PBNU.  

Sebelumnya diberitakan, virus corona (Covid-19) telah masuk Indonesia, dua WNI terkonfirmasi positif terkena virus yang sejak tiga bulan terakhir mengancam keselamatan dunia tersebut. Informasi itu bahkan disampaikan langsung Presiden Joko Widodo, Senin (2/3) di Istana Negara Jakarta.

 Sekretaris Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) Citra Fitri Agustina mengatakan, ada sejumlah langkah agar warga tak terkena virus corona. Langkah-langkah tersebut berdasarkan petunjuk yang juga banyak disampaikan World Health Organization (WHO) kepada masyarakat dunia.   

Langkah-langkah tersebut meliputi hindari mengonsumsi daging dan telur mentah; hindari area berasap atau area merokok; minum obat segera setelah gejalanya muncul serta jangan membiarkan kondisinya menjadi semakin parah.   Langkah selanjutnya, masyarakat juga harus rajin mencuci tangan setelah bersin atau batuk. Kemudian, menutup mulut sebelum batuk atau bersin menggunakan tisu atau bahan lain yang layak.   "Nah jika Anda yakin telah terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang. Dan harus memiliki waktu istirahat yang tepat," kata dokter Civi. 

 Ia menambahkan, warga yang dinyatakan terkena gejala virus corona diminta untuk menjauhi area-area keramaian. Hal paling penting yang juga tidak boleh dilupakan adalah membersihkan tangan menggunakan sabun dan air atau hand rub yang mengandung alkohol.   "Selanjutnya, jika memasak daging untuk dikonsumsi, sebaiknya memerhatikan tingkat kematangan daging secara baik," katanya. 

 Virus yang sudah memakan ribuan korban jiwa tersebut juga dapat dihindari dengan menggunakan perlindungan atau pengaman tubuh ketika akan melakukan kontak dengan binatang liar.  "Sangat baik pula sebagai Nahdliyin kita cegah segala penyakit termasuk virus dengan pola hidup sehat, makan sayur dan buah, olahraga atau aktivitas fisik, dan jangan lupa cek kesehatan," tuturnya.

Bagi pihak-pihak yang berwenang, di kantor-kantor perlu memperbanyak sabun dan fasilitas cuci tangan dan setelah selesai cuci tangan sebaiknya keringkan terlebih dahulu dengan pengering, tisu bersih atau lap. 

"Jangan keringkan di baju yang kita pakai, jangan juga meludah sembarangan. Terakhir jangan lupa berdoa," ungkapnya.   



Kontributor: Abdul Rahman Ahdori Editor: Kendi Setiawan

Ingin Jadi Dokter, Gadis Sumba Kuliah di Unwahas Semarang

Semarang.Prinsip ekuitas yakni kesetaraan dalam mendapatkan pendidikan tanpa membedakan suku, agama, ras, antargolongan, gender, serta status sosial dan politik menjadi hal yang wajib bagi setiap penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi. 

Hal ini sebagai wujud implementasi Permenristekdikti No 90 tahun 2017 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru bagi Program Sarjana. Kampus di bawah Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) pun juga menegakkan prinsip ini.   Adalah Klemen, seorang mahasiswi dari Sumba Nusa Tenggara Timur yang sedang menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. 

Gadis periang yang mempunyai nama lengkap Klemensia Riani Kalli ini masuk tahun 2017 di Fakultas Kedokteran (FK) Unwahas. Sejak kecil dia memang bercita-cita ingin menjadi dokter. Cita-citanya ini dilatarbelakangi oleh meninggalnya sang ayah karena sakit.

 "Saat itu ayah saya dibawa ke rumah sakit yang harus melewati dua kabupaten," kenangnya. 

Desanya yang terpencil masih sangat tertinggal dalam hal pendidikan dan kesehatan.  
Dari situlah terasa bahwa tenaga kesehatan sangat dibutuhkan di desa-desa. 

"Saya ingin menjadi seorang dokter spesialis patologi anatomi yang bisa membantu meningkatkan mutu kesehatan di daerah asal saya," tuturnya.   

Perjuangannya dalam menimba ilmu ternyata tidak mudah, faktor ekonomi menjadi kendala di awal kuliahnya. "Puji Tuhan, biaya kuliah saya mendapatkan keringanan dari kampus," katanya.

 Di samping itu, dia juga mendapatkan beasiswa setiap bulan dari Ketua Pengurus Daerah Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Provinsi Jawa Tengah. Perhimpunan Inti merupakan organisasi sosial kemasyarakatan bersifat kebangsaan, bebas, mandiri, nirlaba, dan non-partisan. Walaupun sebagian besar anggotanya adalah WNI keturunan Tionghoa, namun Perhimpunan Inti bukan merupakan organisasi ekslusif sehingga terbuka untuk semua. 

 Sementara itu Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan FK Unwahas, Siti Nur Chasanah, merasa bangga dengan tekad mahasiswanya ini.

"Dia memang memiliki prestasi akademik yang bagus, semangatnya luar biasa dalam kuliah," jelas dosen FK yang sekaligus anggota Fatayat NU ini. 

 Zain Yusuf Wakil Rektor bidang Keuangan membenarkan tentang adanya kebijakan keringanan biaya pendidikan bagi mahasiswa.   "Unwahas sangat memberikan perhatian kepada mahasiswa dari berbagai agama, suku, dan ras yang sedang studi di Kampus NU ini," terangnya di Kampus Unwahas Kalipancur (27/2).   

Hal ini juga sejalan dengan prinsip education for all yang diterapkan di kampus. Dengan dasar-dasar kebangsaan yang diajarkan KH A Wahid Hasyim, kampus membuka kesempatan kepada siapa saja di semua wilayah Indonesia untuk bisa menempuh pendidikan.   "Pendidikan untuk setiap Anak Bangsa,” tutupnya.


Kontributor: Imam Syafaat Editor: Kendi Setiawan


MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 8

Arsip Blog


MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }