Sesungguhnya pendidikan Agama di berikan kepada anak sejak
dini (kecil), menghafal Al-Quran dan mengajarkan sunnah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah perkaran yang agung. Khususnya zaman sekarang, ketika
banyak orang menyia-nyiakan (pendidikan) anak mereka atau anak-anak yang berada
di bawah perwaliannya. Mereka juga disibukkan dengan perkara yang tidak
bermanfaat untuk urusan akhirat, bahkan membahayakan mereka. Mereka ditautkan
dengan tokoh-tokoh yang tidak pantas jadi teladan, seperti: aktor, atlet, dan
penyanyi.
Di bawah ini Terkait bahasan tentang sang adik –adik cara
menghafal Al-Quran,
1. Mulai membaca dan menghafal yang paling mudah, yaitu
surat Al-Fatihah. Kemudian lanjutkan dengan juz 30 (juz ‘amma). Mengawali
dengan yang mudah akan membantu untuk langkah selanjutnya. Kebutuhannya
terhadap surat Al-Fatihah sangat penting ketika hendak mulai belajar shalat.
2. Tentukan kadar hafalan dalam sehari, dengan kadar yang
mudah dipenuhi, hingga akhirnya hafalannya kuat. Itu juga akan memudahkan
proses menghafal selanjutnya. Kadar ini berbeda tiap orang, tergantung
kecerdasan dan kecepatan hafal yang dimiliki.
3. Persering muraja’ah (mengulang-ulang) sampai benar-benar
hafal. Jangan sampai ada hari yang terlewati tanpa hafalan baru maupun
mengulang hafalan yang lalu.
4. Motivasi sang adik dengan hadiah bila telah selesai
menghafal satu juz dengan sempurna, misalnya.
5. Awali dengan talqin (membacakan) dan tardid
(memperdengarkan berulang kali). Biasanya ini adalah awal modal dalam
menghafal, kemudian ajari ia cara membaca (Al-Quran), sampai nanti dia mahir
membaca Al-Quran sendiri tanpa perlu didampingi saudarinya atau gurunya.
6. Jika sang adik sudah mencapai usia wajib-shalat dan
berakal, ajarkan dia agar mengulangi hafalannya dengan cara membaca (surat yang
telah dihafalnya) dalam shalat, baik shalat fardhu maupun nafilah (sunnah).
7. Ulangi hafalannya dengan mendengar kaset atau komputer,
agar terpadu antara baiknya pelafalan dan baiknya cara baca. Kesempatan ini
juga bermanfaat untuk mengulang hafalan dan memperkuatnya.
8. Pilih waktu yang sesuai untuk menghafal – selagi tidak
sibuk dan banyak urusan – misalnya pilih waktu setelah fajar (subuh) atau waktu
antara maghrib dan isya. Jauhi masa ketika lapar, capek, atau mengantuk.
9. Puji sang adik di hadapan tetangga atau kerabat, untuk
menyemangati dan memotivasi para tentangga dan kerabat supaya ikut menghafal
Al-Quran. Baca dua surat al-mu’aqqidzat (yaitu Al-Falaq dan An-Nas), agar
terhindar dari ‘ain orang yang dengki.
10. Sangat penting bagi sang adik untuk memakai satu mushaf,
jangan gonta-ganti, karena dengan itu dia akan lebih kuat mengingat letak ayat.
11. Motivasi sang adik untuk menuliskan ayat yang telah
dihafalnya, hingga tergabung antara pelajaran menulis dan kuatnya hafalan.
(berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar