Jakarta -Dibalik perilaku si kecil yang dianggap bermasalah oleh orang dewasa, ternyata ada banyak alasan buah hati melakukannya.
-
Seperti disampaikan hipnoterapis klinis, Dra. MTh. Widya Saraswati, CCH, CT ada 5 alasan anak berubah menjadi bermasalah, seperti:
1. Mau mendapat perhatian
Untuk alasan yang satu ini, kata Widya, kebanyakan orangtua mungkin paham sebab anak yang ingin mendapat perhatian mudah dikenali dengan kebiasaannya yang tidak normal.
2. Mau mendapat kekuasaan
Ini salah satu tujuan berbahaya yang bisa dilakukan anak. Widya mengingatkan, anak itu cerdas, dan bisa belajar respon orang lain dari perilakunya.
"Contohnya, anak minta dibelikan sesuatu. Bila dia tidak dibelikan, anak menjerit, marah, teriak dan mungkin guling-guling di tanah. Pikiran orangtua, kalau tidak dituruti maka anak akan diam. Ini salah. Bila Anda menuruti anak yang seperti itu, maka dia akan mendapat kekuasaannya. Anak akan belajar, kalau dia teriak, orangtua kalah dan apapun yang dia inginkan bisa didapatkannya," kata Widya.
3. Balas dendam
Widya menyontohkan, anak yang suka membalas dendam. Misalnya, anak yang tidak dibelikan mainan, dia kemudian membanting apapun yang ada di dekatnya. Anak merasa orangtuanya perlu diberi hukuman. Bila dituruti, lagi-lagi, orangtua kalah.
4. Tidak produktif
Misalnya, anak pura-pura sakit karena ada ujian di sekolah. "Orangtua harus tahu anak tidak suungguh sakit. Bilang padanya, kamu nggak apa-apa nak, sini mama tiup nanti sembuh, sekolah ya," ujarnya.@
-
Seperti disampaikan hipnoterapis klinis, Dra. MTh. Widya Saraswati, CCH, CT ada 5 alasan anak berubah menjadi bermasalah, seperti:
1. Mau mendapat perhatian
Untuk alasan yang satu ini, kata Widya, kebanyakan orangtua mungkin paham sebab anak yang ingin mendapat perhatian mudah dikenali dengan kebiasaannya yang tidak normal.
2. Mau mendapat kekuasaan
Ini salah satu tujuan berbahaya yang bisa dilakukan anak. Widya mengingatkan, anak itu cerdas, dan bisa belajar respon orang lain dari perilakunya.
"Contohnya, anak minta dibelikan sesuatu. Bila dia tidak dibelikan, anak menjerit, marah, teriak dan mungkin guling-guling di tanah. Pikiran orangtua, kalau tidak dituruti maka anak akan diam. Ini salah. Bila Anda menuruti anak yang seperti itu, maka dia akan mendapat kekuasaannya. Anak akan belajar, kalau dia teriak, orangtua kalah dan apapun yang dia inginkan bisa didapatkannya," kata Widya.
3. Balas dendam
Widya menyontohkan, anak yang suka membalas dendam. Misalnya, anak yang tidak dibelikan mainan, dia kemudian membanting apapun yang ada di dekatnya. Anak merasa orangtuanya perlu diberi hukuman. Bila dituruti, lagi-lagi, orangtua kalah.
4. Tidak produktif
Misalnya, anak pura-pura sakit karena ada ujian di sekolah. "Orangtua harus tahu anak tidak suungguh sakit. Bilang padanya, kamu nggak apa-apa nak, sini mama tiup nanti sembuh, sekolah ya," ujarnya.@
0 komentar:
Posting Komentar