Sumber:https://paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8941.html
Situs Edukasi Anak Masadepan Negeri
Peningkatan Kesadaran Gizi Ibu dan Balita; Sosialisasi PP Muslimat NU dan Yaici di Palembang Sumatera Selatan
Mengarungi Kisah Inspiratif Hj Khofifah Indar Parawansa
Pembelajaran Manasik Haji Kecil TKTA Tarbiyatul Athfal41 Semarang pada Tgl.8 Oktober 2015 di Islamic Center Semarang
Penguatan Keaswajaan Bagi Da’iyah Muslimat NU DKI Jakarta
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum
Banyak orangtua yang merasa puas ketika buah hatinya bisa menghabiskan bergelas-gelas susu. Namun, minum susu ada batasannya lho. Menurut penelitian terbaru di Amerika Serikat, anak usia empat tahun yang minum tiga atau lebih gelas susu per hari bisa sedikit mendorong tinggi badan namun cenderung membuatnya kelebihan berat badan alias obesitas.
Menurut para peneliti yang terlibat dalam studi terhadap 9000 anak-anak ini, dua gelas susu per hari sudah cukup bagi anak usia empat tahun.
"Kami sangat terkejut dengan indeks massa tubuh anak-anak usia empat tahun yang minum susu dengan jumlah banyak," terang pemimpin penelitian ini sekaligus dokter anak di University of Virginia di Charlottesville, dr. Mark DeBoer.
"Melihat hasil data tingginya obesitas pada anak, kami merekomendasikan anak-anak usia empat tahun untuk minum dua porsi susu per hari untuk mencegah kenaikan berat badan yang tentunya tidak sehat seperti yang diungkapkannya kepada Reuters Healthseperti dikutip laman Huffington Post, Senin (5/1/2015).
Penelitian ini memeriksa bagaimana pola konsumsi susu 8.950 anak selamat empat tahun pertama dengan cara mewawancarai orangtua. Penelitian ini kemudian meneliti 7.000 anak usia lima tahun.
Hasilnya sekitar 53 persen anak-anak minum susu lebih dua hingga tiga gelas susu per hari. Lalu, 16 persen diantaranya merupakan anak usia empat tahun yang memiliki berat badan berlebih.
Penelitian serupa yang pernah dilakukan seorang dokter anak dan peneliti dari St. Michael's Hospital Toronto, dokter Jonathon Maguire pun selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh DeBoer. Penelitian yang dilakukan oleh Maguire menyatakan bahwa dua gelas susu per hari cukup untuk memenuhi kebutuhan Vitamin D dan zat besi untuk anak-anak. "Susu adalah sumber kalor dan lemak penting bagi anak-anak, tapi jika berlebihan mengonsumsinya bukan hal baik," ungkapnya
"Sehingga studi ini menekankan bahwa dua gelas susu per hari sudah ideal untuk pertumbuhan anak serta menghindari masalah kesehatan berat badan berlebih," tambah Maguire.
Dumber: liputan6.com
Peneliti menemukan hubungan antara rutinitas sehari-hari, seperti emosi dan berat badan dengan mempelajari kebiasaan hampir 11 ribu anak Inggris yang lahir antara tahun 2000 dan 2002.
"Penelitian ini memberikan lebih banyak bukti, rutinitas pada anak-anak usia prasekolah dikaitkan perkembangan anak serta usaha mengurangi kemungkinan anak-anak mengalami obesitas di masa depan," kata Dr Sarah Anderson, seorang profesor di Ohio State of Public Health, Amerika Serikat, ditulis pada laman The Telegraph, Senin (24/4/2017).
Penelitian ini dipublikasikan diInternational Journal of Obesity pada 24 April 2017. Peneliti mengevaluasi tiga rutinitas rumah tangga pada anak-anak berusia tiga tahun.
Kategori penelitian dilihat dari waktu tidur biasa yang teratur, waktu makan, dan apakah orangtua membatasi menonton televisi. Kemudian apakah anak menonton televisi hingga satu jam atau kurang tiap hari.
Sumber: liputan6.com
Jakarta, PAUD dan Dikmas - Seperti yang dilansir dari kanal berita detik.com, untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme, Mendikbud Muhadjir Effendy meminta agar gambar pahlawan nasional dipasang di dinding kelas. Agar siswa bisa meneladani karakter para pahlawan.
"Iya untuk meneladani. Biar idolanya pahlawan nasional, jangan idolanya Doraemon," kata Muhadjir dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (23/4/2017).
Selain gambar pahlawan, sekolah juga diminta memasang teks Pancasila dan juga foto Presiden dan Wakil Presiden. Muhadjir meminta Pancasila dan gambar pahlawan nasional jangan hanya ditempel, namun juga dihayati.
"Ini kan salah satu cara saja. Tidak boleh sekadar menempel. Menanamkan nilai kepada anak itu kan harus dalam bentuk contoh. Ada keteladanan dari pihak guru. Kemudian juga pembiasaan," ujar Muhadjir.
Permintaan pemasangan gambar pahlawan itu tertuang dalam surat edaran bernomor 21042/MPK/PR/2017 dan bertanggal 11 April 2017 itu itu ditandatangani langsung oleh Mendikbud Muhadjir Effendy. Surat ini ditujukan untuk kepala-kepala dinas pendidikan di daerah.
Dalam surat itu juga disebutkan, siswa diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi di ruang kelas. Seusai kegiatan belajar mengajar, siswa diminta menyanyikan salah satu dari lagu kebangsaan.
"Menyanyikan Indonesia Raya itu dalam rangka pembiasaan. Mestinya kemudian gurus harus disertai dengan penjelasan makna dari lagu Indonesia Raya itu bait per bait dan seterusnya," kata Muhadjir.
Muhadjir mengatakan surat edarannya itu merupakan bentuk penyempurnaan dari kebijakan-kebijakan sebelumnya. Selain itu surat itu ditujukan untuk memantabkan semangat cinta tanah air dan nasioalisme.
"Untuk lebih memantabkan pembinaan cinta tanah air dan rasa nasionalisme. Itu menjadi bagian atau target dari 18 karakter. Di dalamnya ada cinta tanah air dan semangat bela negara," kata Muhadjir.
Berikut isi dari surat tersebut:
Yth. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi/Kabupaten/Kota
di Seluruh Indonesia
Menindaklanjuti arahan Presiden RI untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan sebagai implementasi dari Nawacita yang dicanangkan melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), kami mengharapkan bantuan Saudara untuk mendorong upaya penguatan pendidikan karakter pada seluruh jenis dan jenjang pendidikan antara lain mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan petunjuk teknis lainnya.
Selanjutnya untuk membangun/membangkitkan nasionalisme dan patriotisme, kami memgharapkan Saudara dapat menginstruksikan kepada seluruh satuan/lembaga pendidikan/sekolah baik di tingkat PAUD/SD/SMP/SMA/SMK untuk :
1. Memasang Naskah Pancasila, Foto Presiden RI dan Wakil Presiden RI di setiap ruang kelas serta beberapa foto Pahlawan Nasional dalam bingkai/pigura yang baik dan rapi.
2. Menyiapkan setiap kelas agar menyanyikan lagu Indonesia Raya di setiap pagi awal Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dan menyanyikan salah satu lagu kebangsaan/nasional sebelum pulang.
Demikian disampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8834.html
Semarang, PAUD dan Dikmas - Seksi Kurikulum dan Penilaian pada Dinas Pendidikan Kota Semarang, Ahmad Juri memberikan masukan terkait penjadwalan ujian kesetaraan pendidikan Paket C melalui Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK).
Ahmad Juri mengatakan bahwa, jadwal pelaksanaan UNPK sebaiknya di lakukan pada hari biasa. Pasalnya, kata dia, para peserta sebagian besar memiliki pekerjaan. Bila pelaksanaan UNKP pada hari biasa, pihaknya akan memberikan surat rekomendasi ke perusahaan agar para peserta yang berstatus sebagai pekerja diberikan waktu untuk mengikuti ujian.
"Jika hari libur seperti sekarang ini yang ditakutkan banyak peserta tidak bisa hadir mengikuti ujian, untungnya tingkat kehadiran peserta UNKP di Kota Semarang tahun ini sangat memuaskan yaitu hampir 96 persen," jelasnya di sela penutupan UNPK bagi peserta ujian kesetaraan pendidika Paket C di SMPN 39 Semarang pada Minggu (23/04/2017).
Sementara, terkait materi ujian, dirinya juga memberikan masukan agar pada ujian kesetaraan pendidikan Paket C selanjutnya ditambahkan materi wawasan yang berhubungan langsung dengan para peserta yaitu sisi life skill(keterampilan-red). Materi ketrampilan perlu ditambahkan dalam ujian, tujuannya bisa untuk bekal para peserta nanti jika telah lulus.
"Peserta bisa memetik hasil dari materi wawasan ketrampilan jika dimasukan ke dalam lembar soal. Peserta bisa mengaplikasikannya nanti bila belum mendapat pekerjaan tetap. Materi itu saya rasa bisa di masukan ke dalam kurikulum nasional sebagai dasar ujian kesetaraan Paket C," harapnya. (Tim Warta/ROY/KS)
Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8833.html
Yogyakarta, PAUD dan Dikmas - Pelaksanaan Ujian Nasional Kesetaraan (UNPK) paket C di wilayah Yogyakarta digelar di empat sekolah negeri dengan menggunakan 31 ruang kelas.
Menurut ketua panitia pelaksana ujian Sudijarto, peserta ujian sebanyak 411 siswa, terdiri 151 mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan sekitar 260 peserta mengikuti ujian berbasis kertas pensil (UNKP).
"Alhamdulillah antusias peserta didik sangat tinggi. Meski kehadiran untuk ujian IPS sebanyak 74.8 persen. Itu pun karena sakit dan bentrok dengan pekerjaan peserta didik yang tidak bisa ditinggalkan," ungkapnya.
Sementara itu peserta ujian, kata Sudijarto, rata-rata peserta didik paket C adalah putus sekolah karena biaya dan bisa meneruskan sekarang. Dengan peserta tertua berusia 45 tahun dan 43 tahun.
"Rata-rata usia peserta didik kisaran 19-25 tahun. Semoga ujian gelombang kedua Oktober nanti bisa melalui UNBK semua," pungkasnya. (Tim Warta/Slamet/KS)
Sumber:https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8826.html
Semarang, PAUD dan Dikmas - Sebanyak 28 Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) dan 1 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kota Semarang mengikuti Ujian Nasional pendidikan kesetaraan paket C gelombang pertama berbasis kertas dan pensil tahun pelajaran 2016 - 2017.
Pelaksanaan UN kesetaraan pendidikan paket C yang di ikuti 28 PKBM dan 1 SKBM di bagi menjadi dua tahap. Jadwal tahap pertama di laksanakan pada Sabtu dan Minggu (16-17/04/2017). Sementara tahap kedua di lakukan pada Sabtu dan Minggu (22-23/04/2017) bertempat di SMPN 39 Kota Semarang.
Ahmad Juri selaku Seksi Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Kota Semarang mengatakan bahwa, apabila di total dari PKBM dan SKB tahun ini yang mengikuti UNKP sebanyak 29, untuk total peserta berjumlah sebanyak 170 orang.
"Untuk jumlah ruangan kita bagi menjadi 9, dan masing masing ruangan diisi mulai dari 16 sampai 20 peserta ujian kesetaraan Paket C," jelasnya.
Lanjut dia, PKBM sejauh ini belum memiliki fasilitas yang memadai untuk pelaksanaan ujian pendidikan kesetaraan sehingga untuk pelaksanaannya masih menginduk ke sekolah negeri seperti di SMPN 39 Kota Semarang.
"Harapan saya nanti PKBM memiliki tempat beserta fasilitas yang memadai untuk menggelar sendiri UN kesetaraan kedepannya," tandasnya.
Sementara itu, salah satu peserta UN Kesetaraan pendidikan Kejar Paket C, Nurul Hidayati (23) asal Desa Wonorejo, Kecamatan Ngawian dari PKBM Bina Ilmu menuturkan, tujuan ikut ujian kesetaraan lantaran dirinya tidak menamatkan sekolah SMA nya.
"Jadi, saya ikut ujian kesetaraan karena dulu pas SMA tidak lulus karena terbentur masalah ekonomi, dan saat ini membutuhkan ijazah setara SMA guna mencari pekerjaan. Rata rata perusahaan atau pabrik kan nerimanya lulusan SMA sehingga saya ikut ujian ini," tuturnya.
Senada dengan itu, Maessie Vania Agustin Bumuluh (17) asal kelurahan Ringin Telu, kecamatan Ngalian mengatakan bahwa, pendidikan terakhir yang ditempuh saat itu hanya sampai kelas 2 SMA akibat mengalami sakit cukup lama sehingga tidak menyelesaikan sekolahnya hingga lulus. Ketika ditanya apakah yakin akan lulus ujian kesetaraan pendidikan Paket C, ia pun mengaku optimis bakal lulus. Namun dirinya mengaku sedikit mendapat kendala pada dua mata ujian yaitu matematika dan ekonomi.
"Waktu itu saya sakit, jadi hanya sampai kelas 2 SMA. Sekarang ini saya butuh ijasah SMA untuk melanjutkan kuliah. Sejauh ini untuk mata ujian hanya matematika dan ekonomi yang agak sulit, selebihnya tidak ada kendala," pungkasnya. (Tim Warta/ROY/KS)
Lombok, PAUD dan Dikmas - Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan DIKMAS) akan menindak tegas lembaga penyelenggara PAUD jika tidak memenuhi syarat akreditasi dan administrasi. Tak terkecuali Satuan Pendidikan Kerja Sama Pendidikan Anak Usia Dini (SPK PAUD).
Hal itu ditegaskan Wartanto, Sekretaris Jenderal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masayarakat (Sesditjen PAUD dan Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam sambutan pembukaan Sosialisasi Kerja Sama Program PAUD dan Dikmas Regional Timur di Lombok, Kamis (20/4).
"Kami akan tegakan peraturan, sesuai instruksi Pak Menteri agar semua satuan pendidikan untuk segera terakreditasi. Terutama masih banyak lembaga SPK PAUD yang belum memberikan laporan," ungkap Wartanto.
Pihaknya, kata Wartanto, akan melakukan teguran hingga tiga kali berturut-turut. Jika tidak mengindahkan aturan maka Ditjen PAUD dan Dikmas akan melakukan tindakan hingga menutup lembaga pendidikan tersebut.
"Kami akan layangkan surat hingga tiga kali. Jika tetap tidak memenuhi administrasi dan laporan rutin, maka kami tidak akan sungkan untuk menutupnya," tegas Wartanto.
Dalam acara sosialisasi yang diikuti 80 lembaga PAUD WNA, terungkap baru 5 SPK PAUD yang sudah terakreditasi dari 158 SPK PAUD di seluruh Indonesia.
Sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 31 tahun 2014, dan Peraturan Dirjen PAUD dan Dikmas nomor 148 tahun 2014 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan oleh Lembaga Pendidikan Asing di Indonesia. Maka seluruh lembaga pendidikan, termasuk SPK PAUD wajib mengajukan akreditasi dan melakukan laporan tahunan. (Tim Warta/Pri/KS)
Acara yang dibagi dalam dua wilayah, yakni Wilayah Regional Timur yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 21-24 April 2017. Sedangkan Wilayah Regional Barat akan digelar di Batam pada 17 - 19 Mei 2017 mendatang. Untuk wilayah Regional Timur diikuti sekitar 130 peserta dari provinsi Papua, NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, dan Sulawesi Tenggara.
Lombok, PAUD dan Dikmas - Guna mensosialisasikan perpanjangan izin penyelenggaraan, akreditasi, dan izin belajar peserta didik asing pada SPK PAUD, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan DIKMAS) menggelar Sosialisasi Kerja Sama Program PAUD dan Dikmas.
Menurut Kabag Umum dan Kerja Sama, Setditjen PAUD dan Dikmas, Triana Januari, bahwa setiap lembaga pendidikan harus memenuhi standar dan mengikuti aturan pendidikan yang berlaku. Sehingga dengan acara ini, kata Bu Tri biasa disapa, memberikan arahan dan kemudahan bagi lembaga pendidikan yang memberikan layanan pendidikan bagi WNA.
"Ini sesuai instruksi Presiden Jokowi dan Mendikbud agar memberi kemudahan dalam investasi dan berbagai layanan untuk kepentingan bangsa. Kami gelar acara ini untuk seluruh lembaga yang melayani pendidikan bagi WNA," papar Tri.
Acara sosialisasi ini dibagi dalam dua wilayah, yakni Regional Timur yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 20-22 April 2017. Sedangkan Regional Barat akan digelar di Batam pada 17 s.d 19 Mei 2017 mendatang. (Tim Warta/RHD/KS)