Kamis, 06 Agustus 2015

BPS:Jumlah Penduduk Buta Aksara Turun

JAKARTA, . berdasarkan data BPS dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat tahun 2014 yang tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal PAUDNI yang dirilis tahun 2015.  Jumlah penduduk buta aksara atau tuna aksara pada akhir tahun 2014 turun menjadi 6.007.486 orang, atau hanya tersisa 3,76 persen dari total jumlah penduduk. Sepanjang tahun 2014 pemerintah berhasil mengentaskan sebanyak 157.920 orang tuna aksara.
Penurunan jumlah tuna aksara pada tahun 2014 melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 3,83% dari total jumlah penduduk. Target tersebut tercapai antara lain karena program pendidikan Keaksaraan Dasar. Program tersebut merupakan upaya pemberian kemampuan keaksaraan bagi penduduk tuna aksara berusia 15-59 tahun. Mereka diajarkan kemampuan membaca, menulis, berhitung, mendengarkan, dan berbicara untuk mengomunikasikan teks lisan dan tulis.
Penduduk tuna aksara yang telah menyelesaikan pendidikan keaksaraan dasar tersebut mendapat Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA). Keberhasilan pencapaian kinerja ini juga karena program bantuan operasional penyelenggaraan (BOP) Keaksaraan Dasar pada kabupaten yang menjadi kantong-kantong buta aksara, dan diikuti dengan bimbingan secara intensif.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat Wartanto pada beberapa kesempatan mengatakan bahwa keberhasilan pemerintah menekan jumlah penduduk tuna aksara karena kerja sama seluruh masyarakat dan pemerintah daerah.
Wartanto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat menguraikan sejumlah program untuk memberantas tuna aksara, yakni Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Bantuan Multikeaksaraan.
“Prinsip dari pembelajaran KUM adalah meningkatkan kemampuan membaca dan menulis sembari memberikan keterampilan untuk mencari nafkah,” ujar Wartanto baru-baru ini. Pada tahun 2014, Kemdikbud menggelontorkan dana program KUM untuk 130.000 orang warga belajar.
Pada tahun 2012, Indonesia mendapatkan penghargaan internasional dalam hal penuntasan tuna aksara, yakni King Sejong Literacy Award dari UNESCO. Penghargaan tersebut diberikan karena Indonesia dinilai sukses melakukan inovasi pembelajaran dalam pemberantasan buta aksara yang terintegrasi dengan kewirausahaan.

Oleh:Yohan Rubiyantoro/HK
sumber:paudini.kemdikbud..go.id


Bookmark and Share
Artikel yang berhubungan :

0 komentar:

Posting Komentar

MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

1

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 8

Arsip Blog


MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }