PENIGKATAN GIZI

Peningkatan Kesadaran Gizi Ibu dan Balita; Sosialisasi PP Muslimat NU dan Yaici di Palembang Sumatera Selatan

Dra.Hj.Khofifah Indar Parawansa, M.Si.

Mengarungi Kisah Inspiratif Hj Khofifah Indar Parawansa

MANASIK HAJI

Pembelajaran Manasik Haji Kecil TKTA Tarbiyatul Athfal41 Semarang pada Tgl.8 Oktober 2015 di Islamic Center Semarang

Pelatihan Penguatan Keaswajaan Da’iyah Muslimat NU

Penguatan Keaswajaan Bagi Da’iyah Muslimat NU DKI Jakarta

Ketua NU Kota Semarang

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum

Jumat, 29 Januari 2016

Mengapa Anak Suka Bicara Kasar dan Kotor?

Meski tidak diajarkan di rumah, namun anak kerap berbicara kasar dan kotor. Kenapa ya? tenang bunda, hal ini dialami hampir semua anak.

Psikolog Anak dan Praktisi Theraplay, Astrid W. E. Napitupulu mengatakan, alasan utama mereka berperilaku seperti itu karena kata-kata tersebut terdengar lucu di telinga mereka. Dan lagi, bila mereka mengatakannya, anak-anak akan mendapat perhatian dan respon dari orangtua atau orang di sekitarnya.

"Anak belajar kata-kata buruk dari banyak media, seperti televisi atau bahkan dari temannya. Bagi mereka, bermain kata itu menyenangkan. Nah, sebagai orangtua, ini saatnya Anda bertanya padanya, apa arti kata-kata tersebut. Sebab bila kata-kata itu diucapkan bisa membuat orang lain sedih, terluka, marah atau tidak suka pada kita sehingga tidak boleh menyebut kata itu," kata Astrid seperti di kutip dari Liputan6.com, Sabtu (26/9/201

Astrid juga mengungkapkan, orangtua bisa mengajarkan anak untuk merespon sesuatu yang dianggap tidak baik di lingkungan. Misalnya, anak diberitahu kalai di sekitarnya ada norma, budaya Indonesia yang ramah.

"Kalau di lingkungan, lihat aturannya apa. Misalnya jangan lupa bilang tolong, jangan lupa untuk tersenyum dengan orang baru yang bertemu mama dan papa. Jadi dibalikin lagi kepekaan orangtua untuk mengajarkan anak bersosialisasi di lingkungan," pungkasnya. *


PAUD dan Dikmas Wilayah Bebas Korupsi

Jakarta, PAUD dan Dikmas. “Tingkatkan zona integritas wilayah bebas korupsi untuk meningkatkan Akuntabilitas Pemeriksaan Keuangan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),” ujar Sekertaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Wartanto. Rabu, (27/1)

Pada rapat yang membahas laporan keuangan Ditjen PAUD dan Dikmas tahun 2015, Wartanto menyampaikan harapannya akan pemeriksaan awal oleh BPK, tahun 2015 dapat dipertanggung jawabkan dalam pelaporan keuangan.

Laporan akuntabel dapat mengangkat dan meningkatkan capaian kinerja baik sistem pengendaliannya, kepatuhannya, juga kehandalan pengungkapannya. Serta dapat dibina dan diarahkan dari tim auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. “Ujar Wartanto menambahkan.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas nama Direktur jenderal (Dirjen), serta para Direktur dilingkungan Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) tidak bisa hadir, dikarenakan menghadiri pembahasan perdagangan manusia yang dihadiri oleh 17 Menteri dan ditunjuk menjadi Ketua Tim Pencegahan.

Hadir dalam rapat tersebut, Sekretaris Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) para Kepala Bagian, Direktorat pengelola keuangan yang ada dilingkungan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas.

Sedangkan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang hadir Subkhan Afandi sebagai Pengendali Teknis, Harris Winarto sebagai Teknis Pelaksana, beserta jajarannya. (Mahmudah Budiarti, Pri/KS)

Ditjen PAUD dan Dikmas Larang Bahan Ajar Yang Mengandung Kekerasan

Jakarta, PAUD dan Dikmas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud), dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), mengeluarkan surat pelarangan bahan ajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengandung unsur kekerasan. Kamis (21/1)
Larangan tersebut tertuang dalam surat edaran Nomor 109/ C.C2/ DU/ 2016 per 21 Januari 2016, surat itu ditujukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia yang berbunyi antara lain :
1. Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk pembentukan karakter dan budi pekerti. Oleh karena itu semua informasi yang diterima secara lisan, tayangan maupun tulisan seharusnya bebas dari unsur kekerasan faham kebencian, SARA dan Pornografi.
2. Berdasarkan laporan masyarakat dan kajian terhadap buku Anak Islam Suka Membaca karangan Nurani Mustain terbitan Pustaka Amanah Solo Jateng, cetakan 2013 memuat unsur-unsur tersebut diatas. Yang seharusnya tidak diperkenalkan pada anak usia dini. Hasil kajian pada intinya, kata dan kalimat yang digunakan pada buku tersebut dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak tentang kekerasan, Misalnya;
a. Jilid 2 halaman 28, ada caci maki
b. Jilid 3 halaman 5, di sini ada belati, halaman 9 gegana ada di mana, halaman 18 rela mati bela agama, halaman 25 apa kamikaze itu, halaman 27 bila agama kita dihina kita tiada rela, lelaki bela agama, wanita bela agama, kita semua bela agama, kita selalu sedia jaga agama kita demi Illahi semata. Kemudian di halaman 30 terdapat kata bahaya sabotase, halaman 42 laga suci di Qodisiya, halaman 45 topi baja kena peluru, halaman 46 bilamana ada resolusi, hal 50 bazoka dibawa lari.
c. Jilid 4 di halaman 5 ada kata Jihad, halaman 12 bom, halaman 15 Kafir. Lalu di halaman 2 berjihad di jalan dakwah, halaman 26 hati-hati man haj batil.
3. Mengingat hal tersebut diatas, buku-buku tersebut belum memenuhi kriteria kelayakan bahan prakeaksaraan untuk anak usia dini, sehingga tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai bahan ajar di satuan PAUD.
Di akhir edaran itu Harris meminta Dinas Pendidkan untuk dapat menginformasikan kepada jajaran dan satuan PAUD di wilayah saudara mengenai pelarangan buku-buku sejenis yang mengandung kekerasan seperti buku berjudul "Anak Islam Suka Membaca" karangan Nurani Mustain. (M. Husnul Farizi/ KS)


sumber:http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/7899.html

Minggu, 24 Januari 2016

Ditjen PAUD dan Dikmas Edarkan Surat Pelarangan

Jakarta, PAUD dan Dikmas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud), dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), mengeluarkan surat pelarangan bahan ajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengandung unsur kekerasan. Kamis (21/1)
Larangan tersebut tertuang dalam surat edaran Nomor 109/ C.C2/ DU/ 2016 per 21 Januari 2016, surat itu ditujukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia yang berbunyi antara lain :
1. Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk pembentukan karakter dan budi pekerti. Oleh karena itu semua informasi yang diterima secara lisan, tayangan maupun tulisan seharusnya bebas dari unsur kekerasan faham kebencian, SARA dan Pornografi.
2. Berdasarkan laporan masyarakat dan kajian terhadap buku Anak Islam Suka Membaca karangan Nurani Mustain terbitan Pustaka Amanah Solo Jateng, cetakan 2013 memuat unsur-unsur tersebut diatas. Yang seharusnya tidak diperkenalkan pada anak usia dini. Hasil kajian pada intinya, kata dan kalimat yang digunakan pada buku tersebut dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak tentang kekerasan, Misalnya;
a. Jilid 2 halaman 28, ada caci maki
b. Jilid 3 halaman 5, di sini ada belati, halaman 9 gegana ada di mana, halaman 18 rela mati bela agama, halaman 25 apa kamikaze itu, halaman 27 bila agama kita dihina kita tiada rela, lelaki bela agama, wanita bela agama, kita semua bela agama, kita selalu sedia jaga agama kita demi Illahi semata. halaman 30 bahaya sabotase, halaman 42 laga suci di Qodisiya, halaman 45 topi baja kena peluru, halaman 46 bilamana ada resolusi, hal 50 bazoka dibawa lari.
c. Jilid 4, halaman 5 Jihad, halaman 12 bom, halaman 15 Kafir. Halaman 2 berjihad di jalan dakwah, halaman 26 hati-hati man haj batil.
3. Mengingat hal tersebut diatas, buku-buku tersebut belum memenuhi kriteria kelayakan bahan prakeaksaraan untuk anak usia dini. Sehingga tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai bahan ajar di satuan PAUD.
Selanjutnya kami mohon bantuan saudara untuk dapat menginformasikan kepada jajaran dan satuan PAUD di wilayah saudara, ujar kata Dirjen Pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat Harris Iskandar dalam surat edaran. (M. Husnul Farizi, Pri/ KS)

sumbe:http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/7899.html

Senin, 18 Januari 2016

Keluarga, Titik Pangkal Pembentukan Karakter Anak

Jakarta Wali Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jimmy F Eman mengatakan, keluarga menjadi titik tumbuh pendidikan dan pembentukan karakter anak yang dapat menentukan jati dirinya di masa depan.

"Keluarga merupakan kelompok terkecil yang sangat memegang peranan memberikan pendidikan mendasar bagi masa depan anak-anak," kata wali kota pada rakor peningkatan kualitas anak dan perempuan di Tomohon, Minggu.

Wali Kota mengatakan, belakangan ini media menyentil kasus prostitusi, penelantaran anak serta penyalahgunaan narkoba.

Karena itu, kata dia, peran orang tua penting dalam memberikan tanggung jawab, pemahaman yang baik dan benar serta bagaimana semestinya menjalani kehidupan sehari-hari tanpa melanggar norma-norma yang berlaku umum.

"Pendidikan dan pembentukan karakter anak juga tidak bisa dipisahkan dengan pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender dan perlindungan anak. Ini satu kesatuan dalam proses pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas," katanya.

Wali Kota yang akan mengakhiri masa jabatan Januari 2015 ini menambahkan, peningkatan kualitas hidup perempuan merupakan salah satu tujuan penting dalam pembangunan berbasis gender, karena kualitas hidup perempuan yang optimal pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas generasi mendatang.

Hal ini dapat diartikan bahwa kualitas hidup perempuan sangat menentukan kondisi anak-anak yang dilahirkan terhadap tumbuh kembang anak, baik fisik maupun intelegensinya.

"Butuh sinkronisasi dan sinergi antarbidang pembangunan sehingga mampu mencapai berbagai sasaran yang diinginkan," katanya.

Sebab, kata dia, pada hakikatnya untuk mencapai keberhasilan pembangunan di setiap bidang tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait, sehingga memunculkan pembangunan yang telah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional maupun daerah.


http://health.liputan6.com/read/2238966/keluarga-titik-pangkal-pembentukan-karakter-anak

Zaman Sudah Berubah Orangtua Masa Kini Harus Lebih Pintar

Jakarta- Orangtua harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang pengasuhan dan pendidikan anak. "Zaman kian kompleks, orangtua memiliki tanggung jawab besar untuk menghantarkan anak-anaknya dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan dan wajib memiliki pengetahuan pengasuhan dan pendidikan anak," ujar Psikolog Wiwiek Idaryati pada Pelatihan Bina Keluarga Balita di Bandung, ditulis Jumat (7/8/2015) lalu.

Menurut Wiwiek, lingkungan keluarga dan pola asuh orangtua memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak dan balita. Ia mengatakan ada tiga hal esensial yang perlu dipertimbangkan orangtua dalam mengembangkan pola asuh anak, yakni bagaimana orangtua memaksimalkan potensi yang ada dalam diri anak, bagaimana orangtua memahami kondisi anak baik secara fisik maupun psikologis, dan bagaimana orangtua membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

"Bila tidak dibina secara maksimal, anak akan berkembang secara alamiah dengan meraba-raba nilai dari lingkungan sekitarnya," katanya. Dengan cara seperti itu, kata dia tidak dapat menentukan apakah anak akan menjadi baik atau buruk. Untuk itu, orangtua perlu memiliki wawasan bagaimana cara ideal mengasuh anak.

Pentingnya pengetahuan orangtua dalam menyiapkan generasi mendatang, kata dia juga telah disadari oleh pemerintah. Gagasan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang tercetus sejak tahun 1980-an hadir melalui naungan lembaga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Fokusnya adalah membina para orangtua yang memiliki balita dan anak usia satu hingga lima tahun, terutama dari kalangan pra-sejahtera agar memiliki kecakapan dalam mengasuh dan membimbing anak.

"Sejak tahun 2012, BKB diprogram hadir terintegrasi dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Posyandu. Namun, keterbatasan sokongan dana dari APBN serta minimnya infrastruktur menjadikan program ini tidak berjalan efektif," kata staff Widyaiswara BKKBN Jawa Barat Aldina Kusumawardhani. Ia menyebutkan, di Jawa Barat keterbatasan dana ini mengakibatkan sulitnya membentuk tim kader yang solid dan kesulitan dalam mengelola program kerja sehari-hari.

"Padahal program ini sangat bermanfaat untuk masyarakat. Mengalokasikan dana untuk pendidikan anak dan menghasilkan orangtua hebat serta berpengetahuan sama dengan investasi bangsa jangka panjang dan diharapkan program ini tidak lagi dipandang sebelah mata," kata Aldina menambahkan


sumber:http://health.liputan6.com/read/2288395/zaman-sudah-berubah-orangtua-masa-kini-harus-lebih-pintar

Pentingnya Pendidikan Non Formal Untuk Menunjang Kreativitas Anak

Jakarta Masa depan anak menjadi hal terpenting bagi orang tua. Ketika kelak anak bisa sukses di karirnya, orang tua adalah sosok pertama yang paling bahagia. Untuk itu, berbagai persiapan pun dilakukan agar kelak anak bisa mendapatkan masa depan yang cerah.

Sejak dini, orang tua sudah pasti menyiapkan sekolah terbaik untuk bekal akademi anak. Sedangkan untuk ketangkasan dan keterampilan, orang tua juga memberikan pendidikan non formal yang terbaik. Karena kelak, orang tua ingin agar anak memiliki akademik sekaligus kreativitas yang bisa membimbingnya di dunia kerja.

Pendidikan non formal dapat disalurkan lewat lembaga pelatihan, sanggar, ataupun lembaga kursus, untuk memberikan keseimbangan otak kanan dan otak kiri yang dimiliki anak. Selain itu, pendidikan non formal juga memberikan pelatihan keterampilan yang sesuai minat anak. Jadi anak pun bisa mendapatkan pengalaman kreativitas sesuai dengan hobi yang disukai.

Mengikuti pendidikan non formal akan melatih keberanian dan kecakapan anak untuk berbicara di depan umum, karena sejak dini anak sudah dilatih untuk memperlihatkan bakat yang dipunyai. Selain itu, anak pun bisa mengembangkan daya konsentrasinya ketika sedang memperdalam bakat yang ia miliki.

Berbagai manfaat lain juga dapat diserap oleh anak ketika mengikuti pendidikan non formal, seperti mendapat teman-teman baru, melatih kemampuan untuk membagi waktu dan kemampuan, serta dapat melatih kemampuan bekerja sama. Masih banyak lagi manfaat yang bisa diserap oleh anak ketika mengikuti pendidikan non formal, sehingga persiapan yang maksimal dari orang tua juga dibutuhkan.

Awalnya, penting sekali untuk menyiapkan dana pendidikan non formal, karena perlu biaya khusus yang dialokasikan agar anak bisa ikut pelatihan, seperti les musik, olahraga, ataupun melukis dan menari. Setelah menghitung dana yang dibutuhkan, Anda juga perlu untuk memilih layanan asuransi yang bisa memastikan buah hati Anda mendapatkan pendidikan terbaik di masa depan, seperti PRUlink edu protection.

PRUlink edu protection menghadirkan potensi hasil investasi jangka panjang yang tentunya bisa dimanfaatkan untuk biaya pendidikan tinggi anak di masa depan. Nantinya, manfaat bulanan tersebut tak hanya dapat digunakan untuk pembiayaan rutin penunjang pendidikan formal, namun juga non formal, seperti les bahasa, olahraga, dan aktivitas lainnya yang berpotensi membantu anak-anak dalam mempersiapkan masa depan mereka. Sebagai asuransi jiwa terkait investasi (unit link),

Berikut adalah 5 keistimewaan PRUlink edu protection:

Melindungi anak sebagai tertanggung utama dan orang tua sebagai tertanggung tambahan dalam satu polis.

Memberikan Manfaat Bulanan berupa dana tunai sampai anak berusia 18 atau 25 tahun. Manfaat ini akan diperoleh apabila terjadi risiko terhadap diri orang tua. Manfaat bulanan tersebut merupakan keunikan solusi asuransi PRUlink edu protection yang dapat digunakan untuk membantu membiayai pengeluaran rutin penunjang pendidikan formal, seperti biaya ekstrakurikuler, kursus, dan lain sebagainya.

Setiap 3 (tiga) tahun sekali Manfaat Bulanan tersebut akan naik sebesar 15% dari nilai Manfaat Bulanan awal.

Prudential akan melanjutkan pembayaran premi polis anak sampai dengan anak berusia 18 atau 25 tahun (diberikan apabila terjadi risiko terhadap diri orang tua). Dengan demikian, maka dana investasi akan tetap berpotensi untuk berkembang sesuai dengan jenis investasi yang dipilih.

Memberikan kemudahan untuk memperoleh perlindungan yang sama bagi anak kedua (sesuai ketentuan yang berlaku di Prudential Indonesia).
Kesuksesan sang buah hati di masa depan bukanlah pilihan, untuk itu hanya pilih layanan yang mampu memberikan jaminan pendidikan di masa depan dimulai dari saat ini.


sumber:liputan6.com

Jumat, 15 Januari 2016

Banyak Kasus Kekerasan pada Anak Akibat Kelalaian Ortu

Jakarta Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Siti Erna Nurhayati menyatakan banyak kasus kekerasan terhadap anak akibat kelalaian orang tua.
"Kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Pandeglang, sebagian besar pelecehan seksual dan itu akibat kelalaian orang tuanya," katanya di Pandeglang, Selasa.
Ia menyatakan para orang tua menitipkan anak perempuan pada orang lain karena keduanya sibuk bekerja.
"Orang yang dititipi anak itu menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan melakukan pelecehan seksual," katanya.
Anggota DPRD Provinsi Banten itu juga meminta semua pihak harus peduli terhadap perlindungan dan tumbuh kembang anak.
"Banyak hal yang bisa dilakukan dalam menunjukan kepedulian terhadap anak, diantaranya dengan menciptakan suasana kondusif," katanya.
Kepedulian terhadap anak, kata dia, tidak hanya kewajiban pemerintah saja, tapi semua komponen termasuk pengusaha, tokoh agama, pemuka masyarakat serta warga.
"Mari kita bergandeng tangan dalam mewujudkan kesejahteraan anak dengan menghormati hak-hak anak serta memberikan jaminan pemenuhan anak tanpa diskriminatif," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah, pengusaha, pendidik, pers, individu harus masuk dalam gerakan ini, kita bisa mulai dari tindakan yang kecil da sederhana, yaitu mau menjadi sahabat bagi anak-anak.

"Yang tidak juga kalah penting anak perlu diberi kebebasan tapi tetap dalam pengawasan untuk mencegah terjadi hal tak diinginkan seperti pergaulan yang salah ataupun kekerasan," katanya.

http://health.liputan6.com

Mendiknas : Ortu dan Guru Perlu Bantu Anak Cerna Peristiwa Teror

Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan orang tua dan guru perlu membantu anak mencerna peristiwa teror seperti yang terjadi di Jalan Thamrin Jakarta, Kamis (14/1/2016).
"Dalam situasi seperti ini, orang tua dan guru perlu membantu anak-anak kita mencerna dan menanggapi peristiwa teror ini," ujar Mendikbud di Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Mendikbud meminta semua pihak membantu menyebarluaskan panduan singkat bagi para guru dan orang tua dalam membicarakan kejahatan terorisme dengan siswa dan anak-anak mereka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) juga dalam waktu dekat akan mengeluarkan panduan singkat mengenai cara menghadapi tindakan terorisme itu.
Panduan singkat itu terdiri dari dua bentuk. Pertama panduan untuk guru dalam berbicara dengan siswa tentang kejahatan terorisme. Kedua, panduan bagi orangtua untuk bicara terorisme dengan anaknya.
Dalam panduan itu para guru diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut, menyediakan waktu bicara pada siswa tentang kejahatan terorisme, membahas secara singkat apa yang terjadi, memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan perasaannya tentang tragedi itu, mengarahkan rasa kemarahan pada sasaran yang tepat, kembali pada rutinitas normal, mengajak siswa berpikir positif, serta mengajak siswa berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu pada masa tragedi.

Bagi orangtua diharapkan dapat melakukan serangkaian hal berikut ini kepada anak-anak yakni mencari tahu apa yang mereka pahami, menghindari paparan terhadap televisi dan media sosial yang sering menampilkan gambar dan adegan mengerikan bagi kebanyakan anak, mengidentifikasi rasa takut anak yang mungkin berlebihan, membantu anak mengungkapkan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi, menjalani kegiatan keluarga bersama secara normal, dan mengajak anak berdiskusi dan mengapresiasi kerja para polisi, TNI dan petugas kesehatan yang melindungi, melayani dan membantu pada masa tragedi.


sumber:ealth.liputan6.com/read/2412925/mendiknas-ortu-dan-guru-perlu-bantu-anak-cerna-peristiwa-teror#

Jika Semua Mau Mikir, Tidak Ada Korupsi

Jakarta, PAUD dan Dikmas. “Jika semua mau mau mikir maka tidak ada lagi korupsi, karena kalau kita berfikir sebenarnya korupsi itu tidak logis,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD) Harris Iskandar, saat memimpin rapat bersama 44 pejabat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen PAUD dan Dikmas yang siang tadi baru di lantik. Jum’at (8/1)
Karena menurut Harris jika diumpamakan melakukan korupsi seratus maka delapanpuluhnya akan dibagikan kekiri, kanan, atas dan bawah supaya diam sehingga tinggal duapuluhnya saja yang dinikmati dari hasil korupsi.
Nah begitu ketahuan uang yang dikorupsikan sebesar 100 itu harus dikembalikan utuh ke negara, oleh sebab itu kalau semua mikir maka tidak ada lagi korupsi, ujar Harris menambahkan.
Dirjen juga mengajak para pimpinan UPT melalui pamong belajarnya, agar menggali makna dari misi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies R Baswedan mewujudkan insan, ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter yang berlandaskan gotong royong.
karena tujuannya kita bukan hanya insannya tetapi ekosistemnya hal tersebut sejalan dari tujuan pendidikan dalam UUD 1945, dimana tujuan pendidikan itu mencerdaskan kehidupan bangsa bukan mencerdaskan warga negara. Jadi warga negara cerdas dan kehidupan yang cerdas berbeda, ujar Harris menambahkan.

Selain itu Dirjen juga berpesan kepada kepala UPT tidak menerapkan sistem pendidikan yang bercermin pada sistem Industri, karena didalam sistem tersebut yang terjadi adalah keseragaman dimana seseorang menjadi tidak kreatif. (M.Husnul Farizi, Pri/KS)


SUMBER:http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/7829.html

Pendidikan Bagaikan Sistem Pertanian Organik

Jakarta, PAUD dan Dikmas. “Pendidikan ibarat sistem pertanian organik bagaimana membuat iklim yang cocok, senang belajar baik murid, warga negara juga guru, jadi tidak ada namanya penguasa. yang perlu kita kembangkan sikap pembelajar, ekologi dan masyarakat akan terbentuk dengan adanya sitim-sistim Pendidikan Nonformal. “Ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat(PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar. Jum,at (8/1)
Ia juga mengatakan Pendidikan Nonformal adalah pendidikan masa depan karena mereka dalam belajar basisnya hanya “ semangat bukan uang ,yang membuat mereka lebih menjadi manusia yang seutuhnya mandiri dalam mengetrapkan bisnis dan usahanya dan menjadi orang sukses.
“Sistem Pendidikan yang membuat muridnya selalu ingin kembali dan betah disekolah. dalam mengenyam pendidikan. Karena ada faktor pendukungnya , guru dan kepala sekolah yang berkompeten, ekologinya cocok dimanapun dipupuk yang teratur, Ibarat taman yang menyenangkan membuat muridnya selalu pengin pulang balik kesekolah karena lingkungan yang tidak membosankan. “Ujar Harris.
“Ia juga mengatakan, Pendidikan Non Formal lebih baik dari pendidikan Formal artinya, banyak membantu yang miskin, kaum duafa basisnya semangat bukan uang. kita perlu mengadopsi dari semangat mereka, harusnya kita malu melihat semangat mereka. wajib belajar dan belajar kalau tidak sekarang kapan lagi.

Selain itu Fokus program Formal kita tujukan pembangunan dari pinggiran dan sasaran yang cocok buat pendidikan, ia menghimbau agar diingatkan dinas-dinas mengedarkan ke 190 Dapodik, kita harus kenal dengan Dinas Propinsi, Kabupaten kalau perlu kita yang buka pasword dan alamatnya. “ Ujar Harris.


sumber:http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/7839.html

Rabu, 06 Januari 2016

Delapan Jenis Kecerdasan Anak yang Perlu Dideteksi Tiap Orangtua

Orangtua mana yang tak menginginkan anaknya tumbuh menjadi individu yang cerdas dan terampil.
Tapi, apakah istilah cerdas hanya bagi anak yang selalu mendapat ranking di sekolahnya? Atau adakah penjelasan lainnya?
Kecerdasan menurut Thomas Armstrong, Ph.D, seorang ahli di bidang multiple intelligences adalah kepintaran yang tidak hanya dilihat dari segi akademis saja, melainkan juga dari keterampilan maupun bakat anak. Diakui Thomas Armstrong, setiap anak itu sebenarnya pintar, hanya saja jenis dan konsentrasi kepintarannya berbeda-beda.
"Kita bisa mengenali kepintaran anak dan menentukan cara terbaik untuk menstimulasi kepintaran tersebut dengan mengamati tingkah laku mereka," ujar Armstrong dalam acara #BedaAnakBedaPintar persembahan S-26 Procal GOLD di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (1/10).

Berikut 8 jenis kecerdasan anak yang perlu orangtua ketahui
Berikut adalah 8 jenis kecerdasan anak yang perlu orangtua ketahui menurut Thomas Armstrong, Ph.D:
Word Smart
Anak dengan jenis kepintaran ini dapat dilihat dari kegemarannya yang suka membaca, menulis, berbicara dan juga mendengarkan cerita. Orang tua dapat mengajak si kecil untuk membaca buku cerita bersama-sama, melakukan percakapan maupun bermain blok yang bertuliskan kata-kata. Ini 8 jenis kecerdasan anak yang pertama.
Number Smart
Anak lebih tertarik pada angka, matematika, sains dan juga hal-hal yang berhubungan dengan logika, misalnya menanyakan "mengapa langit berwarna biru?". Orang tua dapat mengajak si kecil bermain angka-angka, mengajaknya melakukan permainan yang mengharuskan ia menghitung, seperti monopoli.
Nature Smart
Jenis kepintaran yang satu ini dapat Mama lihat dari kesukaan si kecil dengan alam, menyukai binatang, peduli dengan lingkungan alam, bahkan ia dapat menggolongkan tanaman dan mengoleksi dedaunan. Orang tua dapat mengajak si kecil untuk membuat kebun kecil di belakang rumah dan biarkan ia berkreasi apa saja yang ingin ia tanam.
Self Smart
Ia cenderung senang bermain sendiri, bahkan ia sudah tahu saat besar nanti ingin jadi apa. Tak hanya itu, ia juga memiliki rasa percaya diri yang kuat dan juga dapat mengkomunikasikan perasaannya. Orang tua dapat mengajak si kecil untuk berbicara dari hati-hati, saat ia memberitahu ingin jadi apa, dukung dan arahkan agar ia dapat meraih apa yang ia cita-citakan.

People Smart
Anak yang memiliki kepintaran jenis ini dapat terlihat saat ia suka bermain dengan teman-temannya, memiliki empati, suka memimpin dan bahkan dapat memahami perasaan orang lain. Bermain bersama di luar rumah, mengajaknya datang ke acara keluarga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kepintarannya tersebut.
Body Smart
Dapat terlihat dari si kecil yang dapat menciptakan sesuatu dari tangannya, suka menari, berolahraga, serta menyentuh benda-benda dan mempelajarinya. Agar perkembangan kepintaran si kecil berjalan dengan optimal, orang tua dapat mengajaknya melakukan olahraga bersama atau mengajaknya menonton bioskop. ini 8 jenis kecerdasan anak yang keenam.@

Survei Membuktikan: Anak Dekat Ayah Lebih Cerdas, Pintar Bergaul, Masa Depan Cerah

Mengasuh anak yang berperilaku baik dan berprestasi, memang membutuhkan peran dan waktu yang diberikan oleh ibu.
Namun pengaruh dari figur seorang ayah dalam membimbing anak juga merupakan kunci utama dalam face tumbuh kembang anak.
Sebuah studi bahkan menyatakan bahwa kedekatan ayah pada anaknya dapat mendongkrak kecerdasan dan kesuksesan si kecil di masa depan.


Selama empat dekade penelitian dan ratusan penelitian telah membuktikan, ayah yang ikut membantu ibu mengasuh, menjaga, dan membesarkan anak memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi sekolah anak.
Selain itu, kehadiran ayah juga menentukan perkembangan pribadi serta karakter anak dalam lingkungan sosial.
Sebuah tinjauan studi yang dilakukan oleh Father Involvement Research Alliace menunjukkan bahwa bayi yang dekat dengan ayah cenderung memiliki emosi yang stabil

Saat dewasa dia lebih percaya diri, dan bersemangat dalam mengeksplorasi potensi diri untuk merealisasikan ide serta impian.
Kemudian, dalam lingkungan pergaulan, anak yang dekat dengan ayah cenderung lebih mudah bersosialisasi.

Mereka juga memiliki banyak teman karena dianggap menyenangkan.
Lalu, fakta lain yang perlu dipertimbangkan oleh para ayah agar lebih dekat dengan sang buah hati adalah anak berusia tiga tahun yang memiliki huhungan baik serta hangat dengan ayah memiliki kemampuan memecahkan masalah dan IQ lebih tinggi dari teman seusianya.

sumber:http://www.tribunnews.com/lifestyle/2015/01/04/survei-membuktikan-anak-dekat-ayah-lebih-cerdas-pintar-berga

Ada Enam Program Prioritas Kemendikbud di tahun 2016

“Pada tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) telah merancang enam program prioritas pada pendidikan dan kebudayaan,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies R Baswedan, saat konferensi pers akhir tahun 2015 di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, (30/12/2015)

Prioritas program yang pertama adalah penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan dengan melakukan pemberdayaan, melalui kemitraan dan penguatan peran orang tua, serta keterlibatan masyarakat dalam aktivitas pendidikan dan kebudayaan.

Program kedua meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana, sedangkan untuk program ketiga Kemendikbud juga melakukan peningkatan akses dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, keempat melakukan peningkatan dan penguatan pelestarian dan diplomasi budaya.

Dan yang terakhir pada prioritas program yang kelima dan keenam peningkatan dan penguatan pengembangan, pembinaan dan perlindungan bahasa melalui pengembangan kosakata, penyebarluasan Bahasa Indonesia di luar negeri.

Serta melakukan gerakan pendidikan dan kebudayaan adalah penguatan tata kelola dan pelibatan publik, ujar Mendikbud menambahkan sambil menutup pertemuanya dengan para jurnalis yang hadir saat itu.

sumber:http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/7769.html

Selasa, 05 Januari 2016

Paud Sebagai Tolak Ukur Majunya Sebuah Negara

Jakarta PAUD dan Dikmas. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia usaha dan industri, kebutuhan akan pekerja yang memiliki ketrampilan dan keahlian semakin meningkat jika dibandingkan yang tidak, hal tersebut menjelaskan betapa pentingnya sumber daya manusia sebagai modal dan tolak ukur maju tidaknya sebuah negara.
Sedangkan bicara tentang sumber daya manusia sebagai modal pembangunan harus dimulai dari pendidikan anak usia dini, dimana pada periode ini perkembangan fisik dan mental seorang anak akan sangat menentukan kualitas kecerdasan, kesehatan, dan kematangan emosionalnya di masa mendatang.
“Hal itulah menurut kami bisa dipahami dengan jelas urutannya mengapa mereka (negara maju) melakukan investasi besar-besaran dalam PAUD, karena sangat menentukan secara mendasar dan itu telah dibuktikan oleh berbagai riset,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar. Selasa lalu (29/12/2015)
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ilmuwan diberbagai bidang, negara seperti Jerman dan Thailand mempersiapkan sejak usia dini dengan program ilmuwan kecil (little scientist)nya, karena menurut Harris sudah terlambat kalau memulainya dari ketika anak diusia Sekolah Menengah Atas (SMA).
Oleh sebab itu menanamkan bakat dan minat pada anak harus dimulai ketika mereka masih berada di usia dini, ujar Dirjen menambahkan. Sejalan dengan hal tersebut Direktur Pembinaan PAUD (Dit. BinPAUD) Ella Yullaelawati menyampaikan, “Gerakkan PAUDnisasi yang dilakukan pemerintah saat ini bukan hanya menyelenggarakan PAUD disetiap desa yang ada di Indonesia.
Tetapi PAUD yang memenuhi standar dan berkualitas baik dari segi pembelajaran maupun sarana dan prasarananya,” ujar Ella menambahkan sambutannya dihadapan organisasi/ lembaga mitra PAUD yang hadir pada saat itu. (M. Husnul Farizi, Pri/KSs


sumber:http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/7759.html

Tahun 2016, Pendidikan Keluarga Jadi Proyeksi Utama Kemendikbud

Jakarta, PAUD dan Dikmas. Sebagian besar dari kehidupan anak berada dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak berasal dari keluarga, oleh sebab itu pendidikan keluarga menjadi proyeksi utama Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2016.

“Proyeksi kita (Kemendikbud) tahun 2016 pada bidang Pendidikan Anak dan Usia Dini (PAUD dan Dikmas), terutama di Pendidikan Keluarga kita ingin agar iktiar memajukan kemitraan dengan keluarga itu bisa ditingkatkan,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud) Anies R Basweadan usai acara Kilasan Setahun Kinerja Kemendikbud. Rabu lalu (30/12/2015).

Karena menurut Mendikbud, terkait penyimpangan pada anak atau kenakalan yang dilakukan oleh remaja, peran orang tua sangatlah penting dimana para orang tua harus memberi contoh, arahan dan pengawasan karena kuncinya ada pada pembinaan melalui keluarga.

Banyak hal yang bisa ditata jika keluarga terlibat dengan baik, karena itu kita ingin bermitra dengan keluarga dalam pendidikan dan hal tersebut menjadi landasan terbentuknya Direktorat Pendidikan Keluarga, ujar Mendikbud menutup perjumpaannya dengan para jurnalis. ( Muhamad Husnul Farizi, Pri/ KS)

sumber:http://paudni.kemdikbud.go.id/berita/7749.html

Harus Di Ketahui Ini Dampak Buruk Sering Marahi Anak di Depan Umum

Diberkahi dengan buah hati dalam keluarga kecil yang kita miliki adalah anugerah besar yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita.

Apalagi, jika keinginan ini sudah kita nantikan sejak dulu, namun baru saat ini Tuhan mendengar doa kita dan mengabulkan mimpi kita menimang buah cinta kita bersama dengan pasangan.

Ketika si anak baru lahir, melihat lugu wajahnya, polos matanya dan mungil tubuhnya, membuat kita begitu terpukau dan tersentuh sehingga rasa cinta kita kepada si buah hati teramat sangat besar. Berlanjut ke masa dimana si buah hati sudah bisa berjalan dan baru bisa melapalkan beberapa kosakata, rasa senang kita tak terbendung dan mengharapkan si anak segera besar agar kemampuannya semakin terasah dan tergali. Kemudian, si anak sudah mulai bisa berlarian kesana-kemari, ia pun kini sudah mulai bisa mengungkapkan rasa senang, sedih, kecewa bahkan kekesalannya terhadap kita. Salah sedikit saja, orangtua akan langsung dihadapkan pada kekesalan anak

Perilaku yang ditunjukan oleh si buah hati pun beragam. Ada anak yang menunjukan kekesalannya dengan ngambek kecil dan adapula anak lain yang menunjukan sikap ini dengan amarah dan tangisan keras yang akan membuat bunda kewalahan menghadapi sikapnya ini. Alhasil, bunda akan dibuat pusing dan merindukan akan si buah hati ketika masih kecil dimana ia akan menurut dan tidak melakukan pemberontakan apapun pada sikap yang bunda berikan. Bahkan kini, rasanya si kecil yang dulunya lugu telah berubah menjadi begitu nakal dan tak terkendali.

Tak jarang si kecil bisa berlarian kesana-kemari, berteriak, mengamuk atau bahkan menjahili anak-anak lainnya. Tak tanggung pula, aksinya ini mereka lakukan tanpa mengenal tempat dan waktu. Kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja, saat perilaku bandelnya "kambuh", ia akan membuat masalah dan onar.

Nah, jika sudah begini apa mau dikata, tak jarang bunda pun akan dibuat malu, kesal dan merasa tak enak hati dengan orangtua temannya si anak yang dijahili. Alhasil, bunda akan cenderung dengan spontan memarahi si buah hati saat itu juga. Tak peduli berada di tempat umum, maupun dihadapan teman-temannya, amarah yang membendung dalam benak bunda akan bunda luapkan dalam waktu itu pula.

Lantas, sudah tepatkah sikap kita yang demikian? Apakah dengan begini si anak akan menurut? Tergantung.

Pribadi setiap anak berbeda-beda, ada anak yang akan langsung terdiam dan menyadari kesalahannya ketika dimarahi oleh orangtuanya dihadapan umum. Namun, adapula sebagian diantara anak-anak yang justru malah akan merasa kesal dan benci pada perilaku orangtuanya. Alhasil bukan menyelesaikan masalah, hal ini malah akan semakin membuat si anak melakukan tindakan tersebut dengan lebih parah lagi.

Selain itu, memaharahi anak didepan umum dengan melontarkan kata-kata kasar atau bahkan ancaman pada si anak saat teman-teman lainnya menyaksikan, akan berpengaruh buruk untuk perkembangan mental dan kejiwaannya. Untuk itulah, seberapa kesal dan besarnya amarah kita terhadap si buah hati sebaiknya hindari meluapkan amarah seketika dihari dan tempat yang bersamaan padanya.

Nah, berikut ini ada beberapa dampak buruk yang akan dialami oleh si kecil ketika anda memarahinya di depan umum. Yuk, kita langsung simak beberap halnya berikut ini.

1. Perasaan Minder Pada Diri Si Anak

Ketika anda mendapati si anak berulah dihadapan umum anda lantas melontarkan kata-kata kasar dan melakukan tindakan fisik pada si anak dengan menjewer atau memukulnya, tentu saja ini akan berdampak buruk untuk psikologis si anak. Meski masih berusia sangat kecil, akan tetapi sama halnya seperti orang dewasa anak-anak sudah memiliki rasa malu jika semua orang-orang yang ada disekitarnya tiba-tiba menatapnya saat mereka dimarahi oleh ibu atau ayahnya dimuka umum.


Apalagi untuk anak diusia yang sudah lebih besar, tentunya bukan hanya rasa malu yang akan mereka hadapi, namun juga kekesalan akibat amarah orangtua. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi rasa percaya diri si anak di kemudian hari, dan juga bukan tidak mungkin hal ini akan dapat mempengaruhi rasa hormat si anak kepada orangtua.

Tentunya tidak ada anak yang suka dimarahi dan dipojokan. Jangankan dihadapan umum, tanpa ada oranglain saja anak-anak tidak akan suka dimarahi oleh orangtuanya.

Lagipula, pada umumnya kebanyakan orangtua yang melakukan hal ini pada anak-anak mereka dihadapan umum, bukan dilatar belakangi dengan tujuan agar anak bisa lebih disiplin. Akan tetapi, lebih kepada perasaan malu yang dirasakan oleh orangtua atas orangtua anak lainnya. Ketika anak-anaknya melakukan kesalahan, kebanyak orangtua takut bila dicap sebagai orangtua yang tidak bisa mendidik anak-anaknya.

2. Hilangnya Rasa Hormat Pada Orangtua

Menyambung poin yang diatas, tindakan orangtua yang begitu ekstrim dengan terburu memutuskan untuk memarahi anak-anaknya dihadapan umum akan membuat si anak melahirkan kekesalan dan kebenciannya terhadap orangtua. Hal ini tentu saja, dipengaruhi karena rasa malu pada diri anak yang dikarenakan oleh sikap orangtuanya. Jika anda menganggap hal ini akan dapat mendisiplinkan semua anak, anda keliru. Ingatlah, pribadi dan karakter setiap anak berbeda-beda.

3. Ketakutan Si Anak Untuk Bersosialisasi

Ketika anda melontarkan amarah dan mungkin saja anda secara tak sadar mengungkapkan "Dasar kamu bodoh!". Apa efek yang akan dirasakan si anak dari kemarahan anda tersebut? Betul, si anak akan merasa yakin bahwa dirinya adalah orang yang benar-benar bodoh.

Perhatikan setiap perkataan anda. Memberikan label "bodoh" pada si anak tidak sama sekali mendisiplinkan mereka dan membuat kenakalannya terhenti. Justru sebaliknya, hal ini akan membuat situasi semakin buruk.

Menghakimi anak dengan berbagai predikat tentu berdampak negatif untuk perkembangan dan pergaulan anak nantinya. Bahkan saat ia beranjak dewasa nanti, bukan tidak mungkin, anggapan bodoh ini akan terus melekat dalam diri anak, yang pada akhirnya membuat mereka menjadi kehilangan rasa percaya dirinya dan takut untuk bisa bersosialisasi dengan oranglain.

Ketika Amarah Memuncak dan Ingin Memarahi Anak, Ingat Kembali Hal ini

Anak adalah pribadi yang polos dan masih belum mengerti banyak hal. Terkadang mereka melakukan hal tersebut tanpa tahu makna sebenarnya bahwa perbuatan tersebut adalah hal yang merugikan dirinya dan oranglain. Selain itu, anak adalah anugerah besar yang Tuhan titipkan dalam kehidupan kita. Yang mana sudah seharusnya dan semestinya kita menjaga, mendidik dan melindungi buah hati kita dengan tulus.

Bayangkan dengan orangtua lain yang mungkin saat ini tengah mengerahkan segala upaya dan usahanya untuk bisa memiliki anak. Untuk anda yang sudah diberkahi dan dianugerahi dengan buah cinta adalah tugas anda untuk membesarkan mendidik dan mencintai mereka dengan tanpa syarat.

Memang terkadang perilaku anak bisa sangat menyebalkan dan membuat kita kesal. Akan tetapi dengan rasa sabar yang tinggi dan kecintaan kita terhadap si anak akan dapat mengalahkan rasa kesal kita pada mereka. Selain itu, terimalah kondisi anak apa adanya, jangan pernah bandingkan mereka dengan oranglain. Karena sebaik-baiknya anak oranglain, tetap saja yang anda miliki adalah anak anda saat ini.

Kekesalan anda terhadap perilaku anak yang mereka lakukan didepan oranglain, terkadang membuat anda kesal dan malu. Namun tidak bijak pula melimpahkan kekesalan tersebut di muka umum sebab hal tersebut akan berdampak buruk untuk perkembangan psikologis si anak. Semoga beberapa hal diatas bisa mencegah anda memarahi buah hati di hadapan oranglain.


sumber:bidanku.com

Bantu Anak Atasi Stress Menjelang Ujian Sekolah

Tak terasa yah, rasanya seperti baru kemarin anak-anak sekolah diberikan libur semester yang panjang dan kini sudah mulai disibukan dengan quiz-quiz untuk mempersiapkan ujian sekolah.

Ya, semester pertama hampir habis dijalani anak-anak yang sekolah, yang mana ini berarti anak-anak akan kembali dihadapkan pada ujian baru yang harus mereka lampaui sebelum naik ke semester selanjutnya. Ini pula lah yang sering kali membuat anak-anak kerepotan mempersiapkan diri untuk ujian yang tinggal menghitung hari.

Nah, berbicara mengenai ujian sekolah, ibu, pernahkah anda dibuat khawatir dengan kondisi si buah hati yang terlihat sibuk dan bahkan cemas menghadapi ujiannya di esok hari? Perasaan cemas, takut dan tak karuan seringkali menjadi beberapa hal yang dinampakan pada diri anak-anak saat waktu ujian atau test di sekolah segera tiba. Tak jarang, hal ini juga membuat kita khawatir dan merasa kasihan dengan buah hati kita yang seolah keteteran mempersiapkan diri. Alhasil, tidak sedikit anak-anak yang tak tahan dengan perasaan cemasnya dan jatuh sakit. Ketika kondisi seperti ini terjadi, tentu saja akan membuat para orangtua semakin panik dan tak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi si anak jatuh sakit dan di sisi yang bersamaan ujian sekolahnya akan dilangsungkan pada waktu yang dekat.

Nah, jika kondisi seperti ini benar terjadi, bisa jadi buah hati anda mengalami stres menghadapi ujian sekolahnya. Gejala yang dinampakan pada anak-anak yang mengalami stres tidak lain dan tidak bukan adalah gejala-gejala seperti yang diatas, yakni perasaan cemas, ketakutan, murung atau bahkan pada beberapa anak yang gejalanya parah bisa jadi si anak sampai jatuh sakit.

Tidak bisa dipungkiri, dampak dari ujian yang diberikan sekolah pada anak-anak didiknya, memang seringkali meingkatkan stres pada beberapa siswa. Terutama, anak-anak yang merasa belum siap dengan test yang akan dilangsungkan. Adapun pemicu stres biasanya diakibatkan karena materi hafalan yang begitu banyak, atau bahkan kesiapan mental dari si anak yang masih belum matang yang pada akhirnya menyebabkan stres menimpa si anak itu sendiri.

Stres adalah perasaan yang timbul dari ketegangan fisik, mental atau emosional seseorang yang akan dapat menganggu keseimbangan fisiologisnya secara normal. Pada anak-anak, stress umumya sulit timbul karena mereka belum memiliki emosi yang seimbang, akan tetapi ujian sekolah bisa menjadi salah satu pemicu yang mudah membuat mereka mengalami stres.

Gejala-gejala stres pada anak memang seringkai sulit untuk dikenali. Hal inilah yang seringkali membuat orangtua kesulitan mengatasi stres sejak dini. Sulitnya mengenali gejala stres pada anak sedikit banyak dikarenakan anak-anak masih terkendala dari cara mengkomunikasikan apa yang sedang dialaminya. Untuk itulah, orangtua harus mengetahui apa gejala-gejala stres pada anak ini. Sehingga ketika hal ni diketahui sejak dini, maka orangtua bisa membantu mereka untuk mengatasi perasaan ini.

Nah, berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orangtua dalam membantu anak-anaknya mengatasi stres sewaktu menghadapi ujian sekolah.


1. Kenali Terlebih Dahulu Penyebab Stres Pada Anak

Ketika anda mendapati beberapa gejala stres seperti ketakutan, perasaan gelisah dan lain sebagainya pada anak-anak anda yang berhubungan dengan waktu dekat ke ujian sekolah, maka cobalah cari tahu apa penyebab stres pada mereka. Apakah hal tersebut disebabkan karena tekanan dari diri sendiri, dari guru, teman sekolahnya atau bahkan dari orang-orang sekitarnya. Dengan mengetahui penyebabnya, maka orangtua diharapkan bisa bertindak dengan lebih bijak. Jika tekanannya berasal dari pihak luar seperti teman dan guru, maka anda bisa mempertimbangkan untuk menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan bersama dengan si buah hati.

2. Rencanakan Waktu Belajar

Seringkali stress pada anak dipicu karena belum adanya kesiapan pad anak menghadapi ujian sekolah. Untuk itulah, orangtua perlu memberikan bantuannya. Dalam hal ini, bantu anak untuk merencanakan waktu belajar anak. Hal ini diharapkan membuat anak-anak menjadi lebih siap. Persiapkan dengan matang dari jauh sebelum waktu ujiannya tiba. Minta anak anda untuk mulai belajar atau mengevaluasi apa yang mereka dapatkan dari sekolahnya. Buat anak memahami bahwa persiapan yang matang akan jauh lebih baik dibandingkan dengan persiapan mendadak. Selain akan membuat anak lebih tenang, hal ini akan membuat rasa percaya diri mereka semakin meningkat.

3. Cari Tempat Belajar yang Ideal

Kondisi atau tempat belajar anak adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh orangtua, sebab hal ini jugalah yang akan menunjang ke-efektifan belajar si anak. Pastikan jika anda menempatkan anak pada tempat yang jauh dari kebisingan. Misalkan ketika anda sedang menonton televisi, maka sebaiknya kecilkan terlebih dahulu volume televisi anda selagi anak sedang belajar. Selain itu, perhatikan pula fasilitas ruang belajarnya, jangan sampai anak menghadapi masalah belajar karena lampu yang remang yang mereka dapatkan. Sementara itu, untuk memastikan jika anak anda belajar dengan baik, maka tidak ada salahnya sesekali memeriksa mereka tanpa mereka sadari.

4. Belajar Secara Efektif

Umunya, bahan materi yang diberikan saat ujian sekolah mencakup semua materi yang sudah diajarkan pada semester sebelumnya. Tentunya, akan memakan waktu yang lama dan kurang efektif bagi anak jika mereka hanya membaca semua bahan pelajaran dari buku cetak dan semua buku tulisnya. Dalam hal ini, anda bisa meminta anak menggunakan tekhnik highlighter yakni dengan menggaris bawahi poin yang penting atau materi yang sekiranya akan keluar pada ujian sekolah yang akan datang. Dengan begini, anak-anak akan lebih efektif dalam menghafal atau belajar.

5. Mengulas Tes yang Lalu

Untuk membantu anak-anak agar belajar lebih efektif, anda bisa memberikan anak untuk mempelajari lebih baik tentang tes atau ulangan yang pernah dilakukan anak. Dengan begini, anak akan terbiasa menghafal dan menghadapi format atau bentuk pertanyaan yang mirip dengan ujian sekolah.

6. Utamakan Pemahaman Bukan Hafalan

Dalam belajar, pastikan anak mengutamakan pehamannya dibandingkan dengan hafalan. Karena hafalan akan membuat anak cepat lupa. Terutama dalam ha ini di pelajaran matematikan dan IPA. Bukan hanya terbatas dalam menghafal rumus atau teori, anak-anak juga harus dapat memahami dengan seksama apa yang mereka pelajari. Jika memungkinkan, buat anak mengerjakan secara berulang sebuah kasus dan buat mereka memahami dengan baik.

7. Buat Anak Senyaman Mungkin

Sebelum menghadapi ujian sekolah, pastikan anak mendapatkan istirahat dan waktu tidur yang cukup. Hal ini akan memberikan rasa relaks atau tenang pada diri anak. Dibandingkan dengan anak yang terjaga dan kelelahan hingga larut malam, anak-anak yang mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan mendapatkan sarapan di pagi hari sebelum menjelang ujian sekolah, akan mendapatkan perasaan yang tenang dan nyaman. Untuk itu, bantu anak meminimalisir perasaan cemas dan takutnya dengan memperhatikan waktu istirahatnya dimalam hari.

Kondisi stres pada anak saat menghadapi ujian sekolah seringkali membuat orangtua merasa khawatir. Untuk itulah, beberapa hal diatas diharapkan bisa membantu anak-anak dalam menghadapi stres yang dialaminya. Semoga bermanfaat!


sumber:bidanku.com

Minggu, 03 Januari 2016

Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, 1437 H Masjid AL-Muhajiran Khitan 13 Anak Gratis .

Ketua Takmir Masjid  Al-Muhajirin Kauman Palebon Semarang  Ir ,Ahmad Fuad MBA tengah berpeci putih di dampingi KH Abdurrohim Almuhsin  berfoto bersama dengan semua pengurus dan 13 anak yang akan di Khitan 

Semarang.- Dalam  rangka memperingati  Hari lahir Nabi Agung Muhammad S.A.W        (Mauilid Nabi) 1437 H. Masjid Al-Muhajirin Kauman ,Paleben  Semarang  pada  Kamis (25/12/15) menyeleggarakan Khitanan massal gratis  .pantauan media ini di lokasi dari tiga belas anak  yang akan di hitan dengan di dimpingi orangtua mereka terlebih dahulu di arak kelilig kampung menggunakan kereta  mini  sehingga  membuat suasana lebih meriah.
Dalam acara peringatan Maulid ini mengambil tema, “mari kita contoh keteladanan  Nabi Agung  Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah kita implementasikan dalam kehidupan sehari-har “.
 Ir ,Ahmad Fuad MBA  selaku Ketua Takmir Masjid Al-Muhajirin mengatakan  ,peringatan maulid Nabi dan acara Hitan bersama ini sebagai ungkapan rasa cinta terhadap Rosululloh  SAW,banyak Sifat yang mulia dalam diri Rosululloh SAW yang wajib di teladani seperti  sifat  Uswatun Hasanah  kata dia hendaknya menjadikan suri tauladan  yag baik kepada seluruh ummat .
“ seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini  setiap hari kita melihat  di media koran,televisi  banyak hal-hal  yang membuat  kita sebagai ummat muslim merasa prihatin ,seperti  yang menjadi pejabat tersandung Hukum karena melakukan korupsi  ,anak anak melakukan tindakan yang tidak baik /tidak terpuji ,semua itu  di karenakan sebagai ummat  jauh dari sifat –sifat Rosululloh SAW,jadi   mari kita  supaya kembali bisa meladaninya ,”terangnya.
Di katakanya ,ia menyambut baik pembentukan karakter atau yang lebih di kenal dengan Refolusi Mental  yang di gagas pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi ,”kita doakan dan kita dukung bersama –sama agar program ini berjalan dengan baik dan berhasil sehingga generasi  bangsa ini betul betul berahlaq mulia sepeti Nabi kita Muhammad ,SAW “paparnya .

Pendidikan karakter  ini tambah  Ir,Ahmad Fuad , harus di lakukan mulai dari keluarga kita masig masing  seperti misalnya dalam  memilih sekolah  hendaknya jangan di lihat dari sisi  ilmu pengetahuanya saja namun juga  harus di lihat dari ilmu Ahlaq pendidikan karakter  juga “cobalah ke pendidikan PAPB kami tidak promosi ini namun  PAPB adalah milik kita semua sekolah Islam yang betul betul  mengedepankan pendidikan Karakter ,mungkin  di lihat biayanya mahal namun lebih mahal lagi kalau anak anak kita teryata di sekolah yang tidak mengedepankan karakter akan berbuat  tidak baik ujung unjungnya  kita sebagai orang tua yang harus menanggung  semua  “pungkasnya .
Sementara itu ,KH Abdurrohim Almuhsin  selaku pembicara acara ,mewanti –wanti  kepada anak anak yang di hitan nanti  untuk  supaya  mendirikan Sholat lima waktu dan selalu berbuat jujur   dalam kehidupan, “mencari orang jujur pada zaman sekarang ini semakin susah maka kita doakan bersama-sama supaya anak anak kita ini menjadi  anak yang berkepribadian Ahlaqul karimah ,kepribadian yang mulia ,punya karakter, Kalu prinsip saya dari pada anak pinter tapi tidak benar  mending  kurang pinter tapi bener “ungkapnya .

Di jelaskanya ,sama-sama anak bodoh tapi dia benar itu lebih baik daripada pinter tapi  punya kelakuan rusak ,sebab anak bodoh tapi bener  seumpama rugi dia merugikan diri sendiri tidak merugikan temenya dan orang lain, akan tetapi kalu  pintar tidak benar dia tidak hanya merugikan diri sendiri melainkan merugikan temenya ,masyarakat,bahkan Negara .untuk itu dia berpesan supaya kembali meneladani sifat jujurnya Rosululloh SAW .* (uut)




MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

1

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 8

Arsip Blog


MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }