Gambar :Ilustrasi anak cerdas
memiliki anak aktif,
kritis dan cerdas adalah harapan setiap orangtua. Ketika berada di usia
emasnya, kecerdasan balita baik yang berasal dari gen orangtua atau hasil
proses pembentukan dari lingkungan akan menentukan kecerdasannya ketika remaja
dan dewasa.
anak yang tumbuh dan berkembang dengan kepribadian pasif
cenderung menjadi remaja yang juga pasif. Sementara anak yang tumbuh kembangnya dipenuhi keaktifan dan
jiwa kritis cenderung menjadi anak dan remaja yang aktif.
Semua sifat dan sikap yang ada pada diri anak seperti
pemalu, berani, pendiam, cerewet, aktif, dan kritis adalah aset berharga yang
akan mendukung keberhasilan anak di masa depan. Lalu bagiamana jika salah satu
sifat dan sikap tersebut ternyata cukup merepotkan kita sebagai orangtua?
Haruskah kita mengabaikannya atau mencari solusi terbaik untk mengatasi hal
tersebut?
salah satu hal yang
dianggap merepotkan bagi kebanyakan orangtua adalah ketika balita mereka
memiliki sifat kritis dan banyak bertanya. Cobalah mengingat kembali berapa
kali dalam sehari balita anda menanyakan sesuatu mulai dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kita anggap sulit untuk dijawab
Berapa kali pertanyaan yang sama terucap kembali di bibir
mereka dan kita mersa bosan untuk menjawabnya? Bunda, kok belum sampai sih?
Kenapa begitu bunda? Kucing itu punya ayah ngga? Kok kambing ngga ada telurnya?
Kenapa makan pakai tangan kanan? Dan masih banyak lagi pertanyaan unik yang
sering saya temukan ketika berinteraksi dengan balita saya atau balita lainnya.
Mengapa setiap anak selalu menanyakan banyak hal ?
Jawabanyya mungkin sederhana, karena mereka juga memiliki rasa ingin tahu dan
belum berpikir jaim untuk bertanya dengan kepolosan mereka. Lalu mengapa rasa
ingin tahu itu sering dianggap merepotkan?
Jawabannya beragam, ada yang memang tidak suka banyak bicara
bahkan untuk sekedar menjawab pertanyaan anaknya, ada yang merasa tidak penting
untuk menjawab pertanyaan itu, dan ada pula yang memang tidak memiliki jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada mereka.
apapun alasan yang membuat kita repot ketika anak kita hobi
bertanya, kita tidak boleh membatasi ruang berpikir anak dengan menolak
pertanyaan tersebut. Coba lakukanlah tips berikut agar kerepotan anda
berubah menjadi kebanggaan memiliki anak kritis dan banyak bertanya.
Pertama, berusahalah untuk selalu menampung pertanyaan anak.
Jangan pernah membatasi pertanyaan anak karena artinya anda sudah membatasi
potensi dan kreatifitas anak. Anak yang memiliki rasa ingin tahu adalah anak
yang ingin menjadi pintar dan cerdas. Sementara anak yang hobi bertanya untuk
memenuhi rasa ingin tahunya adalah anak yang berani. Berani berbicara dan
mengungkapkan isi pikirannya meski mungkin mereka belum memahami apa yang
mereka tanyakan.
Kedua, cobalah untuk selalu memberikan jawaban atas
pertanyaan balita anda. Para ayah dan bunda pasti pernah merasa kesal
ketika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak mendapatkan jawaban. Hl itupun
sama dengan balita anda. Mereka akan merasa kesal ketika orangtuanya tidak
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Mereka tidak peduli
apakah jawaban yang anda berikan benar atau salah.
Mereka hanya butuh jawaban dari orangtua mereka yang
dianggap tahu segalanya. Akan tetapi sebaiknya anda memberikan jawaban yang
benar kepada mereka karena balita cenderung menerima jawaban pertama sebagai
jawaban yang akan mereka ingat dan mereka anggap benar selamanya. Karena itulah
sebaiknya lebih berhati-hati menjawab pertanyaan anak.
Ketiga, balita mencari tahu jawaban atas pertanyaan mereka.
Jika anda belum (atau bahkan sudah) punya jawaban atas pertanyaan balita anda,
ajaklah mereka untuk ikut mencari tahu jawabannya. Hal ini akan membuat mereka
terlibat aktif mencari tahu dan membuat mereka merasa dihargai meskipun usia
mereka masih balita. Penghargaan atas keikutsertaan mereka ini juga akan
membentuk diri mereka menjadi pribadi yang tidak acuh atas usaha dan jerih
payah orang lain ketika mereka tumbuh dewasa.
Keempat, berikan fasilitas agar rasa ingin tahu balita anda
dapat terjawab tanpa membuat mereka bertanya untuk kesekian kalinya. Sebagai
contoh ketika anak bertanya mengapa makan harus dengan tangan kanan, anda dapat
membelikan buku cerita islami anak yang menceritakan mengapa makan harus dengan
tangan kanan.
Bacakan cerita tersebut baik ketika menjelang tidur atau
pada waktu-waktu luang anda. Dari cerita tersebut akan mulai tertanam
pada diri anak bahwa makan dengan tangan kanan memang dianjurkan Rasul, yang
sebelumnya sudah dijadikan idola untuk balita kita.
Kelima, jangan pernah merasa lelah memiliki balita aktif
bertanya dan terus mengarahkannya agar dapat membedakan apa saja yang perlu
atau tidak perlu ditanyakan. Semakin banyak pertanyaan yang diajukan balita
kita, semakin banyak referensi jawaban yang ada dalam pikiran kita.
Semakin banyak balita tahu, mereka akan semakin mudah
membedakan apa saja yang harus mereka tanyakan dan apa saja yang tidak perlu
ditanyakan karena mereka sudah tahu jawabannya. Hal ini pun secara tdak
langsung akan membuat kita mengerti bagaimana mengarahkan balita agar dapat
makin meningkatkan kualitas pertanyaan mereka dan juga kualitas jawaban kita.@
0 komentar:
Posting Komentar