Selasa, 24 Mei 2016

Mendikbud:Ki Hadjar Dewantara adalah Sosok Visioner.

Ki Hadjar Dewantara adalah orang yang terbuka pada perubahan jaman. Ia jauh dari sikap menolak kemajuan dan perubahan. Ia sangat progresif dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Namun tak sedetipun melepaskan karakter keindonesiaan.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan pada Gebyar Budaya Hari Pendidikan Nasional 2016 di Pendopo Agung Taman Siswa, Yogyakarta. Kamis,19 Mei 2016.

Indonesia, kata dia, akan mampu sejajar bahkan lebih tinggi dari negara-negara lain, asal terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia.  Jika Indonesia ingin menjadi pemenang maka tiap warga negara harus terdidik.

“Di tempat ini, puluhan tahun lalu dipancarkan semangat nasionalisme untuk mencerdaskan anak bangsa,” kata Mendikbud.

Ki Hadjar Dewantara, kata Mendikbud, bukan hanya  mewariskan pemikiran-pemikirannya melalui tulisan, melainkan juga lembaga pendidikan yang senyatanya bekerja untuk mencerdaskan saudara sebangsa.

Mendikbud menyebutkan, merayakan Hari Pendidikan Nasional di Taman Siswa memberikan rasa yang luar biasa.  Di Taman Siswa, dapat menyaksikan betapa seorang Ki Hadjar Dewantara mampu membaca perubahan jaman dan mampu mengekspresikan perenungannya dalam bentuk tulisan-tulisan yang jauh melebihi alam pemikiran pada masanya. “Usia pikiran dan ajaran Ki Hadjar Dewantara,  jauh melampaui usia raganya,” ujarnya.

Membaca pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, dapat diketahui Bapak Pendidikan Indonesia ini adalah orang yang terbuka pada perubahan jaman. Sosoknya jauh dari sikap menolak kemajuan dan perubahan. Bahkan sebenarnya Ki Hadjar Dewantara adalah seseorang yang sangat progresif dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Namun bangsa ini juga tahu ia adalah sosok yang tak tergoyahkan dalam mempertahankan karakter keindonesiaan.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara juga seperti menyindir. Ia berkata, kalau dalam usaha kebudayaan, pendidikan, pengajaran, hanya sanggup meneruskan cara dan adat yang lama apa perlunya melakukan revolusi.

Pesan tersebut, menurut Mendikbud menjadi petunjuk bahwa pendidikan itu berarti memelihara hidup  untuk terus tumbuh ke arah kemajuan. “Kita tidak boleh hanya melihat  keadaan kemarin dan alam kemarin,” ujarnya.

Mendikbud mengingatkan, saat ini seringkali orangtua, pendidik, dan masyarakat tidak memahami tantangan yang sedang dihadapi. “Seringkali kita temui, saat ini kita sudah memasuki abad 21, anak-anak kita tumbuh di abad 21 tapi kita pemikiran dan sikap kita masih abad  20, dan sekolah kita masih tertinggal di abad 19,” papar Mendikbud.

Padahal, lanjut dia, situasi yang sedang dihadapi saat ini adalah sebuah revolusi..  Menurutnya, revolusi pertama adalah tenaga air dan uap. Kedua  tenaga listrik dan ketiga adalah informasi dan elektronika. Dan saat ini revolusi yang sedang berlangsung adalah tahap empat. Yakni kombinasi dari ketiganya. Digital, biologi, fisika, bercampur sehingga menghasilkan perubahan yang luar biasa cepat.

Ia menambahkan, di tengah situasi ini muncul pertanyaan yang harus dijawab. Yakni bagaimana kesiapan kita menyiapkan anak-anak di masa depan? “Ini menunjukkan betapa mendasarnya apa yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, yakni bagaimana menumbuhkan anak-anak sesuai dengan kodratnya, sesuai dengan minat, bakat, dan potensinya. Inilah yang mesti kita lakukan saat ini,” tegasnya. (Tim Warta/KS)

sumber:http://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/8629.html

Bookmark and Share
Artikel yang berhubungan :

0 komentar:

Posting Komentar

MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

1

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }