Kamis, 17 Desember 2015

Dampak Pengasuhan yang Overprotective pada Anak

Jakarta Semua mahluk hidup termasuk manusia memiliki dorongan untuk melindungi diri dan anak-anaknya saat menjumpai adanya bahaya. Dorongan ini merupakan dorongan dasar yang berkaitan dengan mempertahankan dan melestarikan generasinya seperti yang menjadi salah satu konsep dasar dari para ahli evolusi. Karena dorongan dasar ini, sangat wajar jika bagi orangtua melindungi anak merupakan salah satu fokus utama dalam hidupnya. Para orangtua akan memiliki kepekaan untuk melihat berbagai bahaya yang berpotensi mengancam anak dan kemudian akan segera mengambil langkah-langkah yang bertujuan menjauhkan anak dari bahaya yang datang.

Meskipun merupakan dorongan dasar dan dibutuhkan untuk melestarikan generasinya, ada pola perilaku melindungi yang justru dapat berpotensi melindungi anak. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku melindungi yang berlebihan atau sering disebut sebagai perilaku overprotective. Perilaku overprotective orangtua terhadap anak sendiri secara umum diartikan sebagai upaya yang berlebihan dari orangtua yang bertujuan melindungi anak dari potensi bahaya meskipun bahaya yang datang tidak terlalu mengancam dan bahkan dapat memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan diri lewat eksplorasi lingkungan sekitarnya. Bentuk dari perilaku overprotective misalnya adalah selalu melarang anak pergi ke suatu lingkungan misalnya lingkungan di luar rumah karena takut anak akan mengalami kecelakaan atau merasa tempat-tempat tersebut kotor dan berkuman, memberikan pakaian dan alat-alat perlindungan yang berlebihan pada anak saat bermain, dan sebagainya

Jika perilaku overprotective ini dilakukan secara terus menerus dalam pengasuhan anak, ada beberapa dampak negatif yang dapat muncul pada anak. Anak yang diasuh dengan pengasuhan overprotective dapat tumbuh menjadi anak yang memiliki kepribadian yang “rapuh” (“A Nation of Wimps,” n.d.). Anak-anak yang berkepribadian seperti ini akan memiliki daya tahan yang lemah dan akan sering mengalami situasi sulit bangkit kembali sesudah mengalami kegagalan dalam kehidupannya.

Penyebab rapuhnya kepribadian anak-anak yang dibesarkan dengan pengasuhan overprotective adalah tidak adanya kesempatan bagi mereka untuk belajar. Sangat mungkin sebenarnya anak-anak tersebut memiliki potensi daya tahan dan daya juang yang cukup baik. Akan tetapi, dengan selalu adanya system perlindungan yang sangat ketat dan berlebihan dari orangtua mereka, anak-anak tersebut tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk mencoba mengembangkan daya tahan dan daya juang yang dimiliki.

Mereka tidak diberi waktu untuk belajar mengenali bahaya di sekitarnya sehingga tidak memiliki kemampuan mengantisipasi bahaya yang datang dalam hidupnya. Saat mereka jatuh atau mengalami situasi sulit pun, orangtua dengan cepat membantu mereka untuk bangun dan terlepas dari situasi sulit tersebut tanpa memberi kesempatan pada anak untuk belajar sendiri mengatasinya. Akibatnya anak tidak memiliki pengalaman untuk bangun dan melepaskan diri dari kesulitan yang menjerat kehidupan mereka.

Bookmark and Share
Artikel yang berhubungan :

0 komentar:

Posting Komentar

MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

1

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 8

Arsip Blog


MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }