Jakarta Jangan salahkan anak bila dia sulit membedakan mana kejujuran dan kebohongan bila tidak pernah diberitahu orangtuanya. Ya, hal ini sepintas sepele namun berdampak besar bagi perkembangan mental anak hingga dewasa.
Seperti disampaikan pakar deteksi kebohongan, Handoko Gani, MBA, BAII, orangtua harus sering menekankan apa itu kejujuran dan kebohongan agar anak tahu kapan dia berbuat benar dan salah.
"Tanamkan perbandingan mana jujur dan bohong supaya anak tahu jujur itu penting. Bila dia cerita, beritahu kalau jujur itu hitam misalnya, atau hijau itu bohong," katanya di Festival Bohong 2015 di PPHUI, Umar Ismail, Kuningan, Jakarta, ditulis Rabu (11/11/2015).
Selain itu, biasakan juga mendengar anak bercerita. Kalau dia mengindikasikan suatu cerita yang aneh, tanya lebih dalam.
"Ingat, anak adalah peniru ulung. Jangan sampai dia menjadi pribadi yang suka berbohong hingga dewasa. Sebab bagaimanapun tidak ada kebohongan putih, sebab semuanya bisa merugikan orang lain," pungkasnya.
Seperti disampaikan pakar deteksi kebohongan, Handoko Gani, MBA, BAII, orangtua harus sering menekankan apa itu kejujuran dan kebohongan agar anak tahu kapan dia berbuat benar dan salah.
"Tanamkan perbandingan mana jujur dan bohong supaya anak tahu jujur itu penting. Bila dia cerita, beritahu kalau jujur itu hitam misalnya, atau hijau itu bohong," katanya di Festival Bohong 2015 di PPHUI, Umar Ismail, Kuningan, Jakarta, ditulis Rabu (11/11/2015).
Selain itu, biasakan juga mendengar anak bercerita. Kalau dia mengindikasikan suatu cerita yang aneh, tanya lebih dalam.
"Ingat, anak adalah peniru ulung. Jangan sampai dia menjadi pribadi yang suka berbohong hingga dewasa. Sebab bagaimanapun tidak ada kebohongan putih, sebab semuanya bisa merugikan orang lain," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar