Minggu, 09 November 2014

Setop Diskriminasi Anak Berkebutuhan Khusus

KARTA – Jumlah anak berkebutuhan khusus dengan sekolah yang tersedia berat sebelah. Meski, prakarsa publik untuk memenuhi akses pendidikan sangat besar, akses pendidikan yang terbuka bagi anak berkebutuhan khusus masih sangat minim.

"Inisiatif dari masyarakat untuk mendukung pemerintah memperluas akses pendidikan demikian besar. Tapi, akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tampaknya sedikit terlewatkan. Itu sebabnya kami hadir disini," ujar Mananging Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto yang melakukan peresmian gedung Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Berkebutuhan Khusus dan Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Surya Bangsa di Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, akhir pekan silam. yang di hadiri mendikbud.

Mendikbud, menegaskan, sampai kapan pun, tidak boleh ada diskrimiasi layanan pendidikan, terlebih untuk anak berkebutuhan khusus.

“Kami dengan senang hati siap memberikan dukungan fasilitas. Gaji guru sekolah luar biasa juga akan ditingkatkan sepanjang memenuhi persyaratan. Guru sekolah luar biasa juga mendapat tunjangan khusus,” katanya .

Mendikbud mengatakan, pemerintah memberikan tunjangan guru-guru SMP, di luar gaji, mencapai Rp 1,5 juta setiap bulan. Di luar gaji dari yayasan dan gaji PNS.

Melakukan upaya luar biasa untuk anak-anak berkebutuhan khusus memang sangat dibutuhkan. Mereka, kata Mendikbud, anak-anak yang berani melakukan hal-hal besar, yang kadang tidak berani dilakukan anak-anak normal lainnya.

"Kita belajar banyak dari adik-adik yang berkebutuhan khusus. Pertama belajar tentang semangat pantang menyerah. Coba bayangkan ada anak yang mengaji dan menyanyi dengan keterbatasan. Semangat pantang menyerah diperlukan bangsa. Kedua, adalah keikhlasan," tutur mendikbud.

Pada pembukaan acara peresmian, dua anak penyandang tuna netra unjuk kebolehan dihadapan para tamu undangan,mereka  membaca ayat suci Alquran dan menyanyikan lagu berjudul Ayah.

"Lagu ini menjadi kenangan bagi saya, karena tidak bisa mendampingi ayah saya meninggal ketika saya sekolah di Perancis tahun 1988," tambah Mananging Director Sinar Mas,   Sulistiyanto terharu.

Sumber : Sinar Harapan


Bookmark and Share
Artikel yang berhubungan :

0 komentar:

Posting Komentar

MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

1

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }