PENIGKATAN GIZI

Peningkatan Kesadaran Gizi Ibu dan Balita; Sosialisasi PP Muslimat NU dan Yaici di Palembang Sumatera Selatan

Dra.Hj.Khofifah Indar Parawansa, M.Si.

Mengarungi Kisah Inspiratif Hj Khofifah Indar Parawansa

MANASIK HAJI

Pembelajaran Manasik Haji Kecil TKTA Tarbiyatul Athfal41 Semarang pada Tgl.8 Oktober 2015 di Islamic Center Semarang

Pelatihan Penguatan Keaswajaan Da’iyah Muslimat NU

Penguatan Keaswajaan Bagi Da’iyah Muslimat NU DKI Jakarta

Ketua NU Kota Semarang

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum

Minggu, 09 November 2014

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Banyumas Butuh Perhatian

PURWOKERTO,  – DPRD Banyumas mengingatkan jajaran pemkab setempat agar memperhatikan pula kondisi pendidikan yang dialami anak berkebutuhan khusus (ABK). Pasalnya sejauh ini, perhatian pemkab sepertinya hanya akan fokus menangani masalah pendidikan anak yang putus sekolah atau tidak bersekolah karena terkendala ekonomi saja. Sedangkan akibat kondisi lain, kurang diperhatikan.
Ketua DPRD Banyumas Juli Krisdianto, mengatakan dalam pendataan dan rencana penanganan anak putus sekolah, Pemkab diminta tetap untuk tidak mengesampingkan ABK. Pasalnya, mereka juga merupakan bagian dari generasi penerus bangsa ini yang berhak atas pendidikan murah.
Juli mengaku prihatin atas banyaknya ABK yang belum tertangani pendidikannya dengan baik. Menurutnya, pendidikan murah dan berkualitas  menjadi hak semua anak, termasuk ABK dan sampai saat ini, pendidikan ABK masih mahal, sehingga hanya ABK dari keluarga mampu yang bisa menempuh pendidikan.
“Harusnya pemkab bersikap lebih adil dan mengusahakan pendidikan murah bagi semua anak, termasuk ABK. Kalau soal putus sekolah, pada ABK angka putus sekolah juga tinggi karena keterbatasan ekonomi keluarga,” katanya, Sabtu (4/10).
Wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini mencontohkan, di Banyumas untuk sekolah negeri, hanya ada dua Sekolah Dasar (SD)  yang menampung ABK, yaitu SDN 1 Tanjung dan SDN 5 Arcawinangun. Namun kondisinya sangat memprihatinkan.
“Pada sekolah negeri yang menampung ABK ini, tenaga pengajarnya juga terbatas seperti sekolah umum, sehingga tidak ada pendampingan khusus untuk ABK. Sehingga jika ABK ingin mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik, mau tidak mau harus di sekolah swasta yang biayanya masih mahal. Hal ini tentu juga harus menjadi perhatian pemerintah,” katanya.
Dia menggambarkan, biaya sekolah ABK pada sekolah swasta, beban gaji guru pendamping sepenuhnya ditanggung orang tua. Selain itu, orang tua juga harus membayar biaya terapi dan kebutuhan lainnya

Sumber: suaramerdeka .com


Setop Diskriminasi Anak Berkebutuhan Khusus

KARTA – Jumlah anak berkebutuhan khusus dengan sekolah yang tersedia berat sebelah. Meski, prakarsa publik untuk memenuhi akses pendidikan sangat besar, akses pendidikan yang terbuka bagi anak berkebutuhan khusus masih sangat minim.

"Inisiatif dari masyarakat untuk mendukung pemerintah memperluas akses pendidikan demikian besar. Tapi, akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tampaknya sedikit terlewatkan. Itu sebabnya kami hadir disini," ujar Mananging Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto yang melakukan peresmian gedung Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Berkebutuhan Khusus dan Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Surya Bangsa di Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, akhir pekan silam. yang di hadiri mendikbud.

Mendikbud, menegaskan, sampai kapan pun, tidak boleh ada diskrimiasi layanan pendidikan, terlebih untuk anak berkebutuhan khusus.

“Kami dengan senang hati siap memberikan dukungan fasilitas. Gaji guru sekolah luar biasa juga akan ditingkatkan sepanjang memenuhi persyaratan. Guru sekolah luar biasa juga mendapat tunjangan khusus,” katanya .

Mendikbud mengatakan, pemerintah memberikan tunjangan guru-guru SMP, di luar gaji, mencapai Rp 1,5 juta setiap bulan. Di luar gaji dari yayasan dan gaji PNS.

Melakukan upaya luar biasa untuk anak-anak berkebutuhan khusus memang sangat dibutuhkan. Mereka, kata Mendikbud, anak-anak yang berani melakukan hal-hal besar, yang kadang tidak berani dilakukan anak-anak normal lainnya.

"Kita belajar banyak dari adik-adik yang berkebutuhan khusus. Pertama belajar tentang semangat pantang menyerah. Coba bayangkan ada anak yang mengaji dan menyanyi dengan keterbatasan. Semangat pantang menyerah diperlukan bangsa. Kedua, adalah keikhlasan," tutur mendikbud.

Pada pembukaan acara peresmian, dua anak penyandang tuna netra unjuk kebolehan dihadapan para tamu undangan,mereka  membaca ayat suci Alquran dan menyanyikan lagu berjudul Ayah.

"Lagu ini menjadi kenangan bagi saya, karena tidak bisa mendampingi ayah saya meninggal ketika saya sekolah di Perancis tahun 1988," tambah Mananging Director Sinar Mas,   Sulistiyanto terharu.

Sumber : Sinar Harapan


MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

1

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }