PENIGKATAN GIZI

Peningkatan Kesadaran Gizi Ibu dan Balita; Sosialisasi PP Muslimat NU dan Yaici di Palembang Sumatera Selatan

Dra.Hj.Khofifah Indar Parawansa, M.Si.

Mengarungi Kisah Inspiratif Hj Khofifah Indar Parawansa

MANASIK HAJI

Pembelajaran Manasik Haji Kecil TKTA Tarbiyatul Athfal41 Semarang pada Tgl.8 Oktober 2015 di Islamic Center Semarang

Pelatihan Penguatan Keaswajaan Da’iyah Muslimat NU

Penguatan Keaswajaan Bagi Da’iyah Muslimat NU DKI Jakarta

Ketua NU Kota Semarang

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Dr. KH. Anasom MHum

Selasa, 23 Desember 2014

TIPS KELUARGA - Inilah Dampak Orang Tua Membentak Anak

Alasan orang tua tidak boleh membentak anak perlu diketahui dalam proses mendidik buah hati agar anak berkembang secara optimal.
Mendidik anak bukan hal mudah, terlebih saat ini lingkungan sekitar sangat beragam. Apabila kita tidak memperhatikan tumbuh kembang buah hati secara cermat dan hati-hati, bisa jadi anak hilang kontrol.
Sebagaimana dilansir Boldsky  (23/12/2014), ada saat ketika orang tua merasa anak sulit diarahkan. Orang tua merasa anak membantah dan bertindak sesukanya, sehingga memicu emosi orang tua.
Emosi tersebut akhirnya diluapkan dengan membentak anak dengan harapan anak menjadi penurut dan mau  mendengarkan nasihat.
Tapi tahukah Anda, membentak anak akan berdampak pada perkembangan emosi, rasa aman, dan kepercayaan diri anak. Berikut penjelasan selengkapnya.
Perkembangan Emosi
Anak yang sering dibentak cenderung memiliki perkembangan emosi tidak stabil. Mereka akan mudah marah kepada lingkungan. Selain itu, mereka juga akan menjadi orang yang sulit menentukan keputusan dengan baik.
Dalam setiap keputusannya, anak akan tergantung pada orang tua, karena merasa selalu salah dalam berkeputusan. Anak yang sering dibentak juga akan tumbh menjadi pribadi yang sulit mengembangkan kreativitas.
Keamanan
Semestinya, orang tua menjadi sosok yang memberi keamanan pada anak. Namun, anak akan merasa sebaliknya ketika mereka sering dibentak. Mereka akan merasa terancam ketika orang tua berada di dekat mereka.
Orang tua terlihat menjadi sosok yang menakutkan bagi anak, sehingga mendorong mereka untuk mencari perlindungan di tempat lain, bukan rumah.
Pendengar yang Buruk
Anak yang sering dibentak akan cenderung tidak bisa mendengarkan pendapat orang lain saat dewasa. Perilaku membentak akan ditiru anak ketika mereka berada di lingkungan luar rumah. Mereka merasa selama ini pendapat atau alasan mereka tidak didengar, sehingga mereka juga akan merasa tidak perlu mendengar orang lain.
Kepercayaan Diri
Bentakan pada setiap hal yang dilakukan anak akan membuat mereka kehilangan rasa percaya diri. Anak menjadi orang yang pesimis dan tidak percaya jika dirinya mampu mencapai sesuatu dengan lebih baik.

Itulah empat hal yang perlu diperhatikan orang tua saat akan menegur anak. Usahakan tidak membentak anak dengan mencoba mendengar penjelasan mereka saat mereka melakukan hal kurang tepat.(iza/sp)

Jumat, 05 Desember 2014

PENDIDIKAN KARAKTER ITU PENTING

Kita sebagai orang tua seringkali mengikutkan anak kita berbagai macam les tambahan di luar sekolah seperti les matematika, les bahasa inggris, les fisika dan lain-lain. Saya yakin hal ini kita dilakukan untuk mendukung anak agar tidak tertinggal atau menjadi yang unggul di sekolah. Bahkan, terkadang ide awal mengikuti les tersebut tidak datang dari si anak, namun datang dari kita sebagai orang tua. Benar tidak?
Memang, saat ini kita menganggap tidak cukup jika anak kita hanya belajar di sekolah saja, sehingga kita mengikutkan anak kita bermacam-macam les. Kita ingin anak kita pintar berhitung, kita ingin anak kita mahir berbahasa inggris, kita juga ingin anak kita jago fisika dan lain sebagainya. Dengan begitu, anak memiliki kemampuan kognitif yang baik.
Ini tiada lain karena, pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah juga menuntut untuk memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognisi. Dengan pemahaman seperti itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting yang tanpa kita sadari telah terabaikan. Apa itu? Yaitu memberikan pendidikan karakter pada anak didik. Saya mengatakan hal ini bukan berarti pendidikan kognitif tidak penting, bukan seperti itu!

Maksud saya, pendidikan karakter penting artinya sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.

Ada sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan pendidikan karakter anak didik. Lalu apa sih pendidikan karaker itu?

Jadi, Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai karakter pada anak didik. Saya mengutip empat ciri dasar pendidikan karakter yang dirumuskan oleh seorang pencetus pendidikan karakter dari Jerman yang bernama FW Foerster. Pertama, pendidikan karakter menekankan setiap tindakan berpedoman terhadap nilai normatif. Anak didik menghormati norma-norma yang ada dan berpedoman pada norma tersebut. Kedua, adanya koherensi atau membangun rasa percaya diri dan keberanian, dengan begitu anak didik akan menjadi pribadi yang teguh pendirian dan tidak mudah terombang-ambing dan tidak takut resiko setiap kali menghadapi situasi baru. Ketiga, adanya otonomi, yaitu anak didik menghayati dan mengamalkan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadinya. Dengan begitu, anak didik mampu mengambil keputusan mandiri tanpa dipengaruhi oleh desakan dari pihak luar. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan adalah daya tahan anak didik dalam mewujudkan apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan marupakan dasar penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Pendidikan karakter penting bagi pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter akan menjadi basic atau dasar dalam pembentukan karakter berkualitas bangsa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotongroyongan, saling membantu dan mengormati dan sebagainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu mewujudkan kesuksesan.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis dan kognisinyan (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Dan, kecakapan soft skill ini terbentuk melalui pelaksanaan pendidikan karater pada anak didik.
Berpijak pada empat ciri dasar pendidikan karakter di atas, kita bisa menerapkannya dalam pola pendidikan yang diberikan pada anak didik. Misalanya, memberikan pemahaman sampai mendiskusikan tentang hal yang baik dan buruk, memberikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan dan mengeksplorasi potensi dirinya serta memberikan apresiasi atas potensi yang dimilikinya, menghormati keputusan dan mensupport anak dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, menanamkan pada anak didik akan arti keajekan dan bertanggungjawab dan berkomitmen atas pilihannya. Kalau menurut saya, sebenarnya yang terpenting bukan pilihannnya, namun kemampuan memilih kita dan pertanggungjawaban kita terhadap pilihan kita tersebut, yakni dengan cara berkomitmen pada pilihan tersebut.


Pendidikan karakter hendaknya dirumuskan dalam kurikulum, diterapkan metode pendidikan, dan dipraktekkan dalam pembelajaran. Selain itu, di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar juga sebaiknya diterapkan pola pendidikan karakter. Dengan begitu, generasi-generasi Indonesia nan unggul akan dilahirkan dari sistem pendidikan karakter.**

Mendikbud Hentikan Kurikulum 2013

Jakarta-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013, dan mengembalikan Kurikulum ke tahun 2006 untuk semester genap 2014-2015, diseluruh Indonesia.
Meskipun, dihentikan, Namun Anis mengatakan kurikulum akan diperbaiki dan dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sudah tiga semester menerapkan K13.
"Proses penyempurnaan K 13 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dikembangkan disekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan K 13 selama 3 semester terakhir," Kata Anis, kepada wartawan, saat Konfrensi Pers, di Kemendikbud, Jumat (5/12) seperti yang dilansir INDOPOS (Grup JPNN.com).
Anis mengatakan pengambilan keputusan ini berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan kurikulum 2013, karena beberapa hal, diantaranya kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan pelatihan kepala sekolah.
kendati, akan mengembalikan kurikulum ke 2006 katanya,  keputusan ini tidak akan merubah prinsip dasar yang terkandung dalam K13, menurutnya ada banyak kesamaan prinsip antara kurikulum 2006 dan K 13, diantaranya, konsep  penilaian  otentik dan pembelajaran tematik terpadu.
"Jadi, kepada guru dan kepala sekolah tidak usah khawatir, silakan kembangkan metode pembelajaran dalam kelas. kami berharap guru kreatif, menciptakan terobosan- terobosan dalam mengajar," ujarnya.
Anis menggarisbawahi bagi sekolah yang baru melaksanakan K 13, satu semester agar segera kembali ke kurikulum 2006, sementara,  yang sudah menerapkan tiga semester akan dijadikan sekolah percontohan dalam  pengembangan penerapan K 13 dengan bimbingan dan panduaan dari dikbud.
"Namun, Kalau ada yang sudah jalan 3 semester, kemudian  tidak siap melanjutkan silakan untuk mengajukan diri untuk mendapatkan pengecualian," ujarnya.
Penerapan kurikulum K 13 disejumlah sekolah nasional, lanjutnya akan terus dikembangkan dan tidak akan dihentikan, sekolah-sekolah ini kedepannya, akan menjadi percontohan metode pengembangan K 13.
"Yang sudah menerapkan K 13, ada sekira 6.221 dari sekira 200 ribu lebih sekolah, diantaranya SD 2598 sekolah, SMP 1437 sekolah, SMA 1165 sekolah dan SMK 1021 sekolah, jadi sekolah-sekolag ini, akan menjadi percontohan kedepannya," kata Anis.
Selain itu, untuk memantapkan penerapan kurikulum k 13, Kemendikbud akan mengembalikan tugas pengembangan K 13 kepada pusat kurikulum dan perbukuan, tidak lagi ditangani oleh tim Ad hok yang bekerja jangka pendek.
"Jadi, Orientasinya kepada sekolah percontohan dan pengembangan kesekolah lain. Proses bertahap. Konsentrasi kepada kepala sekolah dan guru, training pelatihan, termasuk kepada sekolah yang belum terapkan K 13. Penerapan kurikulum bukan berhenti. Sebagai bagian persiapan, dan akan di pantau oleh tim kemdikbud," ujarnya.
Sebagai bagian dari pemantapan penerapan kurikulum 2013, Anis juga menyinggung tentang buku yang menjadi panduan penerapan. Anis mengatakan buku yang sudah dicetak dan yang sudah disalurkan kesekolah-sekolah untuk disimpan, sampai guru-guru siap melaksanakan K 13. Dan yang belum dicetak dan belum tandatangan kontrak untuk tidak melanjutkan lagi.
Nah, terkait penetapan penghentian pelaksanaan K 13, Kemendikbud hari ini (5/12), akan mengirimkan surat kepada  seluruh kepala sekolah, untuk kembali menerapkan kurikulum 2006.(jpnn)

Minggu, 09 November 2014

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Banyumas Butuh Perhatian

PURWOKERTO,  – DPRD Banyumas mengingatkan jajaran pemkab setempat agar memperhatikan pula kondisi pendidikan yang dialami anak berkebutuhan khusus (ABK). Pasalnya sejauh ini, perhatian pemkab sepertinya hanya akan fokus menangani masalah pendidikan anak yang putus sekolah atau tidak bersekolah karena terkendala ekonomi saja. Sedangkan akibat kondisi lain, kurang diperhatikan.
Ketua DPRD Banyumas Juli Krisdianto, mengatakan dalam pendataan dan rencana penanganan anak putus sekolah, Pemkab diminta tetap untuk tidak mengesampingkan ABK. Pasalnya, mereka juga merupakan bagian dari generasi penerus bangsa ini yang berhak atas pendidikan murah.
Juli mengaku prihatin atas banyaknya ABK yang belum tertangani pendidikannya dengan baik. Menurutnya, pendidikan murah dan berkualitas  menjadi hak semua anak, termasuk ABK dan sampai saat ini, pendidikan ABK masih mahal, sehingga hanya ABK dari keluarga mampu yang bisa menempuh pendidikan.
“Harusnya pemkab bersikap lebih adil dan mengusahakan pendidikan murah bagi semua anak, termasuk ABK. Kalau soal putus sekolah, pada ABK angka putus sekolah juga tinggi karena keterbatasan ekonomi keluarga,” katanya, Sabtu (4/10).
Wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini mencontohkan, di Banyumas untuk sekolah negeri, hanya ada dua Sekolah Dasar (SD)  yang menampung ABK, yaitu SDN 1 Tanjung dan SDN 5 Arcawinangun. Namun kondisinya sangat memprihatinkan.
“Pada sekolah negeri yang menampung ABK ini, tenaga pengajarnya juga terbatas seperti sekolah umum, sehingga tidak ada pendampingan khusus untuk ABK. Sehingga jika ABK ingin mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik, mau tidak mau harus di sekolah swasta yang biayanya masih mahal. Hal ini tentu juga harus menjadi perhatian pemerintah,” katanya.
Dia menggambarkan, biaya sekolah ABK pada sekolah swasta, beban gaji guru pendamping sepenuhnya ditanggung orang tua. Selain itu, orang tua juga harus membayar biaya terapi dan kebutuhan lainnya

Sumber: suaramerdeka .com


Setop Diskriminasi Anak Berkebutuhan Khusus

KARTA – Jumlah anak berkebutuhan khusus dengan sekolah yang tersedia berat sebelah. Meski, prakarsa publik untuk memenuhi akses pendidikan sangat besar, akses pendidikan yang terbuka bagi anak berkebutuhan khusus masih sangat minim.

"Inisiatif dari masyarakat untuk mendukung pemerintah memperluas akses pendidikan demikian besar. Tapi, akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tampaknya sedikit terlewatkan. Itu sebabnya kami hadir disini," ujar Mananging Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto yang melakukan peresmian gedung Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Berkebutuhan Khusus dan Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Surya Bangsa di Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, akhir pekan silam. yang di hadiri mendikbud.

Mendikbud, menegaskan, sampai kapan pun, tidak boleh ada diskrimiasi layanan pendidikan, terlebih untuk anak berkebutuhan khusus.

“Kami dengan senang hati siap memberikan dukungan fasilitas. Gaji guru sekolah luar biasa juga akan ditingkatkan sepanjang memenuhi persyaratan. Guru sekolah luar biasa juga mendapat tunjangan khusus,” katanya .

Mendikbud mengatakan, pemerintah memberikan tunjangan guru-guru SMP, di luar gaji, mencapai Rp 1,5 juta setiap bulan. Di luar gaji dari yayasan dan gaji PNS.

Melakukan upaya luar biasa untuk anak-anak berkebutuhan khusus memang sangat dibutuhkan. Mereka, kata Mendikbud, anak-anak yang berani melakukan hal-hal besar, yang kadang tidak berani dilakukan anak-anak normal lainnya.

"Kita belajar banyak dari adik-adik yang berkebutuhan khusus. Pertama belajar tentang semangat pantang menyerah. Coba bayangkan ada anak yang mengaji dan menyanyi dengan keterbatasan. Semangat pantang menyerah diperlukan bangsa. Kedua, adalah keikhlasan," tutur mendikbud.

Pada pembukaan acara peresmian, dua anak penyandang tuna netra unjuk kebolehan dihadapan para tamu undangan,mereka  membaca ayat suci Alquran dan menyanyikan lagu berjudul Ayah.

"Lagu ini menjadi kenangan bagi saya, karena tidak bisa mendampingi ayah saya meninggal ketika saya sekolah di Perancis tahun 1988," tambah Mananging Director Sinar Mas,   Sulistiyanto terharu.

Sumber : Sinar Harapan


Sabtu, 03 Mei 2014

TK TARBIYATUL ATHFAL 41 GELAR KARTINIAN


 Suasana acara memperingatan hari kartini di TK TARBIYATUL ATHFAL 41 Semarang belum lama ini (foto Nur Faiza)

Semarang ,Ri- Memperingati hari Kartini oleh  TK Tarbiyatul Athfal 41 Kelurahan Gemah kecamatan pedurungan semarang diselenggarakan pada hari sabtu 26 april yang lalu  bertempat di halaman Tk setempat .
St, mutmainah, selaku kepala TK Tarbiyatul Athfal 41  dalam sambutanya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada semua pihak  kususnya pada semua wali murid yang mendukung atas terselenggaranya Peringatan Hari Kartini ini . 
Kepala sekolah  mengajak kepada seluruh kaum ibu wali murid untuk meneladani perjuangan Ibu Kartini,. "Melalui buku "Habis Gelap, Terbitlah Terang," ayo kaum ibu bangkit membangun bangsa dan negara,"ujarnya.
"Siswa TK lanjut kepala sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya menjadi cikal bakal pemimpin bangsa tentunya layak untuk menggali sejarah bangsa seperti memperingati hari Kartini,Pada peringatan Hari Kartini kali ini, mari kita tidak hanya seremonial. Tapi kita kenang jasa-jasa Ibu Kartini yang telah mengangkat derajat wanita di mata dunia. Patut kita contoh perjuangan beliau di masa kini,” ucapnya.
 Ada yang menarik dari acara tahunan ini. Meski acaranya  sederhana, tapi tampak wajah anak-anak ceria saat acara berlangsung dengan busana adat masing-masing daerah. Apalagi saat pentas keserasian busana di atas panggung, tampak lucu dan segar. Ada yang kemayu,kenes, luwes, dan lucu ketika memperagakan busana di atas panggung.(iza)

MULTI TAB 1

Pentas Seni & Perpisahan

Pentas Seni & Perpisahan

MULTI TAB 2

Kegiatan Kartinian

Kegiatan Kartinian

MULTI TAB 3

anoman

anoman

MULTI TAB 4

perpisahan

perpisahan

MULTI TAB 5

kartinian 2

kartinian 2


MULTI TAB 6

1

Entri Populer

MULTI TAB 7

Headline

">

MULTI TAB 9

Buku Tamu

MULTI TAB 10

Daftar Blog Saya

MULTI TAB 11




 
KEMBALI KEATAS
') }else{document.write('') } }