NTB, PAUD dan Dikmas. “Ada hikmah dan pembelajaran dari bencana gempa bumi yang terjadi di Nusa Tengara Barat (NTB) kemarin,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar, saat mengunjungi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Masyarakat Lombok Barat yang terletak di Jl. Pariwisata No.11 Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat Provinsi NTB. Kamis (16/8)
Salah satunya bagaimana persiapan sebelum terjadinya dan bagaimana penanganan bencana, misalnya sebelum terjadi bencana banyak bangunan penyelenggara pendidikan yang tidak dirancang bila terjadi bencana seperti gempa. Sehinga banyak bangunan khususnya di satuan PAUD dan Dikmas rata dengan tanah atau terpaksa membangun dari awal, akibat struktur bangunan yang dibuat tidak menggunakan perencanaan secara matang.
Oleh sebab itu pihaknya akan membuat kajian terkait aturan bangunan layak dan aman bagi satuan PAUD dan Dikmas, guna meminimalisir dampak buruk dari suatu bencana baik bagi peserta & tenaga pendidik/ kependidikan. Sedangkan untuk penanganan bencana Dirjen berpendapat agar seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) PAUD dan Dikmas diseluruh Indonesia, agar memiliki cadangan tenda darurat untuk pengungsi atau sebagai tempat pembelajaran sementara bagi peserta didik.
Karena dengan adanya kegiatan pembelajaran bagi masyarakat/ peserta didik dapat menjadi cara menghilangkan/ mengurangi trauma paska bencana, ujar Harris menambahkan. Dalam kunjungan di Lombok, selain mengunjungi SKB Lombok Barat Dirjen juga mendatangi tempat pengungsian masyarakat di Desa Guntur Macan, lembaga penyelenggara PAUD & Dikmas serta staf BP PAUD & Dikmas yang tempat tinggalnya rusak berat akibat gempa.
Turut hadir dampingi kunjungan Dirjen selama di NTB, Zakyno Kepala Sub Bagian Rumah Tangga & Eru Kepala Sub Bagian Data & Informasi Seketariat Ditjen PAUD & Dikmas. Serta Zulfar Konsultan Teknik Bangunan, Kepala Balai Pengembangan PAUD & Dikmas Provinsi NTB Eko Sumardi bersama rombongan.
Sumber: https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/9159.html
Salah satunya bagaimana persiapan sebelum terjadinya dan bagaimana penanganan bencana, misalnya sebelum terjadi bencana banyak bangunan penyelenggara pendidikan yang tidak dirancang bila terjadi bencana seperti gempa. Sehinga banyak bangunan khususnya di satuan PAUD dan Dikmas rata dengan tanah atau terpaksa membangun dari awal, akibat struktur bangunan yang dibuat tidak menggunakan perencanaan secara matang.
Oleh sebab itu pihaknya akan membuat kajian terkait aturan bangunan layak dan aman bagi satuan PAUD dan Dikmas, guna meminimalisir dampak buruk dari suatu bencana baik bagi peserta & tenaga pendidik/ kependidikan. Sedangkan untuk penanganan bencana Dirjen berpendapat agar seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) PAUD dan Dikmas diseluruh Indonesia, agar memiliki cadangan tenda darurat untuk pengungsi atau sebagai tempat pembelajaran sementara bagi peserta didik.
Karena dengan adanya kegiatan pembelajaran bagi masyarakat/ peserta didik dapat menjadi cara menghilangkan/ mengurangi trauma paska bencana, ujar Harris menambahkan. Dalam kunjungan di Lombok, selain mengunjungi SKB Lombok Barat Dirjen juga mendatangi tempat pengungsian masyarakat di Desa Guntur Macan, lembaga penyelenggara PAUD & Dikmas serta staf BP PAUD & Dikmas yang tempat tinggalnya rusak berat akibat gempa.
Turut hadir dampingi kunjungan Dirjen selama di NTB, Zakyno Kepala Sub Bagian Rumah Tangga & Eru Kepala Sub Bagian Data & Informasi Seketariat Ditjen PAUD & Dikmas. Serta Zulfar Konsultan Teknik Bangunan, Kepala Balai Pengembangan PAUD & Dikmas Provinsi NTB Eko Sumardi bersama rombongan.
Sumber: https://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/berita/9159.html
0 komentar:
Posting Komentar