Senin, 23 Desember 2013
Sabtu, 21 Desember 2013
Mengenal Tipe Anak Hiperaktif Dan Cara Mengatasinya
Anak hiperaktif merupakan
tantangan tersendiri bagi para ibu yang dikaruniai anak seperti ini. Karena
anak hiperaktif memiliki keistimewaan yaitu mereka lebih aktif dibandingkan
dengan anak-anak lainnya. Anak hiperaktif cenderung selalu bergerak. Mereka
tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang lama.
Seolah tak pernah kehabisan energi mereka selalu berlarian
kesana kemari, tidak bisa diam dan kerap berlompatan ke segala arah hingga anda
sebagai ibunya sering kewalahan untuk mengejarnya.
Hukuman fisik seperti mencubit, membentak atau memarahinya
bukanlah solusi yang tepat untuk membuat mereka diam atau tenang. Justru anak
yang hiperaktif membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang lebih pula.
Tindakan atau respon yang tidak tepat terhadap sikap mereka bukanlah dengan
cara memarahi atau menghukumnya.
Lebih baik kenali dulu tipe-tipe anak hiperaktif berikut
ini, agar anda dapat bertindak lebih tepat dalam merespon sikap aktif yang
berlebihan dari buah hati anda.
1. Tipe hiperaktif implusif
Anak yang mengalami hiperaktif implusif biasanya lemah dalam merespon. Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari kesana
ke mari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara dan berisik. Selain
itu, ia juga biasa melakukan segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering
kali ditunjukkan ketidaksabaran.
Anak yang mengalami hiperaktif implusif biasanya lemah dalam merespon. Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke
2. Tipe hiperaktif inatensi
Biasanya anak dengan hiperaktif seperti ini tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, sulit diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.
Biasanya anak dengan hiperaktif seperti ini tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, sulit diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.
3. Tipe hiperaktif kombinasi
Biasanya anak kurang memperhatikan aktifitas dan mengkuti permainan atau dalam menjalankan tugasnya karena perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.
Biasanya anak kurang memperhatikan aktifitas dan mengkuti permainan atau dalam menjalankan tugasnya karena perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.
Nah, bila Ibu memiliki anak hiperaktif, beberapa kiat
berikut mungkin bisa diterapkan:
• Berusaha lebih tegas kepada anak
Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik. Dengan cara bagaimana? Yakni memberitahu si anak bahwa Ibu tidak menyukai beberapa tingkah lakunya. Selain itu, Ibu juga bisa melibatkan anggota keluarga untuk menjaga anak secara ketat dan tegas. Namun Ibu, berindak tegas bukan berarti kita lantas sering menghukumnya secara fisik ya. Tetap perlihatkan bahwa Ibu melakukannya karena sayang padanya.
Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik. Dengan cara bagaimana? Yakni memberitahu si anak bahwa Ibu tidak menyukai beberapa tingkah lakunya. Selain itu, Ibu juga bisa melibatkan anggota keluarga untuk menjaga anak secara ketat dan tegas. Namun Ibu, berindak tegas bukan berarti kita lantas sering menghukumnya secara fisik ya. Tetap perlihatkan bahwa Ibu melakukannya karena sayang padanya.
• Disiplin
Sebaiknya Ibu mulai mengajak anak untuk menerapkan pola hidup disiplin. Ibu bisa memberi contoh terlebih dulu, jadikan Ibu sebagai role model (pelaku) agar si anak bisa mengikuti pola hidup disiplin yang sudah Ibu buat. Aturan ini tentu akan membuat si anak lebih fokus pada aturan-aturan yang Ibu berikan. Dalam mengajari anak tentang pola disiplin, jangan bosan untuk terus-menerus mengulangi hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.
Sebaiknya Ibu mulai mengajak anak untuk menerapkan pola hidup disiplin. Ibu bisa memberi contoh terlebih dulu, jadikan Ibu sebagai role model (pelaku) agar si anak bisa mengikuti pola hidup disiplin yang sudah Ibu buat. Aturan ini tentu akan membuat si anak lebih fokus pada aturan-aturan yang Ibu berikan. Dalam mengajari anak tentang pola disiplin, jangan bosan untuk terus-menerus mengulangi hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.
• Menciptakan kegiatan kreatif
Kesibukan orangtua seringkali membuat anak menjadi kurang perhatian. Karena itu luangkan waktu buat anak. Misalnya, mengajak dia melakukan kegiatan kreatif seperti membaca buku, melukis atau menyanyi. Kegiatan ini bisa menenangkan anak yang hiperaktif. Selain itu, ibu juga bisa mengajaknya pergi ke taman agar dia bisa menikmati waktu bermainnya.
Kesibukan orangtua seringkali membuat anak menjadi kurang perhatian. Karena itu luangkan waktu buat anak. Misalnya, mengajak dia melakukan kegiatan kreatif seperti membaca buku, melukis atau menyanyi. Kegiatan ini bisa menenangkan anak yang hiperaktif. Selain itu, ibu juga bisa mengajaknya pergi ke taman agar dia bisa menikmati waktu bermainnya.
• Mengajaknya Berolahraga
Ibu bisa mengajak si buah hati berolahraga selain berguna untuk menyehatkan tubuh juga bisa mengurangi hiperaktif. Salah satu olahraga sederhana yang dapat dilakukan adalah senam di rumah dengan diiringi musik.
Ibu bisa mengajak si buah hati berolahraga selain berguna untuk menyehatkan tubuh juga bisa mengurangi hiperaktif. Salah satu olahraga sederhana yang dapat dilakukan adalah senam di rumah dengan diiringi musik.
sumber: ibudanbalita.com
Senin, 09 Desember 2013
MUDAHKAN BELAJAR SISWA PAUD DENGAN GAME EDUKASI
Peneliti Universitas dr Soetomo (Unitomo)
Surabaya Anik Vega Vitianingsih S.Kom MT merancang “game edukasi” atau
permainan ‘mobile’ untuk pembelajaran yang digunakan guru pendidikan anak usia
dini (PAUD).
“Mendikbud melarang anak PAUD diajari ‘calistung’ (membaca, menulis, berhitung), tapi kalau anak usia 2-3 tahun diajari dengan cara belajar konvensional akan kurang menarik,” kata dosen Teknik Informatika itu.
“Mendikbud melarang anak PAUD diajari ‘calistung’ (membaca, menulis, berhitung), tapi kalau anak usia 2-3 tahun diajari dengan cara belajar konvensional akan kurang menarik,” kata dosen Teknik Informatika itu.
Namun, katanya, game edukasi yang dirancang selama tiga bulan dengan ‘tools’ GameMaker8 itu merupakan media pembelajaran alternatif untuk guru, sehingga guru yang menggunakan media ‘game’ itu akan mengajak anak bermain tapi unsur belajar ada di dalamnya.
“Game yang saya rancang ada empat ‘game’ yakni acak kata, berhitung, puzzle (mencocokkan gambar), dan pilih simbol. Jadi, aplikasi calistung diajarkan oleh guru secara tidak langsung lewat permainan,” katanya.
Untuk permainan Acak Kata, guru tinggal menekan klik “play” dan memilih permainan dengan menekan klik “Acak Kata”, maka akan muncul gambar yang bergerak di bagian atas dan di bagian bawah ada huruf-huruf yang harus dipilih sesuai dengan gambar yang bergerak itu.
Untuk permainan Berhitung, guru tinggal menekan klik “play” dan memilih permainan dengan menekan klik “Berhitung”, maka akan muncul angka-angka dalam bentuk balon yang merupakan jawaban dari soal di bagian bawah, misalnya 3+3=… maka angka-angka yang di-klik 6.
Untuk permainan Puzzle (mencocokkan gambar), guru tinggal menekan klik “play” dan memilih permainan dengan menekan klik “Puzzle”, maka akan muncul angka-angka yang berantakan dan harus disusun dalam urutan yang benar dari 1 hingga 9.
Untuk permainan Simbol, guru tinggal menekan klik “play” dan memilih permainan dengan menekan klik “Simbol”, maka akan muncul gambar di samping kanan atas dengan warna tertentu dan di samping kiri ada gambar yang tertutup awan.
“Gambar di kiri yang tertutup awan harus di-klik dengan warna yang sama dengan di kanan, begitu seterusnya. Semua permainan juga diberi alternatif level yang lebih sulit,” katanya.
Ia menambahkan game edukasi yang dirancang itu sudah dipasang dalam “playstore” pada handphone Android. “Nanti, dapat diunduh oleh masyarakat,,” katanya. @
Sabtu, 23 November 2013
Senin, 22 Juli 2013
MANFAAT ABK , MELAKUKAN MUSIK TERAPI
Musik terapi awal mulanya berasal
dari Palestina dan kemudian masuk ke negara Turki, namun pada perkembangannya
justru musik terapi dikembangkan oleh gereja-gereja Romawi. Terapi musik dapat
diterapkan pada anak berkebutuhan khusus dengan berbagai cara, akan tetapi
hasil yang diperoleh sangat beragam sesuai dengan kondisi yang dialami anak.
Karena banyak hal dari segi
bahasa dan komunikasi yang ditantang dalam proses interaksi. Sifat musik yang
lembut, musik yang tidak terlalu tinggi nadanya dan selaras adalah sesuatu yang
tidak mengancam bagi pendengarannya.
Terapi musik relaksasi secara
umum merupakan suatu terapi dengan mendengarkan berbagai macam bunyi kepada
anak berkebutuhan khusus. Bunyi atau musik yang diperdengarkan dapat merangsang
perkembangan fungsi bahasa verbal / non verbal.
Musik memberikan perasaan tenang
kepada anak, musik dapat memenuhi kebutuhan alami seorang anak untuk menjalin
interaksi sosial dengan orang lain, dapat juga meningkatkan kontak mata dengan
orang lain. Metode dengan terapi musik dapat meningkatkan keterampilan bahasa
pada anak autis, karena nantinya keterampilan berbahasa ini dapat mempengaruhi
baik tidaknya prognosis anak autis.
Selain itu terapi musik juga
dapat membantu mengembangkan potensi atau bakat seorang anak autis khususnya
dibidang seni.
Tujuan Terapi
Musik relaksasi merupakan salah
satu program yang diberikan kepada anak – anak berkebutuhan khusus salah
satunya autisme. Terapi musik dapat membantu kepekaan fungsi kognitif, afektif
dan psikomotor anak–anak kebutuhan khusus. Seperti terapi lainnya terapi musik
diberikan sama halnya dengan terapi yang lain, terapi musik harus diberikan
secara berkesinambungan kepada anak autis.
Fungsi Musik sebagai
terapi, regulasi emosi, nalar, fisiologis, mediasi self, other representasi
simbolis, kordinasi gerak (clayton, 2009). Ekspresi emosi, estetik, hiburan,
komunikasi, representasi simbolis, respon fisik, konformitas, ritual religi,
stabilitas budaya dan integrasi sosial (Merriam, 1964).
Sasaran Terapi
Anak – anak berkebutuhan khusus
yang memerlukan terapi musik/musik relaksasi adalah :
- Autism Spectrum Disorder
High Function
Low Function @IZA